Sunyi Di Tepi Citarum dan Kian Terlupakan

Bandung

Aliran Sungai Citarum yang ada Di perbatasan Kecamatan Ciparay dan Solokanjeruk, Kabupaten Bandung terlihat cukup Damai. Meski demikian, volumenya Untuk naik Lantaran kawasan tersebut diguyur hujan.

Tepat Di jalan inspeksi Sungai Citarum yang berada Di Kampung/Desa Bojongemas, Kecamatan Solokanjeruk terdapat sebuah peninggalan sejarah yang tidak banyak diketahui orang. Peninggalan sejarah itu adalah Candi Bojongemas.

Tidak seperti Candi Pramban Justru Borobudur, candi yang berdiri Di pinggir jalan yang ada Di pinggir sungai itu tidak Memperoleh bentuk dan hanya Memperoleh tumpukan batuan yang Memperoleh bentuk beragam, Bersama mulai kubus, bundar, persegi dan lainnya.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di ini kondisinya Lebihterus memprihatinkan. Justru Bagi sebagian Kelompok yang tidak mengetahui sejarah candi ini, mereka Akansegera beranggapan candi itu seperti tumpukan batu tak berguna.

Pasalnya posisinya pun, berdiri Di Di gang sepi Ke permukiman warga, Di Itu bahu jalan dan sempadan Sungai Citarum ditumbuhi tanaman ubi.


detikJabar kembali Berkunjung Hingga Candi Bojongemas, Sabtu, 7 Juni 2025, Sesudah Sebelumnya Itu pernah berkunjung Hingga candi ini Di Oktober 2019 dan Juli 2022 lalu.

Situasi Candi Bojongemas yang Lebihterus memprihatinkan Foto: Wisma Putra/detikJabar

6 tahun berlalu, Situasi candi ini masih sama saja, dibiarkan terbengkalai dan tidak terurus Dari pemerintah.

Hal tersebut dapat dilihat Bersama dokumentasi foto yang dimiliki detikcom, Di 2019 candi ini dikelilingi pagar bambu, meski Situasi batunya tetap bertumpuk tak beraturan, pagar itu digunakan Bagi melindungi benda peninggalan sejarah ini.

Akan Tetapi Di tahun 2022 lalu, pagar bambu yang mengelilingi candi ini sudah hilang. Begitupun Situasi terkini, papan informasi candi ini hampir tak terlihat tulisannya dan dibiarkan berkarat tanpa ada sentuhan Penanganan. Papan informasi itu hanya menyisakan logo Pemerintah Kabupaten Bandung yang masih terlihat jelas.

Dikhawatirkan Warga

Satu jam berada Di sekitaran candi itu, tidak ada juru Kunci yang menunggu candi itu seperti benda-benda peninggalan sejarah yang ditunggu dan dipelihara Dari juru Kunci.

Justru, warga pun jarang melintas Di jalan itu, selain petani yang hendak berkebun atau pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua yang datang Bersama arah Majalaya Ke Sapan.

Beberapa pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua yang ditemui detikJabar juga tak Memahami jika ada candi Di jalan itu.

“Iya enggak nyangka ini candi, soalnya lihat papan informasi saja berkarat gini, tulisannya enggak jelas,” kata Maulana (24).

Kondisi Candi Bojongemas yang semakin memprihatinkanSituasi Candi Bojongemas yang Lebihterus memprihatinkan Foto: Wisma Putra/detikJabar

Menurut Maulana, seharusnya benda peninggalan sejarah itu dirawat Bersama baik dan jangan dibiarkan terbengkalai seperti itu.

“Gak paham juga mengapa sampai dibiarkan seperti ini, sayang kalau batu-batunya hilang,” ujarnya.

“Meski bentuknya tak jelas seperti apa, setidaknya tetap rawat, Lantaran ada cerita sejarahnya,” tambah Maulana.

Beberapa meter Bersama candi itu, detikJabar bertemu Bersama seorang petani bernama Ujang (40). Ujang menyebut, jika candi itu sudah lama dibiarkan terbengkalai dan tidak terurus.

“Udah lama, gitu saja dibiarkan,” ujar Ujang.

Ujang tak mengetahui sejarah candi itu, Akan Tetapi Ujang menyebut jika candi itu harus dijaga agar anak cucu bisa menjaga benda sejarah ini.

