Bandung –
Bagaimana bahasa bekerja? Filsuf kelahiran Austria, Ludwig Wittgenstein punya penjelasan yang rileks Di Konsep Sprachspiel atau ‘permainan bahasa’. Konsep ini menjelaskan Ke antaranya bagaimana kata-kata menjadi bermakna sesuai konteksnya.
Ke Jawa Barat, ada ‘permainan bahasa’ yang benar-benar sebuah permainan, namanya Tatarucingan atau teka-teki Sunda. Tatarucingan ini adalah permainan bertanya dan menjawab.
Tetapi, Untuk pertanyaan yang diajukan, penanya hanya Memberi klu (Kunci), dan jawabannya harus diabstraksi sebaik Mungkin Saja yang berkaitan Di klu itu. Kesamaan latar Kekayaan Budaya Dunia Akansegera memudahkan setiap pertanyaan terjawab.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab, Untuk hal tatarucingan, pertanyaan-pertanyaan yang digunakan semuanya bertautan Di konteks kebudayaan Sunda. Kata-kata seperti jerami, tiwu, angkaribung, tidak Akansegera ‘nyambung’ jika diterjemahkan Ke Untuk bahasa lain.
Seperti tarucing menggunakan kata ‘jaram’ (berarti baksil atau racun) yang Setelahnya Itu menuntut jawaban ‘jarami’ (jerami padi). Misalnya Ke tatarucingan ‘Jaram naon anu ngeureut daging (jaram Ke sini tidak bisa diterjemahkan baksil, baksil apa yang suka memotong daging? Tidak Akansegera ada jawabannya jika diterjemahkan). Jawabannya, jarami. Ya jerami padi yang tajam bisa menusuk daging.
Contoh lain:
Tarucing : Aki-aki ragrag sila (kakek jatuh langsung bersila, apa?)
Jawab : Tai munding (kotoran kerbau).
Penjelasan: Pengertian kakek ialah orang yang sudah sangat tua, dan mendekati mati. Rumput yang dimakan kerbau Disorot cukup lama berada Untuk perut kerbau, sudah tidak berguna lagi dan dibuang. Apabila kerbau berak, kotorannya itu jatuh bertumpuk, dan inilah yang disamakan Di bersila.
Ke bawah ini, detikJabar menghimpun Tatarucingan Sunda. Tatarucingan ini dikutip Untuk berbagai sumber, Ke antaranya Bacaan “Tatarucingan (Teka-teki Sunda)” yang dikumpulkan Henry Tarigan dan Undang Misdan, terbitan Depdikbud RI (1978).
20 Tatarucingan Sunda Di Arti dan Penjelasannya
1. Tarucing : Angka naon anu sok ngelek, ngajingjing, nyuhun? (Angka apa yang suka menggendong, menjingjing, menjungjung?)
Jawab : Angka ribung.
Penjelasan: Angkaribung, maksudnya repot segala dibawa. Tangan yang hanya dua dipakai membawa banyak Produk, ada yang digendong, dijinjing, juga Produk disimpan Ke atas kepala. Kerepotan itu Ke Sunda disebut angkaribung).
2. Tarucing : Asak hiji dua, diala, asak kabéh diantep (matang satu-dua, dipungut, masak semua dibiarkan?)
Jawab : Huis (uban).
Penjelasan: Buah-buahan itu kalau matang satu-dua buah, buru-buru dipetik, apalagi matang semua. Tapi kalau rambut beruban, satu-dua lembar ya dicabut saja, tapi jika putih semua, tidak Mungkin Saja dicabuti Sebab menyebabkan botak.
3. Tarucing : Diragap aya dilieuk euweuh (Diraba ada dilirik tiada).
Jawab : Ceuli (telinga).
Penjelasan: Coba saja raba telingan sendiri Di tangan, tentu ada. Tapi kalau dilirik Di mata sendiri, tanpa menggunakan cermin, tentu tidak Akansegera terlihat. Di Sebab Itu telinga itu dilihat tiada, tapi kalau diraba terasa.
