Ciamis –
Cagar Kekayaan Budaya Dunia merupakan warisan masa lalu yang menyimpan nilai penting Bagi sejarah, Belajar, dan kebudayaan. Keberadaannya wajib dilestarikan agar tidak rusak, punah, atau terlupakan.
Upaya pelestarian ini kini digencarkan Pemerintah Kabupaten Ciamis Melewati Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Aktivitasfisik (Disbudpora) Ciamis, Bersama mengusulkan 16 objek cagar Kekayaan Budaya Dunia Hingga tingkat Jawa Barat.
Kepala Disbudpora Ciamis, Dian Budiyana, mengatakan pengusulan tersebut ditujukan Bagi melindungi sekaligus melestarikan warisan Kekayaan Budaya Dunia Di Tatar Galuh. Selain mencegah kerusakan dan kepunahan, langkah ini juga menjadi upaya mencegah potensi alih fungsi yang dapat mengancam keberadaan cagar Kekayaan Budaya Dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Cagar Kekayaan Budaya Dunia ini sangat penting Bagi Belajar, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan. Ini adalah aset Lokasi yang kelestariannya harus kita jaga,” kata Dian, Rabu (17/12/2025).
Menurutnya, penetapan cagar Kekayaan Budaya Dunia Di tingkat provinsi diharapkan dapat Meningkatkan kesadaran publik serta menumbuhkan rasa bangga Kelompok Pada warisan Kekayaan Budaya Dunia Lokasi yang Memperoleh nilai historis tinggi.
“Harapannya, Bersama penetapan ini, perlindungan dan pengelolaan cagar Kekayaan Budaya Dunia Di Ciamis bisa Lebih maksimal,” pungkas Dian.
Adapun 16 objek cagar Kekayaan Budaya Dunia yang diusulkan meliputi Situs Bojong Galuh Karangkamulyan, Gunung Susuru, Astana Gede Kawali, Samida, Situs Tambaksari, Situs Gandoang Wanasigra, Candi Ronggeng, Situs Geger Emas, Situs Piktograf Citapen, Gua Aul, Situs Galuh Salawe, struktur makam RAA Kusumadiningrat, Pendopo Kabupaten Ciamis, Mantan Kantor Kewedanaan Ciamis (kini Kantor Penyelenggara Pemilihan Umum Ciamis), makam Adipati Arya Panji Jayanegara, serta makam Prabu Dimuntur.
Daftar 16 Cagar Kekayaan Budaya Dunia Di Ciamis
1. Situs Bojong Galuh Karangkamulyan
Situs Karangkamulyan adalah peninggalan penting Untuk Kerajaan Galuh, salah satu kerajaan Sunda kuno yang berjaya Di abad Hingga-7 hingga abad Hingga-9, menjadikannya situs peninggalan masa Hindu-Sunda kuno Di Jawa Barat. Situs ini terkenal Bersama kisah Ciung Wanara sebagai pusat Kerajaan Galuh pertama, dan merupakan cagar Kekayaan Budaya Dunia Bersama peninggalan seperti: Batu Singgasana (Pangcalikan), Sanghyang Bedil, Penyambungan Ayam, Lambang Peribadatan, Cikahuripan, Panyandaan, Pamangkonan, Makam Adipati Panaekan, dan Parit Kuno (Patimuan). Lokasinya berada Di Jalan Nasional Ciamis-Banjar, tepatnya Di Dusun Karangkamulyan, Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.
2. Gunung Susuru
Situs Gunung Susuru merupakan peninggalan sejarah Di masa Kerajaan Galuh. Situs ini Yang Berhubungan Bersama erat Bersama legenda Kerajaan Galuh Kertabumi dan diperkirakan berasal Untuk periode klasik Di abad Hingga-6 hingga Hingga-7 Masehi. Peninggalan Di situs ini Menunjukkan adanya Kegiatan keagamaan Kelompok penganut megalitikum yang mengagungkan arwah leluhur, berupa struktur Punden Berundak, Batu Patapaan I sampai IV, Makam Kuno Prabudimuntur, Batu Tangga/Pasarean, dan Gua Kemuning. Lokasinya Di Desa Kertabumi, Kecamatan Cijeungjing.
3. Astana Gede Kawali
Situs Astana Gede Kawali merupakan kompleks peninggalan sejarah dan Kekayaan Budaya Dunia masa lampau, yaitu Di masa Kerajaan Sunda-Galuh yang berpusat Di Kawali Di abad Hingga-14 Masehi. Situs ini berada Di kaki Gunung Sawal. Di Untuk situs terdapat peninggalan masa lalu: Prasasti Kawali I sampai VI, Batu Pamuruyan, Batu Palinggih, Makam Adipati Singacala, Makam Pangeran Usman, Cikawali, dan Peninggalan Arkeologis lainnya.
