Bandung –
Hewan-hewan yang ada Di Disekitar manusia terkadang punya nama lokal. Nama lokal tentu saja mengandalkan bahasa Area sebagai basisnya. Di Untuk bahasa Sunda, hewan-hewan punya nama lokal berikut anak-anak mereka.
Nama-nama hewan Di Sunda ini Bisa Jadi sudah jarang disebut-sebut Di Area perkotaan. Hal ini boleh Karena Itu Lantaran cara hidup orang Sunda pun sudah berubah, terlihat Untuk jenis pekerjaan yang ditekuninya agak jauh Untuk Perkara Pidana binatang.
Orang kantoran yang setiap hari berada Di perkotaan, barangkali kurang akrab Bersama ‘bagong’ atau babi hutan. Tidak seperti petani tanaman berumbi Di Area perbatasan hutan yang setiap hari berjaga Di kebun agar tanamannya tidak dirusak ‘bagong’. Kekurangakraban ini menjadi lantaran orang yang tinggal Di kota kurang mengenal apa nama Sebagai anak ‘bagong’ misalnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk artikel ini, Berencana dibahas nama-nama binatang Untuk bahasa Sunda. Simak yuk!
Hewan Untuk Bahasa Sunda
Hewan Untuk bahasa Sunda berarti ‘sato’. Selain sebagai nama Sebagai hewan, nama hewan Untuk sejarah Sunda sering dipakai sebagai nama orang.
Ini Bisa Jadi Sebagai Menunjukkan kegagahan seseorang, terutama para bangsawan kerajaan. Misalnya ada nama orang Mundinglaya Untuk cerita pantun Mundinglaya Dikusumah. ‘Munding’ Untuk nama Mundinglaya merujuk Di hewan kerbau yang besar dan gagah lagi bertenaga. Di cerita kerajaan Tanjungsinguru Di Cianjur, tersebut ada nama ‘Munding Kasiringanwangi’.
Untuk cerita patun lain, nama ‘badak’ juga dipakai. Misalnya merujuk kepada tokoh utama Untuk cerita pantun Badak Pamalang. Di naskah wawacan ada yang menggunakan nama burung, misalnya tokoh Gagak Lumayung, dsb.
Selain diambil kegagahannya Sebagai dijadikan nama orang, secara natural orang Sunda Sebelum lama berteman Bersama hewan. Misalnya Di cerita tentang Tangkubanparahu, ada kisah pertemanan Dayang Sumbi Bersama seekor anjing bernama Si Tumang. Di Area timur Jawa Barat, ada kisah Purbasari yang berteman Bersama seekor monyet jenis Lutung Di cerita pantun Lutung Kasarung.
Riwayat yang panjang Ditengah orang Sunda Bersama binatang ini membuahkan nama-nama lokal Sunda Sebagai menyebut hewan-hewan yang ada Di Disekitar lingkungan hidupnya.
32 Nama Anak Hewan Di Sunda
Nama-nama ini dikutip Untuk Bacaan Peperenian (Kandaga, Unak-anik, Rusiah Basa Sunda) susunan Drs. Ahmad Hadi, dkk. (1991):
1. Anak anjing : Kicik atau Kirik
2. Anak bagong (babi hutan) : Begu
3. Anak bandeng : Nanar
4. Anak banteng : Bangkanang
5. Anak bangbung (kumbang) : Kuuk
6. Anak bangkong (katak) : Buruy
7. Anak belut : Kuntit
8. Anak bogo (gabus) : Cingok
9. Anak boncel : Bayong
10. Anak buhaya (buaya) : Bocokok
11. Anak deleg : Boncel/kocolan/kokocolan
12. Anak entog (bebek) : Titit
13. Anak embe (kambing) : Ceme
14. Anak gajah : Menel
15. Anak hayam (ayam) : Ciak/pitik
16. Anak japati (merpati) : Piyik
17. Anak kancra (ikan kancra) : Badal
18. Anak keuyeup (kepiting) : Bonceret
19. Anak kuda : Belo
20. Anak kukupu (kupu-kupu) : Hileud
21. Anak kutu : Kuar
22. Anak lancah : Aom
23. Anak lauk : Kebul/burayak
24. Anak lele : Nanahaon
25. Anak lubang : Leungli
26. Anak maung (harimau) : Juag/aum
27. Anak meri : Titit
28. Anak monyet : Begog
29. Anak munding (kerbau) : Eneng
30. Anak reungit (nyamuk) : Utek-utek
31. Anak sapi : Pedet
32. Anak ucing : Bilatung
(iqk/iqk)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: 32 Nama Anak Hewan Untuk Bahasa Sunda dan Artinya