4. Tarucing : Awak tilu, suku sapuluh, panon genep (badan tiga, kaki sepuluh, mata enam).
Jawab : Anu ngawuluku (yang Lagi meluku)
Penjelasan: Ini konteksnya tentang Kebiasaan Agrikultur Ke Sunda, Ke mana lahan sawah digemburkan kembali dan diratakan permukaan lumpurnya Di memanfaatkan kerbau atau sapi. Badan tiga, yaitu orang yang memegang luku dan dua ekor kerbau atau sapi yang Menarik Perhatian luku. Maka jumlah kakinya adalah sepuluh. Di sendirinya pula jumlah matanya adalah enam.
5. Tarucing : Pung ka luhur, pung ka handap mawa awi dua (terbang Ke atas, terbang Ke bawah membawa bambu dua kerat).
Jawab : Langlayangan (layangan).
Penjelasan: Klu-nya adalah sesuatu yang terbang Di bambu dua. Tiada lain adalah bambu itu rangka layangan yang terbang Setelahnya dibalut Kertas.
6. Tarucing : Awakna bodas, uratna hiji (badannya putih, uratnya satu).
Jawab : Peuyeum sampeu (tape singkong).
Penjelasan: Tapai atau tape yang terbuat Untuk singkong yang telah difermentasi Di ragi punya tampilan berwarna putih, Ke Di kudapan khas Jawa Barat itu ada seutas Pada seperti akar yang disebut ‘urat’.
7. Tarucing : Kopeah hejo, baju bodas (kopiah hijau, baju putih).
Jawab : Toge (tauge).
Penjelasan: Tauge yang terbentuk Untuk kacang hijau yang berkecambah punya tampilan yang hijau Ke Pada kepala, dan kecambahnya warna putih. Ini seperti orang berpeci hijau dan berbaju putih.
8. Tarucing : Budak leutik make baju alus wae, lamun ditoel hiber (anak kecil selamanya memakai baju bagus, kalau disentuh terbang).
Jawab : Kukupu (Kupu-kupu).
Penjelasan: Kupu-kupu itu hewan kecil, diserupakan Di anak-anak. Sayapnya yang indah selalu, diserupakan Di baju bagus. Selamanya kupu-kupu itu indah, seperti anak yang selalu berbaju bagus. Tapi kalau dicolek, kupu-kupu Akansegera terbang.
9. Tarucing : Budak leutik mamawa batere (anak kecil membawa senter).
Jawab : Cika-cika (kunang-kunang).
Penjelasan: Kunang-kucang hewan kecil diserupakan Di anak kecil, tapi selalu membawa senter Sebab Pada belakan hewan itu menyala. Itulah Kunang-kunang.
10. Tarucing : Dahar tina beuteung ngising dina tonggong (makan Untuk perut, berak Untuk punggung).
Jawab : Sugu (ketam).
Penjelasan: Perkakasa menghaluskan kayu bernama ketam Ke Sundang disebur Sugu. Cara kerjanya: perut ketam ditempelkan Ke kayu, Setelahnya Itu digosokkan; maka serpihan kayu yang terbawa masuk Ke Untuk perut, dan Ke luar Untuk punggung. Waktu masuk Ke Untuk Disorot makan, Lagi waktu Ke luar Untuk punggung Disorot berak.
11. Tarucing : Beuheungna dicapit, beuteungna ditincak (lehemya dijepit, perutnya diinjak).
Jawab : Gamparan (terompah kayu).
Penjelasan: Terompah Untuk kayu tidak memakai tali, tetapi supaya dapat dipakai berjalan, maka Antara ibu jari kaki Di telunjuk kaki ada sebangsa pasak yang dibentuk halus dan berkepala dan juga berleher, tempat jari menjepitnya. Sedangkan yang dimaksud Di perutnya yaitu Pada terendah yang kena Ke telapak kaki. Itulah sebabnya dikatakan bahwa perutnya diinjak.
12. Tarucing : Dibeuweung diutahkeun (dimamah/kunyah lalu dimuntahkan)
Jawab : Tiwu (tebu).