4. Situs Samida
Situs Samida merupakan peninggalan Kekayaan Budaya Dunia Untuk masa Kerajaan Di Tatar Sunda, yang terdapat Di dua Area, yaitu Di Area Kerajaan Galuh (Ciamis) dan Di Area Kerajaan Sunda (Bogor). Berdasarkan informasi Untuk Prasasti Batutulis, penamaan samida merujuk Di suatu lahan/kawasan yang berfungsi sebagai hutan yang dibuat Bersama Sri Baduga Maharaja Di 1455 M. Lokasinya berada Di Desa Sirnajaya, Kecamatan Rajadesa.
5. Situs Tambaksari
Area Situs Tambaksari merupakan suatu cekungan sedimentasi yang dikenal Bersama sebutan Cekungan Cijolang dan berumur Pliosen Ditengah (dua juta tahun yang lalu). Disebut demikian Lantaran menurut von Koeningswald, fosil-fosil vertebrata yang ditemukan Di Cijolang Menunjukkan fauna tersendiri, Bersama ciri fosil penunjuk yaitu *Merycopotamus nanus lydekker*.
Fosil Fauna Cijolang yang termasuk sebagai fosil penunjuk *Merycopanus nanus* yaitu *Hipopotanus (Hexaprotodon) simplex* (kuda nil), *Cervus sp* (rusa), dan *Stegodon sp* (gajah). Fosil fauna yang pernah ditemukan Di kawasan Tambaksari Di antaranya kerbau, rusa, buaya, gajah, kuda nil, kura-kura, dan badak. Fosil-fosil tersebut ditemukan Di beberapa situs yaitu Urug Kasang, Cisanca, Cicalincing, Cibabut, Cihonje, Ciloa, Cipasang, dan Kaso.
6. Situs Gandoang Wanasigra
Situs Gandoang merupakan kompleks makam kuno yang dikeramatkan Bersama Kelompok Di. Situs ini berupa kawasan hutan yang Di dalamnya terdapat makam leluhur mereka, yakni Syekh Padamatan, Makam Eyang Bodas, Struktur Undakan, Batu Tapak, Arca Polinesia berbentuk manusia, Batu Lumping, Struktur Hamparan Batu, Naskah Gandoang, dan Naskah Tembaga Wanasigra.
7. Candi Ronggeng
Situs Candi Ronggeng merupakan salah satu candi Hindu Di Jawa Barat yang ditemukan pertama kali Di 1976 Sesudah Memperoleh laporan temuan Yoni, Arca Nandi, dan batu-batu candi. Studi Berikutnya dilakukan PUSLIT ARKENAS Di tahun 1977, 1978, dan 1983. Ekskavasi pertama Terbaru dilaksanakan Di tahun 1984. Morfologi situs berupa dataran bergelombang Di Lembah Ciseel, anak Sungai Citanduy, yang berhulu Di Gunung Cakrabuana dan bermuara Di Segara Anakan Di Provinsi Jawa Ditengah. Lokasinya ada Di Dusun Kedungbangkong Desa Sukajaya Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis.
8. Situs Geger Emas
Situs Geger Emas adalah kompleks kepurbakalaan periode Islam yang Memperoleh corak Kebiasaan megalitik kuat. Terletak Di Desa Ciomas, Kecamatan Panjalu, situs ini dikenal sebagai tempat leluhur Kelompok Galuh. Situs Geger Emas sering menjadi lokasi ritual adat seperti ‘Nyepuh’ Bagi menjaga nilai-nilai leluhur, dan Yang Berhubungan Bersama erat Bersama masa kejayaan Kerajaan Galuh.
9. Situs Piktograf Citapen
Situs Piktograf Citapen merupakan tinggalan Prasejarah yang berada Di dinding tebing sebuah bukit yang tidak jauh Untuk Sungai Cijolang. Untuk catatan Wilsen (1857), bukit tersebut disebut Bersama Batu Radang. Tinggalan arkeologis yang penting yang terdapat Di Lokasi Citapen adalah goresan Di dinding tebing. Lokasinya berada Di Dusun Citapen, Desa Kertajaya, Kecamatan Rajadesa.
10. Situs Gua Aul
Situs Gua Aul adalah sebuah situs arkeologi penting yang dikenal sebagai lokasi penemuan jejak kehidupan manusia prasejarah. Terletak Di bentukan kars Untuk proses pelarutan yang dicirikan Bersama berbagai karakteristik morfologi yang dapat dikelompokkan menjadi satuan unit bentuk lahan perbukitan kars (K3). Di area situs ditemukan Dibagian Untuk kerangka manusia berupa fragmen tulang tengkorak dan tulang anggota, moluska, alat serpih, perkutor, fragmen beliung persegi, serta fragmen tulang binatang Untuk kelompok vertebrata (badak, sapi, rusa, monyet, musang, dan binatang pengerat). Lokasinya Di Dusun Mekarsari, Desa Cikupa, Kecamatan Pamarican.
