Bandung –
Tari Maranggi Berencana menambah meriah gelaran West Java Perayaan Seni 2025, yang Berencana berlangsung ahri pekan ini, 8-9 November 2025 Hingga Kiara Artha Park, Kota Bandung.
Terinspirasi Di Makanan khas Kabupaten Purwakarta, Sate Maranggi, Tarian Maranggi Berencana ‘menggoyang-kipas’ semua pengunjung yang hadir Hingga area panggung utama.
“Di tusuk sate Hingga panggung tari, semua berawal Di inspirasi yang sama: rasa dan kebanggaan Purwakarta. Tari Maranggi menari Hingga Antara cita rasa dan Kearifan Lokal Global, menggugah selera Bersama gerak yang penuh makna,” tulis akun resmi Promosi Wisata Jawa Barat @smiling.westjava seperti dilihat detikJabar, Kamis (6/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tarian Maranggi sendiri dilakukan Dari perempuan, meski tarian ini diciptakan Dari seniman pria bernama Mpap Gondo Di Disekitar tahun 2015 Hingga Purwakarta.
Para penari membawa kipas Di bambu atau yang Hingga Sunda dikenal sebagai hihid sebagai perkakas tarian itu. ‘Hihid’ dipegang Hingga tangan kiri dan kanan, Sambil Itu tubuh sang penari gemulai melahap Alunan.
Sejumput koreografi Di tarian ini menampilkan adegan seseorang Bersama mengipasi pembakaran sate. Yaitu, seolah-olah ada pembakaran sate maranggi Hingga depannya dan kipas dikibaskan Di Pada atas.
“Gerakan dinamis dan ceria menggambarkan cita rasa Sate Maranggi. Manis, kuat, dan penuh kehidupan seperti Komunitas Purwakarta,” tulis akun @smiling.westjava. Hingga WJF 2025, Tarian Maranggi Berencana ditampilkan Dari para penari Di Sanggar Purwakarta Istimewa.
|
Tari Maranggi Foto: Istimewa
|
Apa itu Sate Maranggi?
Sate Maranggi Di Purwakarta sangat terkenal, meski sate ini dapat ditemukan pula Hingga kawasan Cianjur. Sate ini Memperoleh bumbu yang kuat, menonjol, dan citarasa pedas Di merica. Sate Maranggi biasanya dihidangkan bersama lontong atau nasi timbel sesuai selera.
Ciri khas Di sate ini adalah lemak daging yang menggugah selera. Sebelumnya dibakar, potongan daging sapi Untuk sate Maranggi ini harus dimarinasi Bersama campuran kecap manis dan beberapa rempah.
Setelahnya dibakar hingga matang, sate siap dinikmati. Sebagai pelengkap, sate Maranggi biasa disantap Bersama sambal tomat, sambal oncom, atau ketan bakar.
Tari Maranggi Foto: Istimewa |
Sejarah Sate Maranggi
Berdasarkan data yang dihimpun detikJabar Di laman Kemdikbud, seorang penjual sate Maranggi bernama Bustomi Sukmawirdja atau dikenal Bersama sebutan Mang Udeng diketahui telah berjualan sate Maranggi Di tahun 1962 Hingga Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta.
Tetapi, Pada ini yang lebih dikenal bahwa Sate Maranggi berasal Di Kecamatan Wanayasa, meski menurut informasi yang berkembang, adanya sate Maranggi Hingga Wanayasa adalah tahun 1970, atau lebih muda 8 tahun Di sate Maranggi Hingga Plered.
Hingga Wanayasa, seorang perempuan yang biasa dipanggil Mak Unah telah berjualan sate Dari tahun 1970. Meski dia sendiri tidak menyebut apa yang dijualnya sebagai Maranggi, hanya sebutan sate panggang.
Mak Unah juga telah mengetahui bahwa Hingga Plered Sebelumnya juga telah ada yang berjualan sate, yaitu Mang Udeng. Daging yang digunakan kala itu berasal Di daging sapi atau kerbau. Mak Unah melanjutkan bahwa ia memang Sebelumnya juga menggunakan bahan daging yang sama yaitu sapi dan kerbau.
Disekitar tahun 1965, Mak Unah mencoba menggunakan jenis daging lain Di racikan bumbunya, yaitu daging domba. Menurutnya racikan bumbunya yang dimasak Bersama menggunakan daging domba lebih enak jika dibandingkan menggunakan jenis daging lain.
Mengkaji Di data sejarah Hingga atas, Antara Wanayasa dan Plered terdapat sebuah sinergi yang mencuatkan nama Maranggi sebagai Makanan yang Lalu mengemuka dan menjadi ikon Kabupaten Purwakarta. Memang Di melihat angka tahun, Wanayasa memang lebih muda dibandingkan Bersama Plered.
Tetapi dilihat Di jenis daging yang digunakan membuat kedua Lokasi tersebut dapat dikatakan sebagai awal mula adanya sate Maranggi Hingga Kabupaten Purwakarta. Wanayasa merupakan ‘pencipta’ Di Sate Maranggi Bersama menggunakan bahan dasar daging domba, sedangkan Plered merupakan pencipta sate Maranggi Bersama menggunakan bahan dasar daging sapi dan kerbau.
(tya/tey)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Di Sate Hingga Panggung, Tarian Maranggi Khas Purwakarta Berencana Tampil Hingga WJF 2025












