Bangli –
Puncak palebon Jero Gede Kawanan (Alitan) Batur digelar Ke Jumat (24/1/2025). Upacara penghormatan terakhir Pada sosok yang dimuliakan Dari warga Batur, Kintamani, Bangli, itu Akansegera menggunakan sarana bade tumpang sia (tingkat sembilan).
Ribuan krama atau warga Desa Adat Batur Akansegera tumpah ruah mengarak bade tumpang sia yang menjulang tinggi Disekitar 22 meter itu. Selain bade beraksen dominan putih, prosesi sakral Pada mendiang juga dilengkapi Didalam patulangan kaang (berbentuk ikan putih).
Patulangan kaang dinilai sangat spesial Sebagai Palinggih Dane Jero Gede Alitan. Pembuatan instalasi berbentuk ikan putih itu Dikatakan sebagai bentuk pengabdian krama kepada Ida Bhatari Dewi Danuh yang bersetana Hingga Pura Ulun Danu Batur.
Jero Penyarikan Duuran Batur menerangkan patulangan kaang dan bade tumpang sia digunakan sebagai penghormatan terakhir ketika Jero Gede Alitan Batur lebar atau wafat. Hal itu tersurat Hingga Di lontar Pratekaning Usana Siwa Sasana yang juga Pada Didalam lontar Rajapurana Pura Ulun Danu Batur.
“Ke lembar 19 lontar Pratekaning Usana Siwa Sasana dijelaskan bahwa Jero Gede Batur yang merupakan panyunggi Ida Bhatara Sakti Batur merupakan seorang danghyang (orang suci) Agar ketika wafat dibenarkan menggunakan bade tumpang sia dan patulangan kaang,” ujar Jero Penyarikan Di keterangannya, Kamis (23/1/2025).
Akademisi Prodi Sastra Jawa Kuna Universitas Udayana ini mengatakan penggunaan bade dan patulangan tersebut juga dikuatkan Didalam Konsep Jero Gede Batur sebagai Dalem Sesanglingan, yaitu sebagai representasi Dalem Bali Sebagai Komunitas subak dan Bali pegunungan.
Itulah sebabnya, Jero Penyarikan melanjutkan, kajang (kain) yang digunakan Di upacara palebon Jero Gede Alitan adalah Kajang Dalem. Sarana itu sangat spesial Sebab dianugerahkan langsung Dari Dalem Klungkung.
“Jero Gede Batur Di susastra kami sesungguhnya adalah seorang raja rsi yang posisinya sangat sentral Untuk Komunitas agraris subak dan Komunitas Bali pegunungan. Ini dapat kita lihat pula Ke lontar Catur Dharma Kalawasan dan sejumlah Kearifan Lokal Hingga sejumlah Desa Batun Sendi Batur,” kata dia.
Sekadar informasi, Desa Batun Sendi Batur adalah 10 desa yang Memperoleh kaitan histori Didalam Desa Batur. Desa-desa tersebut Hingga antaranya Bayunggede, Buahan, Selulung, Sekardadi, Bonyoh, Tanggahan Gunung, Sribatu, Belancan, Katung, dan Sangkaduan.
Patulangan Kaang Dibuat Hingga Ubud
Bade dan patulangan kaang itu dibuat Dari undagi Tjokorda Gde Raka Sukawati Didalam Puri Ubud. Menurutnya, patulangan kaang sangat spesial Sebagai Sebab penggunaannya ditujukan kepada orang yang paling dimuliakan.
“Saya pernah bertanya kepada Ida Nak Lingsir (sulinggih; pendeta) bahwa patulangan ini hanya Sebagai memuliakan orang yang paling dimuliakan, yakni Palinggih Dane Jero Gede Alitan. Beliau pantas menggunakan patulangan kaang tersebut sebagai orang yang paling diutamakan,” kata Raka Sukawati.
Ia menjelaskan patulangan kaang digarap menggunakan kayu, bambu, serta hiasan lainnya. Material utamanya adalah kayu yang telah dipilih dan disiapkan Dari Jero Gede Batur Alitan semasa hidup, sesuai Didalam wasiat Sebelumnya.
“Lama pembuatanya kurang lebih dua minggu. Semua digarap setiap malam sampai jam 1 dini hari bersama Didalam pembuatan bade tumpang sembilan,” ucapnya.
Guru Besar Universitas Udayana itu mengatakan bade tumpang sia dan patulangan kaang yang dia garap merupakan bentuk pengabdian kepada Ida Bhatari Dewi Danuh yang berstana Hingga Pura Ulun Danu Batur.
“Ini bentuk bakti kami kepada Ida Bhatari Sesuhunan Hingga Batur. Saya adalah pangayah Hingga Pura Gunung Lebah Campuhan Ubud, yang juga merupakan sentana Ida Bhatari Batur. Momen ini kami pakai sebagai Semangat ngaturang ayah, sekaligus menjaga kekerabatan Batur-Ubud yang telah terbina Sebelum dahulu kala,” ucapnya.
Sebelumnya, krama Desa Adat Batur juga tumpah ruah mendak (menjemput) patulangan kang Jero Gede Kawanan Batur Ke Rabu (22/1/25) petang. Proses mendak patulangan tersebut diiringi Didalam alunan gong dan prosesi panyamleh Hingga Pertigaan Batur-Payangan, tepatnya Hingga Didepan SDN 1 Batur.
Patulangan yang berwujud raja ikan tersebut dibuat Hingga Puri Saren Campuhan Ubud. Disekitar pukul 16.00 Wita, Komunitas adat Batur menjemputnya Didalam tempat pembuatan Didalam menggunakan truk pengangkut.
Iring-iringan tersebut melewati rute Ubud-Kedewatan-Payangan-Bayunggede-Batur. Proses iring-iringan juga dibantu Dari Komunitas Desa Adat Bunutan, Gianyar. Mereka menempuh waktu Disekitar 2,5 jam hingga akhirnya tiba Hingga Pertigaan Batur-Payangan. Hingga titik tersebut, patulangan diturunkan Sebagai Berikutnya diarak sampai Hingga jaba Pura Ulun Danu Batur.
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Bade Tumpang Sia dan Patulangan Kaang Iringi Palebon Jero Gede Kawanan Batur