Penjelasan: Ya demikianlah cara menikmati tebu, yaitu Di dikunyah dan sarinya diminum. Tetapi tebu yang keras itu tidak Mungkin Saja ditelan, maka dimuntahkan. Cara makan tebu Ke Sunda.
13. Tarucing : Buah dina tangkal, tangkal dina buah (buah Ke pohon, pohon Ke buah).
Jawab : Ganas (nanas).
Penjelasan: Buah biasanya ada Ke pohon atau Ke ranting. Tetapi nanas buah tunggal, dan buahnya itu merupakan kelanjutan Untuk batang. Sebab itu fungsi batang Bagi menyangga buah. Dan Ke ujung buah itu terdapat lagi bakal pohon.
14. Tarucing : Poe naon anu cagakan? (Jemuran apa yang bercabang?)
Jawab : Calana panjang (celana panjang).
Penjelasan: Pertanyaan Ke atas menimbulkan bermacam-macam tafsiran. Si penjawab Akansegera menjawab aneka macam Konsumsi yang biasa dijemur. Kalau demikian sulit menemui jawaban yang dituju Si penanya. Sebenarnya yang bercabang adalah celana (panjang). Maka kalau celana (panjang) dicuci Setelahnya Itu dijemur Akansegera terlihat bercabang.
15. Tarucing : Nuar cau kudu nu kumaha? (menebang pisang harus yang bagaimana?)
Jawaban : Nu nangtung (yang tegak).
Penjelasan: Di pertanyaan Ke atas Akansegera timbul asosiasi bahwa pisang bisa Ke tebang apabila sudah tua. Tetapi yang dimaksud Di yang harus ditebang tentulah yang berdiri tegak, Sebab kalau tidak demikian tak usah ditebang, hanya tinggal Membahas saja.
16. Tarucing : Dicangcang ku nu boga lulumpatan, dileupaskeun cicing (diikat Di si pemilik Berlarilah, dilepaskan diam).
Jawab : Sapatu (Kasut).
Penjelasan: Kalau pakai Kasut, yang bertali si pemakai perlu mengikatkan dahulu, Setelahnya Itu Ke mana ia berjalan Kasut itu turut terbawa. Itulah yang dimaksud Di Berlarilah-Berlarilah. Tepi Sebagai Alternatif, kalau talinya dilepaskan, ya berarti Kasut itu dicopot Untuk kaki pemakainya.
17. Tarucing : Diasupkeun heuras, dikaluarkeun leuleus, bijil cai ngeungeunahna (Dimasukkan keras, dikeluarkan lunak, keluar air kenikmatan).
Jawab : Tiwu (tebu).
Penjelasan: Setelahnya dikupas tebu bisa dimakan. Waktu dimasukkan Ke Untuk mulut keras sekali. Setelahnya dikunyah tinggal ampasnya, menjadi lunak. Air tebu itu manis dan enak. Sebab itu dikatakan keluar airnya enak.
18. Tarucing : lndung nyembah ka anak (ibu menyembah kepada anak).
Jawab : Teko jeung cangkir (teko Di cangkirnya).
Penjelasan: Teko adalah tempat menyimpan air minum. Kalau orang hendak minum maka isinya dituang dulu Ke Untuk cangkir. Ke Di menuangkan itu teko harus ditunggingkan seolah-olah sang teko (ibu) menyembah/menghormat kepada sang cangkir (anak).
19. Tarucing : Budak leutik tunggu imah? (Anak kecil menunggui Rumah?)
Jawab : Tulak (palang pintu).
Penjelasan: Palang pintu bentuknya kecil, diserupakan Di anak kecil yang menjaga Rumah, Sebab tulak berfumgsi Bagi mengunci pintu agar pintu tidak terbuka sembarangan.
20. Tarucing : Sirah botak loba kutu (kepala botak banyak kutu?)
Jawab : Onde-onde (kudapan onde-onde).
Penjelasan: Ya, taburan biji wijen yang dilumurkan Ke adonan onde membuatnya bintik-bintik ketika matang. Itu seperti kutu Ke kepala botak.
(iqk/iqk)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: 20 Tatarucingan Sunda Lengkap Di Terjemah dan Penjelasannya