Klaten –
Sebuah Rumah Di arsitektur joglo berdiri Ke Di permukiman yang cukup padat Ke Desa Ngrundul, Kecamatan Kebonarum, Klaten. Rumah itu terlihat kosong dan kurang terawat. Pintu dan jendelanya tertutup Pertemuan.
Sedangkan Ke halaman Rumah tersebut terdapat beberapa benda yang diduga cagar Adat Istiadat Dunia yang terlihat sengaja dikumpulkan. Ada beberapa benda yang terbuat Di batu. seperti lingga dan yoni.
Salah satunya adalah lingga yang berisi tulisan mantra. Bentuk lingga tersebut terbuat Di bahan batu andesit Di tinggi Disekitar 50 centimeter Di diameter Pada bawah Disekitar 30 centimeter. Lingga tersebut berbeda Di lingga patok Sebab lebih menyerupai kelopak bunga.
Pada bawah tidak berbentuk segi empat atau delapan seperti Ke lingga umumnya tapi cenderung bulat. Tulisan beraksara Jawa kuno berada Ke Pada atas melingkar.
Selain lingga mantra tersebut, Ke halaman Rumah tersebut juga terdapat beberapa lingga patok, yoni, batu-batu bertakik, dan beberapa batu patok bertuliskan angka alfabet patok sawah atau kebun.
Ternyata, Rumah yang kini sudah kosong itu dulunya milik kepala desa yang menjabat Ke awal kemerdekaan, yang biasa disebut Di Mbah Lurah.
“Itu Rumah Mbah Lurah Sepuh ( tua). Lingganya ada 2-3 disana,” ungkap Kaur Umum Pemerintah Desa Ngrundul, Kecamatan Kebonarum, Widiyanto kepada detikJateng, Sabtu (7/9/2024) siang.
Dia menurutkan, batu-batu kuno itu berasal Di Disekitar desa tersebut yang dulunya dikumpulkan Di pemilik Rumah. Meski kini Rumah itu telah kosong, pihaknya ikut mengawasi benda itu agar tidak hilang.
“Semampu Di pemerintah desa, Rumah Sambil kosong. Kita lewat mengawasi, yang penting jangan sampai hilang,” imbuh Widiyanto.
Sambil pegiat sejarah dan cagar Adat Istiadat Dunia Klaten, Hari Wahyudi Berkata lokasi lingga itu Rumah kades lama Ke tahun 1945-1950.
Berdasarkan cerita Di kerabat pemilik Rumah maupun warga Disekitar, benda-benda tersebut dulunya sengaja dikumpulkan Di pemilik Rumah.
“Dulu Mbah Lurah Di masih menjabat mengumpulkan benda -benda semacam itu Ke Disekitar Ngrundul. Mbah lurah dulu juga mengumpulkan semacam patok Di beberapa lokasi sawah dikumpulkan Ke rumahnya, entah Untuk apa,” ungkap Hari kepada detikJateng.
Menurutnya, benda-benda tersebut sering menjadi objek Eksperimen, terutama lingga mantra. Beberapa peneliti Melakukanlangkah-Langkah membaca tulisan yang ada Ke batu tersebut.
“Inskripsi Jawa kuno bunyinya ” takki hun jah”. Pembaca inskripsinya Goenawan Sambodo, Titi Surti Nastiti dan Arlo Griffith,” terang Hari.
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Ada Rumah Kosong Simpan Benda Purbakala Lingga-Yoni Ke Klaten, Punya Siapa?