Denpasar –
Selain dikenal Akansegera keindahan alam dan kebudayaan, Pulau Bali menyimpan beragam Kebiasaan unik. Kebiasaan unik ini hanya ada Ke Bali dan tak ditemukan Ke Lokasi lainnya.
Tak hanya Memperoleh makna yang istimewa, beragam Kebiasaan ini tak jarang Menarik Perhatian perhatian turis Untuk Merasakan dan terlibat langsung. Berikut ini beberapa Kebiasaan unik Ke Bali yang Akansegera sayang apabila dilewatkan.
Kebiasaan Bukakak Desa Sudaji
Bukakak menjadi Kebiasaan istimewa Untuk warga Ke Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Buleleng, Bali. Sebagai warisan leluhur, Kebiasaan Bukakak sudah dilakukan Dari turun temurun Ke Desa Sudaji.
Kebiasaan Bukakak diadakan setahun sekali, tepatnya Ke Purnama Kasa sebagai rentetan piodalan Ke Pura Desa Sudaji.
Adapun tujuan pelaksanaan Kebiasaan ini, yakni Untuk mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Di manifestasinya sebagai dewi kesuburan atau Dewi Sri atas kesuburan tanah serta hasil Pertanian yang melimpah.
Di Itu, Kebiasaan Bukakak juga menjadi momentum Untuk mempererat tali persaudaraan antar warga desa. Walaupun tak ada catatan tertulis, Kebiasaan ini rutin digelar turun-temurun dan Bersama penuh keyakinan.
Omed-omedan
Kebiasaan Omed-omedan Ke Desa Sesetan, Denpasar, Bali biasanya digelar Pada ngembak geni atau sehari Setelahnya perayaan Hari Raya Nyepi. Dilansir Bersama laman resmi Pemerintah Kota Denpasar, Omed-omedan bukanlah ajang Untuk mengumbar nafsu birahi.
Warga Sesetan memaknai Kebiasaan ini sebagai upaya Untuk memperkuat rasa asah, asih, dan asuh antar warga. Khususnya warga Banjar Kaja, Desa Sesetan.
Adapun omed-omedan Di bahasa Indonesia berarti tarik-Menarik Perhatian. Mereka yang terlibat Di Omed-omedan adalah para anak muda berusia 17-30 tahun Ke desa tersebut.
Sebelumnya Omed-omedan berlangsung peserta Akansegera dibagi dua kelompok, yaitu perempuan dan laki-laki. Awalnya, mereka Akansegera berjauhan terlebih dahulu Bersama berbaris memanjang
Setelahnya itu, mereka berlari mendekat kelompok berlawanan dan saling menunjuk antar kelompok. Ke situ mereka yang ditunjuk Akansegera berpelukan sambil ditarik dan disiram air.
Dari beberapa tahun terakhir, Kebiasaan Omed-omedan dirangkai Bersama kegiatan bertajuk Sesetan Heritage Omed-Omedan Perayaan Seni (SHOF). Pengunjung yang ingin Merasakan Omed-omedan juga dapat menikmati rangkaian Kegiatan lainnya seperti pementasan Karyaseni, pertunjukan Bunyi hingga Menampilkan sejumlah booth Usaha Mikro Kecil.
Pemakaman Unik Desa Trunyan, Jenazah Tidak Dikubur
Desa Terunyan atau Trunyan Bali Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom
|
Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Bali Memperoleh Kebiasaan pemakaman unik, Ke mana jenazah Ke sana tidak dikubur. Tetapi, hanya diletakkan Ke bawah pohon Taru Menyan, yang mampu menghilangkan bau jenazah.
Terdapat aturan dan syarat pemakaman Ke Desa Trunyan. Salah satunya jumlah jenazah Ke bawah pohon Taru Menyan tidak boleh lebih Bersama sebelas orang.
Setelahnya Itu, orang meninggal tersebut wajib meninggal secara wajar, telah menikah, dan anggota tubuh lengkap. Dilansir Bersama laman disparda.baliprov.go.id, jenazah Ke Desa Trunyan, jenazah diletakkan Bersama hanya ditutupi kain putih.
Meski begitu, jenazah tidak menimbulkan bau busuk dan tidak dihinggapi serangga. Kejadian Luar Biasa ini disebabkan adanya pohon Taru Menyan, yang dapat Mengintroduksi wangi harum dan mampu menetralisir bau busuk.
Asal usul nama Desa Trunyan, Bersama kata Taru yang berarti kayu dan Menyat yang berarti harum. Pohon ini hanya tumbuh Ke Desa Trunyan Setelahnya Itu Taru Menyam dikenal Bersama Trunyan.
Ngerebeg
![]() |
Kebiasaan Ngerebeg rutin digelar setiap Budha Kliwon Pahang Ke Desa Adat Tegallalang, Gianyar, Bali. Kebiasaan ini sekilas mirip Bersama Halloween Ke Negeri Barat.
Kebiasaan ini digelar menjelang upacara puncak Ke Pura Duur Bingin, yang diyakini Memperoleh banyak ‘panjakan’ atau makhluk tak kasat mata sebagai pengikut sesuhunan pura.
Biasanya, anak-anak dan remaja berdandan menyerupai Bhuta Kala lalu mengelilingi desa sambil berteriak dan membawa perlengkapan upacara.
Mereka berdandan nyentrik dan berkeliling desa sambil mesuryak atau berteriak “eoeo”.
Istilah, Ngerebeg berasal Bersama kata dasar gerebeg yang berarti menyisir Daerah.
Tujuannya adalah Untuk menetralisir unsur negatif Ke desa dan Merencanakan Komunitas menjelang upacara adat. Kebiasaan Ngerebeg telah ditetapkan sebagai Warisan Kearifan Lokal Dunia Tak Benda Bersama Kementerian Pembelajaran, Kebudayaan, Kajian, dan Ilmu Pengetahuan RI Ke 2022.
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: 4 Kebiasaan Unik yang Hanya Ada Ke Pulau Bali, Ada Bukakak-Ngerebeg