Sukabumi –
Pembantu Pemimpin Negara Kebudayaan RI Fadli Zon melakukan kunjungan kerja Hingga Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Kota Sukabumi Untuk rangka Seminar Kebudayaan dan Pembukaan Perayaan Seni Main Bola Lengeun Seneu (Boles) sebagai WBTBI tingkat nasional.
Pantauan detikJabar, Fadli Zon disambut Bersama upacara ngagotong (mengangkat) lisung dan pencak silat. Sebelumnya membuka Peristiwa, Fadli juga sempat menjajal langsung permainan bola tangan api atau bola lengeun seneu.
Sebelumnya memegang bola api, Fadli terlebih dahulu membasahi tangannya Bersama air yang Di dalamnya mengandung daun sirih, bawang putih dan jeruk nipis. Setelahnya Itu ia mencoba dua kali permainan bola api hingga bola api itu masuk Hingga Penjaga Gawang.
“Ya, itu Menarik Perhatian dan itu ada tekniknya. Saya kira ini juga tentu Bersama satu pengamanan Metode memainkan bola api itu bisa kita gunakan sebagai sarana Aktivitasfisik yang unik dan khas. Itu hanya ada Di Indonesia saya kira,” kata Fadli kepada detikJabar Di lokasi, Rabu (29/1/2025).
Selain mencoba permainan tradisional boles, Fadli juga Berkunjung Hingga Museum Prabu Siliwangi yang masih berada satu kawasan Bersama pondok pesantren. Menurutnya, Kearifan Lokal Dunia Di ponpes tersebut terjaga Bersama baik dan patut menjadi contoh Bagi ponpes lainnya.
“Nah menurut saya ini merupakan kearifan lokal yang saya kira sangat unik dan khas, tentu perlu ada Pembaruan dan juga pemanfaatan. Saya apresiasi sekali ekpresi-ekspresi Kearifan Lokal Dunia itu dipelihara Bersama baik begitu pun juga Bersama museum yang mempunyai sejumlah artepak menjadi tempat Bagi pembelajaran Bagi para santri maupun Kelompok lainnya,” ujarnya.
“Kita berharap pesantren-pesantren juga lebih banyak Menyusun Kearifan Lokal Dunia terutama yang sesuai Bersama Kearifan Lokal Dunia Di Area masing-masing atau kearifan lokal masing-masing,” sambung Fadli.
Pihaknya juga menyoroti tentang upaya pengelolaan museum misalnya Bersama melakukan pelatihan kurator dan edukator museum. “Mereka yang menjadi edukator harus mengerti artefak itu sendiri,” katanya.
Hingga Di, pihaknya Berencana Memperbaiki SDM Bagi Di museum agar museum itu tidak hanya memajang Barang Dagangan tetapi ada proses kurasi Di koleksi-koleksi yang ada sekaligus tata kelola Bersama museum itu.
“Termasuk kita juga membuat grading atau standardisasi Bagi museum Sebab Hingga Di kita ingin museum ini Lebih Menimbulkan Kekhawatiran standardisasinya, makanya kita perbaiki dulu museum-museum Di pusat supaya menjadi contoh Bagi Area lain,” jelasnya.
Dia menekankan kemajuan kebudayaan Di Indonesia menjadi tugas semua pihak tak hanya pemerintah, termasuk swasta, perorangan, pesantren atau sekolah dan Kelompok.
“Kita berharap ini bisa menjadi inspirasi semua kebudayaan yang ada Di sini, bisa menjadi inspirasi Bagi pesantren-pesantren lain,” tutupnya.
Di Di Yang Sama, Di hari yang sama, Fadli Zon mencanangkan Wacana menjadikan Tempattinggal pengasingan Bung Hatta dan Sutan Sjahrir Di Sukabumi sebagai museum. Bangunan yang kini berada Di bawah pengelolaan Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Polri ini merupakan situs bersejarah yang telah ditetapkan sebagai cagar Kearifan Lokal Dunia tingkat kota dan diharapkan dapat naik statusnya menjadi cagar Kearifan Lokal Dunia provinsi hingga nasional.
“Alhamdulillah, kita bisa Berkunjung Hingga Tempattinggal pengasingan Bung Hatta dan Bung Sjahrir Di Sukabumi yang sekarang menjadi Pada Bersama Setukpa. Ini merupakan Tempattinggal bersejarah Bersama Situasi yang relatif baik. Kami berharap statusnya bisa ditingkatkan menjadi cagar Kearifan Lokal Dunia provinsi dan nasional,” ujar Fadli Zon usai meninjau Tempattinggal tahanan Bung Hatta-Bung Sjahrir Di Jalan Bhayangkara, Kota Sukabumi, Rabu (29/1/2025).