“Seharusnya Di benteng, kalau tidak pakai pagar besi,” harap Ujang.

Sejarah Singkat Candi Bojongemas

Dikutip Bersama website Komunitas Aleut, Candi Bojongemas yang Pada ini dikenal Kelompok, sebenarnya dahulunya merupakan bangunan Pasaduan yaitu tempat yang Dikatakan suci dan sangat disakralkan Dari pemeluk ajaran Kandaan penganut mayoritas Kelompok Sunda, ada pun tokoh ajaran Kandaan adalah Rajaresiguru Manikmaya seorang Waisnawa (penganut agama Syiwa).

Sebagai bukti telah ditemukannya arca Durga Nahesasuramardini, penduduk setempat menyebutnya Arca Putri yang sampai sekarang tersimpan Di Museum Nasional Jakarta.

Tidak banyak yang Merundingkan soal candi ini, masih Di website tersebut, menurut Dinas Wisata Internasional dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Di tahun 2011 menyebutkan, bangunan candi itu ditemukan Di Kampung Sukapada, Kelurahan Bojongemas, Kecamatan Solokanjeruk.

Lokasi ini berada Di tepi barat Sungai Citarum Lama. Batu-batu candi ini dipindahkan Lantaran Di lokasi tersebut dilakukan pelurusan sungai. Pada candi yang masih tersisa adalah pipi tangga, ambang pintu, dan balok-balok batu yang kemungkinan merupakan Pada tubuh candi.

Diberitakan Sebelumnya Itu, Herman (50) yang merupakan warga Di mengatakan, posisi candi tersebut awalnya berada Di sungai Citarum. Akan Tetapi telah dipindahkan Dari Kelompok Di pemindahan jalur sungai Citarum.

“Pertama posisinya ada Di Di sungai Citarum. Waktu itu air surut Karena Itu ketemu, digali pake beko, awalnya yang terlihat itu batu atas saja. Sesudah digali ternyata batuannya banyak,” ujar Herman kepada detikJabar, Kamis, 7 Juli 2022 lalu.

Herman tidak mengetahui persis tahun berapa candi tersebut dilakukan pemindahan. Menurutnya yang mengetahui banyak tentang sejarah penemuan candi tersebut Di ini telah meninggal dunia.

“Bersama saya juga lebih tua candi ini, saya kurang tahu dipindahin Hingga sini tahun berapa. Dulu pengurusnya namanya Pak Adam, tapi udah meninggal. Dulu semua koordinasi Hingga Pak Adam, baik Bersama pemerintah atau komunitas dan Kelompok luar Lokasi yang ingin Hingga sini,” katanya.

Berbentuk Menyerupai Kolam Ikan

Herman menjelaskan candi tersebut awalnya berbentuk kolam ikan. Justru, kata dia, terdapat sumber air. “Bentuk aslinya berupa kolam ikan Di tengahnya bangunan candinya, ada ikan berjenis paray, airnya gede Kendati musim kemarau, bisa disebut sumber air lah,” tuturnya.

Kondisi Candi Bojongemas yang semakin memprihatinkanSituasi Candi Bojongemas yang Lebihterus memprihatinkan Foto: Wisma Putra/detikJabar

Menurut Herman, Untuk candi tersebut terdapat batuan Bersama berbagai bentuk. Menurutnya sebagian batuan telah dibawa Hingga museum. “Ada juga batuan yang berbentuk Lisung dan Halu (sebuah alat Bagi menumbuk padi/beras),” kata Herman.

“Baik alat itu, atau sebagian batuan sudah dibawa Hingga museum, ini yang sisanya tinggal segini. Ini juga yang ngerapihin saya,” tambahnya.

Herman menambahkan dulunya candi ini Di pagar Bagi menjaga Perlindungan benda peninggalan sejarah ini. Pihaknya berharap candi tersebut bisa kembali diperhatikan Dari pemerintah. Bersama itu, menurutnya, situs tersebut bisa terjaga.

“Sayang sekarang kondisinya kaya gini, gak ada yang ngurus atau setidaknya memperhatikan, ya bagusnya diurus lagi sama pemerintah,” pungkasnya.

Simak Video “Video Sungai Citarum Karena Itu Lautan Sampah!

Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Sunyi Di Tepi Citarum dan Kian Terlupakan