Surabaya –
Menyimak Pertunjukan Musik Di panggung? Itu sudah biasa. Bagaimana jika pergelaran itu dihelat Di Untuk gua? Yang pasti, bukan saja beda atmosfernya, nuansa Bunyi yang tersaji juga bakal istimewa.
Begitulah gambaran event ‘Gema Tabuhan’. Event musikal akbar yang Berencana digelar Minggu (8/12/2024) Di komplek Gua Tabuhan, Desa Wareng, Kecamatan Punung.
“Ini adalah pergerakan Komunitas Untuk membaca dan menjaga kebudayaan mereka sendiri. Pacitan Memperoleh cagar Kearifan Lokal Dunia yang luar biasa, dan ini adalah salah satunya,” jelas Feri Elwafa, salah satu pengisi Peristiwa Yang Berhubungan Bersama event yang digawangi Kementerian Kebudayaan RI tersebut.
Perayaan Seni Kearifan Lokal Dunia Gema Tabuhan, kata Feri, Berencana dimulai pukul 10.00 WIB dan berakhir pukul 17.00 WIB. Dirinya berharap kegiatan kali ini merupakan awal yang baik Bersama Konsep Peristiwa rutin berkelanjutan yang Berencana diadakan saban tahun. Komunitas pun menjadi tuan Tempattinggal sekaligus penjaga Kebiasaan milik mereka sendiri.
Feri menuturkan, pertunjukan Di Untuk gua Berencana menjadi pembuka, disusul pawai Kearifan Lokal Dunia Di Disekitar mulut gua, dan diakhiri Bersama prosesi Pisowanan Tetabuhan. Ritus ini menjadi simbol rasa syukur Komunitas kepada Sang Pencipta atas karunia yang diberikan berupa Gua Tabuhan nan memesona.
“Kami ingin menyampaikan bahwa Di sini ada hal penting, bukan hanya Untuk Pacitan tetapi juga Untuk Indonesia,” ujarnya.
Keberadaan Gua Tabuhan Pada ini menjadi daya tarik tersendiri Untuk wisatawan. Terutama Sebab karakteristik stalagtit dan stalagmit Di dalamnya. Jika ditabuh Bersama ritme dan harmoni tertentu, bunyi yang dihasilkan menyerupai gamelan Jawa. Bunyi gua itu kerap menjadi sajian Untuk turis yang datang.
Kali ini, Bunyi yang ditampilkan Memperkenalkan sentuhan yang sama sekali berbeda. Para seniman tak Berencana menggunakan bebatuan gua sebagai alat Bunyi. Atmosfer luas Di dalamnya justru Berencana dijadikan ruang akustik sebagai penyempurna Bersama lima instrumen yang dimainkan. Mulai Bersama gamelan, kempul, gong, hingga drum.
“Kami menemukan nuansa irama Bunyi Bersama batu yang ditabuh Di goa tabuhan yang tidak dimiliki Bersama goa lainnya,” ungkap kurator kegiatan, Ignatia Nilu.
Sebenarnya, lanjut Ingatia, ide kegiatan ini muncul Dari lama, tepatnya tahun 2019. Kala itu dirinya diajak Ketua Dekranasda Pacitan, Efi Suraningsih, Untuk Melakukan Kunjungan Di Goa Tabuhan. Bersama perjalanan itu, Ignatia dibuat terkesima Bersama keindahan interior gua serta bunyi yang dihasilkan.
Bersama Pada Itu proyek pun dimulai. Waktunya panjang, dilandaskan beragam Studi serta pertimbangan, terutama Yang Berhubungan Bersama apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan Di Untuk gua Pada event berlangsung. Semata Untuk menjaga kelestariannya.
“Gua Tabuhan Memperoleh sejarah heliosentrik, Di mana Di tahun 1700-an dua arkeolog menemukan benda keras Di Untuk goa yang Memperoleh karakteristik suara perkusi unik. Ini menjadi representasi kebudayaan Di sini,” papar Ignatia.
Di kesempatan yang sama Kepala Dinas Wisata Internasional, Pemuda, dan Aktivitasfisik (Disparpora) Kabupaten Pacitan, Turmudi mengapresiasi terselenggaranya event yang Mutakhir pertama digelar. Menurutnya, nilai akustik luar biasa yang dimiliki Gua Tabuhan perlu diketahui khalayak luas agar destinasi wisata ini kembali ramai dikunjungi.
Bersama Pemberian Komunitas dan pemerintah, Gema Tabuhan diharapkan menjadi salah satu event unggulan Untuk mempromosikan Pacitan sebagai destinasi Kearifan Lokal Dunia dan wisata yang istimewa. “Event ini tidak hanya menonjolkan kebudayaan lokal, tetapi juga potensi wisata yang unik. Kami mendukung penuh ajang seperti ini,” pungkas Turmudi.
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Atmosfer Istimewa ‘Gema Tabuhan’, Pertunjukan Musik Bunyi Untuk Gua Di Pacitan