Fadli Zon menekankan pentingnya menjadikan Tempattinggal ini sebagai museum yang dapat mengabadikan sejarah pengasingan Bung Hatta dan Sjahrir Di masa penjajahan Jepang. Ia menjelaskan bahwa kedua tokoh ini Sebelumnya Itu diasingkan Hingga Boven Digoel, Setelahnya Itu Hingga Banda Neira bersama Iwa Kusumasumantri dan dr. Tjipto Mangunkusumo, Sebelumnya akhirnya dipindahkan Hingga Sukabumi.
“Tempattinggal ini bisa menjadi Pada Bersama rangkaian sejarah perjalanan Bung Hatta dan Sjahrir. Kita tahu bahwa Bung Karno diasingkan Hingga Bengkulu dan berbagai tempat lain yang kini menjadi situs bersejarah. Begitu pula Bersama Bung Hatta dan Sjahrir, yang merupakan Pada penting Bersama sejarah perjuangan kemerdekaan,” tambahnya.
Fadli Zon juga menyoroti perlunya kajian mendalam Bersama para sejarawan dan ahli Bagi menentukan narasi yang Berencana disajikan Untuk museum ini. Ia menegaskan bahwa pemugaran situs harus tetap mempertahankan keaslian bangunan, sesuai Bersama standar pelestarian cagar Kearifan Lokal Dunia.
“Kita perlu membuat kajian mendalam Yang Berhubungan Bersama periode ini, Sebab sering kali kurang dibahas. Bung Hatta dan Bung Karno Memperoleh hubungan yang relatif Di Bersama Jepang, terutama ketika ada janji-janji kemerdekaan seperti pembentukan BPUPKI dan PPKI. Ini bisa menjadi Pada Bersama Pelatihan sejarah yang lebih komprehensif,” katanya.
Bersama Detail, Fadli Zon mengungkapkan bahwa Kementerian Kebudayaan Berencana berkoordinasi Bersama Balai Kebudayaan Jawa Barat, para sejarawan, serta pimpinan Polri Bagi merevitalisasi situs ini.
“Kami Berencana Membahas Bersama pimpinan Polri agar tempat ini bisa diaktivasi sebagai museum. Tidak hanya sebagai destinasi wisata sejarah, tetapi juga sebagai tempat pembelajaran tentang peran Bung Hatta dan Bung Sjahrir Untuk perjuangan bangsa,” ungkapnya.
Sebagai Pada Bersama upaya revitalisasi, Fadli Zon juga mengusulkan rekonstruksi interior Tempattinggal, termasuk replika Bangku dan tempat tidur yang sesuai Bersama Situasi aslinya.
“Bersama segi bangunan, ini masih asli, dibangun Di tahun 1917 Bersama gaya khas Hindia Belanda. Struktur seperti plafon tinggi, bentuk pintu, dan denah Tempattinggal masih sesuai Bersama bentuk awalnya. Kami ingin menghidupkan kembali cerita sejarahnya Di tempat ini,” jelasnya.
Wacana ini juga mencakup kemungkinan pemasangan patung Bung Hatta dan Bung Sjahrir Di lokasi sebagai Pada Bersama upaya memperkuat identitas sejarah situs tersebut.
“Bersama adanya inisiatif ini, diharapkan Tempattinggal pengasingan Bung Hatta dan Sjahrir dapat menjadi salah satu pusat pembelajaran sejarah nasional, sekaligus destinasi wisata Kearifan Lokal Dunia yang Menarik Perhatian Bagi Kelompok,” kata dia.
Kepala Setukpa Lemdiklat Polri, Brigjen Pol Dirin Merespons Positif Wacana tersebut. Pihaknya Berencana berkoordinasi Bersama instansi Yang Berhubungan Bersama sial pengadaan Barang Dagangan replika.
“Ya hari ini suatu kehormatan Bagi saya dan Setukpa Sebab beliau Pembantu Pemimpin Negara Kebudayaan berkenan hadir Hingga sini melihat secara langsung Tempattinggal pengasingan Bung Sjahrir dan Bung Hatta. Kita berharap Setelahnya ada kunjungan beliau, Inisiatif revitalisasi bisa terwujud,” kata Dirin.
“Kebetulan ini juga sudah dijadikan cagar Kearifan Lokal Dunia. Bersama Sebab Itu revitalisasi termasuk kajian-kajian mana yang harus ada Di sini, yang sekarang masih kosong. Dan saya berharap nanti ada kontribusi yang signifikan Bersama instansi Yang Berhubungan Bersama berkaitan cagar Kearifan Lokal Dunia ini Untuk pengadaan replika atau Barang Dagangan-Barang Dagangan yang ada Di sini,” sambungnya.
(orb/orb)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Fadli Zon Main Bola Api Di Sukabumi dan Canangkan Rutan Bersama Sebab Itu Museum