Bandung –
Atap Gedung Pusat Kebudayaan YPK Ke Jalan Naripan nomor 7-9, Braga, Kota Bandung roboh Ke Senin (28/10/2024) sore. Gedung ini diketahui berada Ke bawah naungan Dinas Perjalanan Di Luarnegeri dan Kebudayaan (Disparbud) Pemprov Jawa Barat.
Keesokan paginya Sekretaris Lokasi Jabar, Herman Suryatman langsung meninjau lokasi. Ia mengaku bahwa bangunan cagar Kebiasaan Global tersebut adalah bangunan tua yang belum pernah ada perbaikan Ke Dibagian atapnya.
“Memang Ke atap belum pernah ada perbaikan. Kita lihat kayu-kayunya kan kayu-kayu tua, Lalu kondisinya rapuh, Supaya otomatis tidak bisa menahan beban genteng yang pasti itu sangat berat. Supaya hari kemarin roboh,” kata Herman, Selasa (29/10/2024).
Ia mengaku Setelahnya mendengar informasi atap gedung yang dibangun tahun 1930 Dari arsitek Forumekonomiglobal. J. Bel ini roboh, Pemprov Jabar melakukan penanganan penyelamatan warga yang ada Ke Untuk dan Disekitar gedung. Sebab gedung ini memang masih aktif.
Terkini, Gedung Pusat Kebudayaan YPK Ditengah dimanfaatkan Sebagai pameran tunggal AR Soedarto bertajuk ‘Enigma of Live’, yang seharusnya agenda Mutakhir selesai Ke 30 Oktober 2024. Sayangnya, pameran ini harus dihentikan terlebih dahulu sebab adanya insiden atap roboh. Setidaknya ada tiga orang korban Merasakan luka-luka akibat kejadian ini.
“Kebetulan gedung ini dimanfaatkan Sebagai pameran Seni Kekayaan Budaya dan Di ini Lagi ada pameran Seni Kekayaan Budaya lukis. Karena Itu pertama menyelamatkan korban, ada tiga orang korban luka ringan langsung dibawa Di Puskesmas dan sudah kembali Di Tempattinggal masing-masing,” ucap Herman.
Ia pun memastikan ketiga korban Akansegera dibantu agar Memperoleh penanganan sampai Situasi betul-betul pulih. Di Itu, Herman memerintahkan agar dilakukan pengamanan Ke lokasi Gedung YPK Untuk pengunjung, sebab khawatir terjadi roboh susulan.
Sebab, ia melihat siku-siku Ke kayu-kayu atap saling berkaitan dan Ke Dibagian atas masih ada genting. Ia menyebut Pemprov Jabar Akansegera segera melakukan koordinasi Bersama Disperkim, Plh Kadisparbud, dan Kementerian Kebudayaan yang membidangi cagar Kebiasaan Global.
“Tapi kami minta kepada Plh Kadisparbud agar dimonitor, supaya dua orang korban Untuk Situasi baik. InsyaAllah Pemprov jabar ikut bertanggung jawab mengawal dan memastikan secepatnya bisa pulih ketiga korban ini. Mereka adalah penjaga stand pameran, yang dua shock, kalau yang satu ada luka 4 jahitan,” tuturnya.
Atap Gedung Pusat Kebudayaan Ke Bandung roboh Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar
|
Herman menjelaskan bahwa Untuk cagar Kebiasaan Global tentu ada kaidah-kaidah yang harus diperhatikan Untuk perbaikannya, Supaya koordinasi Akansegera segera dilakukan Bersama Kemenbud. Targetnya, Untuk beberapa hari Di Didepan sudah ada desain perbaikan dan bisa segera diselesaikan Sebelumnya musim hujan tiba.
“Ini adalah bangunan heritage, Karena Itu harus dilakukan identifikasi kerusakan, Lalu menyiapkan desain Sebagai perbaikan. Mudah-mudahan beberapa hari ini bisa diselesaikan dan Akansegera dilaporkan Di Pj Gubernur. Kita Akansegera coba carikan jalan keluar agar gedung ini bisa secepatnya diperbaiki dan rehabilitasi, agar Sebelumnya musim hujan datang bisa seperti semula. Kalau dibiarkan lalu hujan, kan Akansegera masuk Di ruang lainnya,” ujar Herman.
Bangunan Sempat Direnovasi Tahun 2019
Soal alokasi dana perbaikan, Herman mengatakan Akansegera melakukan koordinasi Bersama inspektorat Sebagai mencari solusi terbaik dan akuntabel. Ia mengaku kejadian ini sekaligus menjadi pembelajaran, agar lebih awas dan masif Untuk pengawasan gedung cagar Kebiasaan Global.
“Kami Akansegera secepatnya koordinasi Bersama Kemenbud dan Disparbud, Sebagai identifikasi bangunan cagar Kebiasaan Global yang ada Ke Bandung. Kami Akansegera keluarkan surat edaran agar setiap pemerintahan melalukan cek, recheck, and crosscheck. Kalau Ke skala Provinsi ya Akansegera kami lakukan langsung, kalau pengawasan Ke bawah Kota/Kabupaten maka Akansegera dimintakan Di kepala Lokasi, termasuk bangunan yang Untuk penguasaan Kelompok,” kata Herman.
“Sebab cagar Kebiasaan Global kan bangunan tua terutama Ke Disekitar atap banyak yang rapuh, jangan sampai kejadian ini terulang. Kita kan nggak bisa lihat kasat mata, Sebab ketutupan plafon. Karena Itu bangunan seolah baik-baik saja Untuk luar, padahal atapnya kayunya rapuh. Karena Itu kita ambil hikmahnya, Ke satu sisi harus dijaga kelestariannya tapi juga harus diantisipasi, dan tetap melihat kaidah bangunan tua yang ada perlakuan khusus,” sambung dia.
Atap Gedung Pusat Kebudayaan Ke Bandung roboh Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar
|
Ditemui terpisah Kurator Pameran Gedung Pusat Kebudayaan, Isa Perkasa (60) mengaku bangunan ini pernah direnovasi Ke tahun 2019 Di Penyebara Nmassal COVID-19. Tetapi menurutnya, kala itu memang perbaikan sempat menyasar Di Dibagian atap.
“Saya Ke sini sudah Dari 2019, Pada saya Ke sini ya renovasi Mutakhir sekali tahun 2019 itu waktu Covid. Renovasi sebetulnya sampai Di atap, tapi Mungkin Saja beberapa hal bukan lagi Barang Dagangan aslinya Mungkin Saja sebagian udah diganti,” ucap Isa sambil Menunjukkan lokasi atap yang roboh.
Ia pun terlihat mendampingi dan mengarahkan beberapa petugas Diskar PB Kota Bandung Sebagai menyelamatkan beberapa objek Seni Kekayaan Budaya. Setidaknya ada 40 lukisan dan 10 batu alam atau batu mulia yang dipamerkan Ke Untuk gedung tersebut.
“Karya yang rusak banyak, ada sebagian yang sudah diselamatkan tapi ada juga yang tertimpa reruntuhan. Ini pameran AR Soedarto, lalu ada pameran yang batu alam itu Untuk Geolog asal Bandung, Pak Sudjatmiko,” cerita Isa.
“Beliau memamerkan 10 batu alam yang cukup berat ya, puluhan kilo. Batu itu sebagai inspirasi lukisannya. Ini Lagi coba diselamatkan Dari petugas,” tambahnya.
(aau/yum)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Pemprov Jabar Targetkan Perbaikan Gedung YPK Sebelumnya Musim Hujan