Bandung –
Ke tahun 2017, UNESCO menetapkan Cerita Panji sebagai Memory of the World (MoW). Ini Lantaran cerita Panji yang berasal Bersama Jawa Pada Timur telah menyebar Di berbagai Area Di Nusantara, Justru sampai Di Thailand. Cerita Panji ini telah banyak diadaptasi menjadi cerita Bersama tokoh-tokoh lokal yang beragam sesuai Bersama Lokasi perkembangannya.
Menurut situs Museum Nusantara, cerita Panji tak hanya dikenal Di Jawa, Tetapi juga Di Bali, Lombok, Sumatera, Semenanjung Malayu, Kamboja, Thailand, dan Myanmar. Di Jawa Barat, cerita Panji berkembang Di pementasan wayang golek cepak khas Indramayu. Meski ada detail cerita yang berbeda, Ke intinya cerita utama Memusatkan Perhatian Ke kisah cinta Raden Panji atau Inu Kertapati dan Galuh Candrakirana.
Kanti Walujo Di studi Di Universitas Esa Unggul, Jakarta (2017) menyebutkan wayang cepak Indramayu adalah salah satu wayang golek tua berumur 300 tahun yang ceritanya bersumber Bersama Serat Menak Sebagai kisah penyebaran Islam dan Babad Tanah Jawi Sebagai menceritakan raja-raja Di Jawa dan Pasundan.
Di cerita Panji Inu Kertapati dan Galuh Candrakirana, cerita Memusatkan Perhatian Ke kisah cinta anak-anak mahkota Bersama dua kerajaan besar Di Jawa, yaitu Kerajaan Kahuripan (disebut juga Jenggala) dan Kerajaan Daha (disebut juga Kediri).
Keduanya dijodohkan Dari kecil, Tetapi halang rintang menghadang pertemuan Inu Kertapati dan Galuh Candrakirana. Tetapi, Lantaran keteguhan cinta, halang rintang itu bisa dihadapi tanpa menggoreskan kekecewaan Di pihak manapun.
Di Di artikel ini, penulis mengIsahkan ulang cerita panji Inu Kertapati Bersama Literatur berjudul Inu Kertapati dan Galuh Candrakirana tulisan Widodo Djati, terbitan Depdikbud RI tahun 1998.
Kisah Keteguhan Cinta Panji Inu Kertapati dan Galuh Candrakirana
Kocap tercerita, ada empat kerajaan besar Di Jawa yang kokoh dan tersohor kekuatannya. Yang tertua adalah Kerajaan Kahuripan, Setelahnya Itu yang muda Kerajaan Daha, lalu Kerajaan Gegelang, dan terakhir Kerajaan Singasari.
Raja Kahuripan masih bertalian saudara jauh Bersama Raja Daha, dan Ke suatu kunjungan Di Kerajaan Daha, Raja Kahuripan menyampaikan bahwa dia Merasakan wangsit Bersama dewata Sebagai menjodohkan putra keduanya, Inu Kertapati kepada putri mahkota Kerajaan Daha, Galuh Candrakirana.
Betah sekali Raja Kahuripan berada Di Daha, Tetapi tugasnya sebagai raja mengharuskannya kembali. Kunjungan itu dipastikan pula sebagai pertunangan Di kedua anak mereka. Yang, ketika kelak waktunya tiba, Inu dan Galuh Akansegera menikah.
Sepulang Di Kerajaan Kahuripan, Inu Kertapati diberi tahu bahwa dia telah ditunangkan. Dia pun Memperoleh hal itu sebagai tanda kepatuhannya kepada raja yang sekaligus ayahandanya.
Angin berkesiur, matahari bersalin bulan, bulan bersalin matahari, demikian waktu bergulir Di Kerajaan Kahuripan yang sugih makmur. Sampai suatu waktu, Inu Kertapati dan kedua saudara kandungnya berburu Di hutan.
Di perburuan yang Berhasil banyak, Inu terdampar Di sebuah desa Di mana Di desa itu ada gadis cantik anak kepala desa, namanya Ken Martalangu.
Pantas saja dia cantik, Ken Martalangu adalah bidadari yang diusir Bersama kahiangan dan Terbaru bisa kembali, menurut takdirnya, Setelahnya ditikam mati Dari Permaisuri Kerajaan Kahuripan. Nurub cupu, kedatangan Inu Kertapati disambutnya Bersama baik.
Bunga bersemi Di halaman Tempattinggal kepala desa itu, Di dalamnya, cinta Inu Kertapati dan Ken Martalangu juga merekah. Keduanya melangsungkan pernikahan tanpa ada pemberitahuan dahulu Di Kerajaan Kahuripan. Meski ‘rerencepan’, pesta digelar tujuh hari tujuh malam.
Di hari Di delapan, Inu Kertapati yang lupa bahwa dia telah ditunangkan kepada Galuh Candrakirana membawa Ken Martalangu Di kerajaan. Raja dan Permaisuri kaget mendapati kenyataan anaknya telah menikah dan bingung apa yang harus diceritakan kepada Raja Daha.