11. Situs Galuh Salawe
Situs Galuh Salawe merupakan peninggalan masa Kerajaan Galuh Pangauban yang dipimpin Bersama Maharaja Sanghyang Cipta Permana Prabudigaluh (Di awal abad Hingga-16 M). Kompleks Situs Galuh Salawe menyimpan tinggalan-tinggalan arkeologis Ditengah lain prasasti, beberapa makam, punden berundak, dan menhir. Lokasinya Di Desa Cimaragas, Kecamatan Cimaragas.
12. Struktur Makam RAA Kusumadiningrat
Situs Jambansari dikenal sebagai kompleks makam Raden Adipati Aria (RAA) Kusumadiningrat, atau Kanjeng Prebu, Bupati Galuh Hingga-16 periode 1839-1886. Sebelumnya menjadi pemakaman, Situs Jambansari dikenal Bersama Situs Gunung Sirnayasa. Gunung Sirnayasa merupakan sebuah bukit yang dikelilingi Bersama situ atau danau. Dahulu, tempat tersebut selain digunakan Bagi beritikafnya Kanjeng Prebu, juga digunakan Bagi menyimpan benda-benda berupa tinggalan arca, prasasti, dan tinggalan-tinggalan lainnya yang mempunyai corak peninggalan Di masa klasik.
13. Pendopo Bupati Ciamis
Pendopo Bupati Ciamis berlokasi Di Jalan Jenderal Sudirman nomor 16, Kelurahan Ciamis, Kabupaten Ciamis. Pendopo Bupati Ciamis dibangun Di masa kepemimpinan Bupati RAA Kusumadiningrat alias Kanjeng Prebu (1839-1886).
Awalnya, bangunan ini didirikan Bagi Asisten Residen Galuh atau Keresidenan Belanda, Sambil Itu Pendopo Bupati Galuh kala itu berada Di selatan Alun-alun Ciamis, yang kini digunakan sebagai Gedung DPRD Ciamis. Asisten Residen sendiri merupakan pegawai negeri tertinggi Di masa kolonial Belanda Di *afdeling* (suatu Area administratif). Asisten Residen tersebut bekerja sama Bersama bupati sebagai kepala Lokasi setempat.
|
Pendopo Bupati Ciamis Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar
|
14. Mantan Kantor Kewedanaan Ciamis
Mantan Kantor Kewedanaan Ciamis terdiri Untuk bangunan pendopo Di Dibagian Di dan bangunan kantor Di Dibagian Dibelakang. Pendopo Mantan Kantor Kewedanaan Ciamis merupakan bangunan tanpa dinding Bersama konstruksi kayu Bersama sistem sambungan mur-baut. Di Di Yang Sama, konstruksi bangunan kantor adalah kayu Bersama sambungan pasak, berdinding polos Bersama konstruksi bata berspesi yang diplester dan dicat. Bangunan Mantan Kewedanaan dibangun Di kurun 1839-1886 masa kekuasaan R.A.A Kusumahdiningrat.
15. Makam RAA Panji Jayanagara
Makam Raden Adipati Arya (R.A.A) Panji Jayanagara berada Di lingkungan hutan kota yang rimbun. Struktur utama makam terdiri Untuk: Undakan luar makam berupa susunan batu-batu alam; Lantai batu alam Bersama dimensi 1 x 2,5m; dan Struktur utama yang menandai makam berupa fitur tanah yang ditinggikan dan ditutup Bersama batu-batu alam berbentuk bulat.
16. Makam Prabu Dimuntur
Prabu Dimuntur Memperoleh nama asli Rangga Permana. Ia adalah anak Untuk Prabu Geusan Ulun (Angkawijaya), Raja Sumedanglarang. Struktur makam Prabu Dimuntur/Pangeran Rangga Permana terletak Di puncak yang berada Di Ditengah-Ditengah ladang warga. Untuk menjalin Hubungan Luar Negeri Bersama Kerajaan Galuh, Prabu Geusan menikahkan anaknya kepada anak Maharaja Cipta Sanghyang yaitu Dewi Tanduran Ageung. Berikutnya, Prabu Dimuntur diangkat menjadi raja Di bekas Area kekuasaan Arya Wiraksa, yaitu Di Lokasi Muntur, Supaya ia dikenal Bersama Prabu Dimuntur.
(dir/dir)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Daftar 16 Cagar Kekayaan Budaya Dunia Ciamis yang Diusulkan Dilindungi









