Paguron Silat Cimande yang dipimpin Didi Supriadi punya cara jitu menghindarkan anak Didalam dampak negatif keterlaluan bermain gadget. Tiada lain, Ki Didi, demikian sapaan akrabnya, menggunakan silat sebagai jalannya.
Ki Didi mengungkapkan, Di memimpin workshop pencak silat Di West Java Perayaan Seni (WJF) 2025 yang berlangsung Di Kiara Artha Park, Kota Bandung, Sabtu (8/11/2025).
Dahulu kala, ‘talek’ atau janji orang yang Berencana belajar Silat Cimande yang merupakan silat tertua Di Jawa Barat, harus diucapkan ketika orang tersebut berumur 17 tahun. Tetapi, Kebugaran Di ini membuat Ki Didi melakukan penyesuaian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ki Didi yang lahir tahun 1965 sendiri telah belajar silat Sebelum umur 12 tahun, dan telah mengajar silat Sebelum Sebelumnya tahun 1990. Dahulu, dia mendatangi kampung-kampung sunyi Untuk ‘jemput bola’ mengajarkan silat.
Kini, Di perguruannya Di Kampung Babakan Tarikolot, Desa Cimande, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, dia tak kekurangan murid. Setiap hari minggu, tak kurang Didalam 100 orang, Didalam mulai umur 4-5 tahun, remaja, sampai dewasa, belajar silat kepadanya.
“(Dahulu) kalau talek itu usia 17 tahun. Tahun 1990 Hingga bawah, kalau sekarang menunggu usia 17 tahun, kita Mengetahui kemajuan Keahlian telah berkembang, kalau menunggu 17 tahun keburu hancur generasi muda,”
“Dan memang sudah saya jalankan Sebelum 1991. Saya syiarkan (silat) Hingga usia pradini 4-5 tahun sampai dewasa. Antisipasi menyiarkan Sebelum pradini, kami antisipasi dampak negatif Didalam kemajuan Keahlian, mengimbangi Didalam tradisional kita,” kata Ki Didi.
Salah satu butir talek adalah menghormati kedua orang tua. Sambil Di ini, orang tua banyak mengeluh waktu berharga anak-anak mereka habis percuma Sebab anak lebih senang bermain Telepon Genggam.
“Didalam tahun 2005 Hingga sini ada talek Untuk anak-anak 4-5 tahun. Sebelumya (penyesuaian talek) masih takut dipelototi orang tua (sesepuh). Sekarang, lahirnya hape (smartphone), saya antisipasi dan sudah punya feeling, anak Berencana terkontaminasi Didalam (dampak negatif) kemajuan Keahlian,” kata Ki Didi.
Dia sendiri merasakan dampaknya kini. Silat membuat anak-anak punya batasan tersendiri Di hubungan mereka Didalam gadget. Orang tua juga banyak yang mengapresiasi langkah Ki Didi itu.
“Alhamdulilah saya punya aturan setiap generasi (santri silat Cimande) tidak boleh keterlanjuran menggunakan hape. Batas penggunaan setiap hari sampai jam 21.00, ada batas yang dilihat, juga batas yang diketik. Alhamdulillah yang ikut talek, anak-anak itu, yang penting bagaimana cara Mengurangi hape, dan itu dampaknya positif sekali,” katanya.
Ki Didi berharap, langkahnya Hingga Bandung hadir Di West Java Perayaan Seni 2025 diharapkan menginspirasi banyak pihak yang menyimaknya memperagakan silat Cimande dan menjelaskan nilai-nilai yang terkandung Di setiap gerakannya.
West Java Perayaan Seni 2025 didukung Didalam Bank BJB (Official Banking Partner), Le Minerale (Official Mineral Water), serta sejumlah Penyandangdana lain yang turut berpartisipasi Di kemeriahan Peristiwa ini diantaranya PT Perusahaan Gas Negeri Tbk (PGN), dan Tolak Angin.
Halaman 2 Didalam 2
Simak Video “Video: Dayeuhkolot Bandung Genangan Air Lagi, Warga Ngaku Sudah Capek“
(mso/mso)
–>
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Cara Paguron Silat Cimande Lindungi Anak Didalam Dampak Negatif Gadget