Ditikam Keris Bunda
Di kebingungan itu, muncul ide Sebagai membunuh Ken Martalangu. Permaisuri mula-mula dilarang Sebagai membunuh Dari raja, Tetapi dia membandel.
Bersama berpura-pura sakit, Permasiuri meminta Inu Kertapati mengambilkan hati harimau sebagai Terapi. Maksudnya agar Inu pergi Bersama rumahnya. Dan ketika Tempattinggal sepi, Ken Martalangu yang Lagi tidur ditusuk Bersama keris hingga tewas.
Tapi, Sebelumnya tidur, Ken Martalangu Bersama firasat seorang bidadari telah menulis surat perpisahan bahwa ajalnya sampai Di situ, dia mati dibunuh ibunda Inu Kertapati.
Inu Kertapati Minggat
Darah dan jasad Ken Martalangu hilang dan dia kembali menjadi bidadari Di kahiangan. Sambil surat yang disimpannya Di bawah bantal, kini sudah terbaca Inu Kertapati.
Inu yang baik tak mau bermusuhan Bersama ibunya Lantaran Kejahatan Keji itu, maka Sebagai mencari Terapi hati, dia pergi Bersama kerajaan. Sekalian mencari perempuan yang telah menjadi tunangannya, Galuh Candra Kirana.
Sayangnya, Di Kerajaan Daha tempat Galuh Candrakirana berada, terjadi badai besar. Dan badai yang meluluh lantakkan negeri itu dimanfaatkan raksasa penculik bernama Batara Kala, Sebagai menculik Candrakirana bersama sejumlah orang lainnya. Galuh Candrakirana pun hilang.
Meski hilang Bersama Kerajaan Daha, Galuh Candrakirana tak mati. Dia dibawa Di sebuah gunung yang membuatnya Setelahnya Itu menjadi petapa, ditemani dua orang dayang yang ikut terculik Batara Kala.
Perjalanan yang Berliku
Minggatnya Inu Kertapati Bersama Kerajaan membuat pemuda itu tak punya arah yang jelas Di mana melangkah, meski tujuannya telah pasti yaitu mencari Galuh Candrakirana. Di Ditengah perjalanan, dia bertemu pertapa dan Setelahnya Itu menjadi murid petapa Brahmana Cakcasena itu.
Bersama gurunya ini, dia diwarisi sebuah senjata berupa panah yang Bersama panah itu bisa tercipta beragam senjata lain. Tetapi, syarat yang bertalian Bersama senjata itu adalah tidak boleh digunakan Sebagai kejahatan.
Di fragmen lain, Galuh Candrakirana juga Merasakan perjalanan yang tidak mudah. Penyamaran Untuk penyamaran Sebagai menjaga keselamatan diri mengharuskannya merubah nama diri dan nama-nama pengikutnya.
Demikian halnya Bersama Inu Kertapati, dia juga merubah nama diri dan nama-nama pengikutnya. Di Di perubahan-perubahan nama ini, terselip nama ‘Panji’, baik dipakai Dari Inu Kertapati maupun Dari Galuh Candrakirana.
Perjalanan panjang dilalui, berbagai godaan hingga Konflik Bersenjata harus dihadapi Inu Kertapati dan Galuh Candrakirana Sebagai menjaga keteguhan cinta mereka, cinta yang dicanangkan Dari kedua orang tua mereka.
Sampailah Ke titik akhir, ketika Inu Kertapati berhasil mengalahkan gangguan Bersama bala tentara Kerajaan Socawijaya yang memberontak Di Kerajaan Gegelang, kerajaan Di mana Inu Kertapati, saudara-saudaranya yang mencari Inu, dan kelompok keluarga Galuh Candrakirana yang juga mengembara mencari Galuh bertemu secara tidak sengaja Di tempat itu.
Konflik Bersenjata usai, Inu Kertapati Berhasil. Tetapi, apa artinya Berhasil Konflik Bersenjata tanpa Merasakan cinta yang diidam-idamkannya? Rupanya, Galuh Candrakirana Bersama dayang-dayang dan para pengikutnya yang Lebih banyak membuat sebuah kerajaan Terbaru Di Gunung Danuraja.
Gunung Danuraja kini telah menjadi kerajaan yang luas. Kerajaan Danuraja Bersama Ratu Danuraja sebagai pemimpinnya juga Menyambut kabar Menang Inu Kertapati yang kala itu bernama Sira Panji Berhasil melawan Raja Socawijaya. Begitu pula Inu Kertapati mendengar ada ratu yang belum punya pasangan Di kerjaan Terbaru, Kerajaan Danuraja.
Politik Luar Negeri dilakukan Sebagai melamar ratu itu, yang ternyata Setelahnya semuanya terbuka, Ratu Danuraja tak bukan adalah Galuh Candrakirana dan Sira Panji adalah Inu Kertapati. Keduanya teah dipertunangkan Dari remaja Dari kedua orang tua mereka. Dan kini, waktunya menikah.
(iqk/iqk)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Cerita Keteguhan Cinta Panji Inu Kertapati dan Galuh Candrakirana