DENPASAR – Kelompok Desa Adat Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Berkata penolakan tegas Pada Wacana pembangunan fasilitas Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Bersama PT. Dewata Energi Bersih (DEB) Ke Daerah pesisir Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Sidakarya, Bali.
Penolakan resmi itu disampaikan Melewati surat bernomor 140/DA.S/VII/2025, tertanggal 22 Juli 2025, yang ditujukan kepada Ketua Dewan Peningkatan Ekonomi. Surat tersebut disertai Bersama lampiran berita Peristiwa serta pernyataan sikap Bersama banjar-banjar adat dan kelompok nelayan se-Desa Adat Serangan.
“Bersama ini kami memohon kepada Ketua Dewan Peningkatan Ekonomi Sebagai Memberi perhatian dan tidak Mengeluarkan rekomendasi Pada pembangunan FSRU Sidakarya, Sebab kami Bersama tegas menolak Wacana tersebut,” demikian kutipan surat resmi Desa Adat Serangan yang dikirim Bersama kantor desa Ke Jalan Tukad Pekaseh, Denpasar.
Surat tersebut ditandatangani Bersama Bendesa Adat Serangan, I Nyoman Gede Pariartha, bersama jajaran pengurus adat lainnya. Tembusan surat turut dikirim kepada Gubernur Bali, Ketua DPRD Provinsi Bali, Wali Kota Denpasar, dan Ketua DPRD Kota Denpasar.
Di suratnya, Kelompok adat menyampaikan tiga Skor utama alasan penolakan, yakni: Dampak sosial dan ekonomi, pertimbangan adat dan Kearifan Lokal Dunia serta kekhawatiran Pada dampak lingkungan.
Kelompok menilai jarak FSRU yang hanya Disekitar 500–700 meter Bersama pemukiman padat dan kawasan wisata Ke Pulau Serangan Berpeluang merusak estetika Daerah dan Mengurangi rasa aman wisatawan.
“Penempatan kapal gas besar Didekat kawasan wisata kami Berencana menurunkan minat kunjungan dan berdampak serius Ke kelangsungan usaha Usaha Kecil Menengah Kelompok yang bergantung Ke sektor Wisata Internasional bahari,” tegas pernyataan mereka.
Tak hanya itu, Kelompok Desa Adat Serangan juga menyuarakan kekhawatiran Pada rusaknya lingkungan laut. Pada bertahun-tahun, warga telah aktif melakukan konservasi terumbu karang dan menjaga ekosistem bawah laut sebagai daya tarik wisata dan sumber kehidupan nelayan lokal.
“Jangan sampai usaha kami menjaga lingkungan dan membangun Wisata Internasional yang telah berlangsung Pada bertahun-tahun hancur hanya Sebab proyek ini,” tulis mereka.
Bersama surat ini, Desa Adat Serangan berharap seluruh pihak yang berwenang Mengkaji kembali Wacana pembangunan FSRU Sidakarya dan mendengar aspirasi Kelompok yang terdampak langsung. (jay/jon)
Artikel ini disadur –>Wartabalionline.com Indonesia: Tolak FSRU, Desa Adat Serangan Layangkan Surat Di Dewan Peningkatan Ekonomi











