Bagi tokoh jenaka seperti Si Kabayan yang tidak bekerja formal dan tidak rutin Memperoleh honor bulanan, utang bisa Karena Itu sebuah keniscayaan. Kalau tidak berutang, mau mengandalkan apa Kabayan?
Si Kabayan sering ditampilkan sebagai lelaki yang kerjanya hanya tidur dan bermalas-malasan. Hanya, beruntungnya dia sering mujur. Misalnya, Di cerita ‘Si Kabayan Moro Uncal’ yang disusun M.O. Koesman, ketika orang lain sekampung sibuk menggiring rusa buruan, dia hanya keliling-keliling Di hutan mencari buah-buahan yang bisa dimakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beruntungnya, rusa yang digiring melaju Di arahnya. Dia ketakutan dan naik Di dahan pohon tetapi kain sarungnya menjuntai. Tanduk rusa terjerat kain sarung itu, rusa akhirnya tertangkap. Sesudah rusa disembelih Bersama warga kampung, Si Kabayan kebagian paha rusa.
Tetapi, ada banyak momen Di kehidupan Si Kabayan Di mana dia harus berutang. Utangnya sampai ditagih-tagih pemberi utang. Tetapi, setiap kali Berjuang Bersama jatuh tempo, dia selalu punya akal Bagi membayar utangnya itu.
Berikut cerita cerdik Si Kabayan Tiga Kali Lepas Di Utang, dikutip dan disesuaikan Di cerita berbahasa Belanda yang disusun Lina Maria Coster-Wijsman (1929). Ini merupakan cerita pertama Di Bacaan ‘Uilespiegel-Verhalen in Indonesie, in Het Biezonder in de Soendaland’ itu.
Si Kabayan Tiga Kali Lepas Di Jeratan Utang
Utang 1
Si Kabayan selalu terlilit utang. Suatu waktu, Bagi Merasakan uang Untuk membayar salah satu utangnya, dia merancang tipu daya. Memang ada sedikit uang, maka dia gunakan Bagi membeli kepala kerbau Di tukang daging.
Kepala kerbau itu dia ikat Bersama tali lalu ditempatkan Di hutan. Seolah-olah tubuh kerbau tertutupi rerumputan, seolah-olah kerbau Lagi berbaring saja Di lantai hutan.
Cerdik, Si Kabayan memasukkan ikan bogo (gabus) Di Di dua telinga kerbau itu. Ikan bogo hidup membuat telinga kerbau seolah-olah mengibas-kibas tanda kerbau itu hidup.
Sambil bersiul, dia menawarkan kerbau itu kepada orang yang melintas. Menarik Perhatian, harganya terjangkau. Pejalan kaki itu membelinya Bersama harga 150.
Sesudah Memperoleh uang, Si Kabayan langsung melarikan diri. Dia pergi sejauh-jauhnya Di tempat kerbau itu. Ketika pembeli sadar dia tertipu, semuanya sudah terlambat. Dia tak tahu nama apa lagi Di mana alamat Rumah Si Kabayan.
Utang II
Lain waktu, Si Kabayan kembali terlilit utang. Jengkel juga baginya, Sambil penagih Berencana segera datang sebab utang telah jatuh tempo. Tetapi, bukan Si Kabayan namanya kalau tidak ada akal Bagi mengatasi masalahnya.
Kali ini, dia melakukan penyamaran yang aneh. Dia berpura-pura menjadi burung yang menjadi idaman seorang pangeran. Awalnya, dia menggulung dirinya Bersama karet, Sesudah Itu Bersama bulu, dia lantas merangkak Di Di sangkar.
Sebelumnya masuk kurungan, dia memerintahkan istrinya Bagi memberi tahu penagih jiga dia tiba. Katakan bahwa suaminya telah pergi Bagi menagih pembayaran Di sang pangeran Lantaran telah memelihara seekor burung yang indah.
Si Iteung, wanita yang menjadi istrinya itu pun melakukannya. Dia mengatakan apa yang tadi dikatakan Si Kabayan kepadanya. Untuk mendengar Si Kabayan memelihara burung indah itu, penagih penasaran. Dia memang telah dilarang Bagi membuka kurungan, tetapi membandel.
Penagih itu membuka sangkar dan seketika ‘Burung-Kabayan’ itu langsung loncat kabur Di sangkarnya. Si Iteung menuntut ganti rugi, dan sang penagih akhirnya senang ketika dia melunasi ganti rugi itu sebesar jumlah utang Si Kabayan kepadanya. Impas.
Utang III
Akal Si Kabayan memang likuid. Ada saja cara Bagi lepas Di jerat utang. Dia selalu punya cara Bagi Merasakan uang Bagi melunasi utangnya.
Suatu hari, dia punya uang senilai 10. Uang receh. Dia Berencana meningkatkannya. Caranya, dia duduk Di bawah pohon loa dan memasukkan uang receh itu Di Di buah loa.
Seseorang melintasi Si Kabayan yang Lagi duduk itu. Tak tunggu lama, Si Kabayan Menunjukkan kepada pejalan kaki itu buah yang digenggamnya Menerbitkan uang. Di buah itu, keluar senilai 10. Si Kabayan berkelakar bahwa pohon loa itu bertuah.
Orang itu tertarik, kebetulan, kata Si Kabayan, dia memang berniat menjual pohon itu. Pohon itu dijual kepada pejalan kaki tersebut senilai 150. Sesudah sukses, Si Kabayan pun lekas pergi. Kini uang miliknya Karena Itu 250.
Halaman 2 Di 2
(orb/orb)
–>
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Dongeng Cerdik Si Kabayan 3 Kali Lepas Di Jerat Utang











