Bandung –
Di panggung utama perhelatan West Java Perayaan Seni 2024 yang telah lalu, 23-25 Agustus 2024, ditampilkan sebuah tarian Bersama kawasan pantai utara Jawa Barat. Tarian itu bernama Tari Ronggeng Geboy Gaya Namin yang menjadi khas Kabupaten Karawang.
Ronggeng, berasal Bersama kata “Renggana” yang berarti wanita. Sedangkan kata “Geboy” Untuk bahasa Sunda artinya meliuk-liuk. Ronggeng Geboy merupakan tari garapan, yakni tari yang dipadukan Bersama Karya Seni-kesian Kebiasaan setempat yang telah ada Sebelumnya Itu.
Debby Awalia, pendiri Forum Penari Karawang sekaligus staf bidang Langkah Di Dinas Wisata Internasional dan Kebudayaan (Disparbud) Karawang mengatakan tari Ronggeng Geboy merupakan representasi penari ronggeng Melewati pengolahan gerak 3G. Yaitu, gitek-geol-goyang.
“Gerakan-gerakan tari rakyat dan penggabungan Bersama pencugan Untuk Karya Seni Bajidoran Karawang dan juga bodoran Untuk Karya Seni Topeng Banjet yang mengekspresikan rasa gembira Pada menghibur Kelompok,” kata Debby kepada detikJabar, belum lama ini.
Sambil Itu gaya Namin, merujuk Di jaipongan yang musiknya digubah Dari Bah Namin, maestro pengendang Jaipongan yang terafiliasi Bersama Namin Group.
Kepiawaian Bah Namin Untuk memainkan kendang Jaipongan telah menciptakan gayanya sendiri dan Sesudah Itu menjadi baku Untuk sebutan ‘gaya Namin’.
Yang Disajikan Untuk Tari Ronggeng Geboy
Debby Awalia menjelaskan, tari Ronggeng Geboy ini menceritakan tentang para mojang cantik asal Karawang atau sering dikenal sebagai “Ronggeng” yang Lagi menari menghibur Kelompok. Hiburan itu Di mulanya digelar Di pesta-pesta panen.
Khusus Sebagai Ulang Tahun Provinsi Jawa Barat Di-79 yang berlangsung Di kawasan Gedung Sate, Kota Bandung, Dinas Wisata Internasional dan Kebudayaan Kabupaten Karawang menggandeng koreografer muda Sebagai menampilkan Ronggeng Geboy terbaik.
Koreografer muda Akhmad Qois Al Qorni mencoba mengkreasikan gerak-gerak Terbaru Bersama iringan Bunyi kreasi ketuk tilu versi Bah Namin.
“Di West Java Perayaan Seni, tarian ini dibawakan Dari 7 penari. Mereka merupakan para penari Jaipong Ambassador Karawang 2024,” kata Debby.
Duta Jaipong Karawang itu menurut Debby diharapkan menjadi contoh yang bisa meneruskan dan Membuat bakat Untuk karya dan prestasi.
“Berkarya dan berprestasi Untuk melestarikan Karya Seni Kebiasaan dan kebudayaan Karawang Di tingkat nasional maupun internasional,” katanya.
Selintas Bah Namin
Ada dua orang pengendang profesional Bersama Karawang yang muncul Di permukaan dan disebut sebagai maestro. Pertama bernama Suwanda, kedua bernama Namin.
Keduanya merupakan inspirasi Untuk maestro Jaipongan Di Kota Bandung, Gugum Gumbira Bersama grup “Jugala” Untuk menciptakan gerakan-gerakan Jaipongan. Baik Suwanda, maupun Namin yang sengaja didatangkan Di Bandung, Disorot para pengendang yang mampu menerjemahkan ide-ide Gugum Gumbira.
Atang Suryaman Untuk studi berjudul “Inovasi Namin, Hubungan Personal dan Kesenimanan Untuk Peta Perkembangan Jaipongan Bajidoran” menjelaskan nama Suwanda Sesudah Itu lebih sohor ketimbang Namin.
Namin lalu lebih banyak berkiprah Karya Seni Di tiga Lokasi, Karawang, Subang, dan Bekasi. Terutama Bersama kaset rekaman krativitasnya yang menyebar Di tiga Lokasi itu. Berdirilah ‘Namin Group’ yang Bah Namin sendiri telah membersamai grup tersebut Di 40 tahun.
“Ia diakui secara personal Memperoleh kapasitas yang baik Untuk memimpin sebuah grup, dan sekaligus sebagai seniman ia diakui kreatifitasnya Agar memunculkan pengakuan Pada ‘gaya Namin’ yang Menunjukkan kekhasan diri Namin sebagai seniman,” tulis Atang Untuk studi Di Jurnal Makalangan, 2021 itu.
(tey/tey)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Mengenal Tari Ronggeng Geboy Gaya Namin Khas Karawang