Gubernur Bali Geber Stake Holder Wisata Internasional, Kerja Target PWA

DENPASAR – Gubernur Bali Wayan Koster mengumpulkan stake holder Wisata Internasional yang bekerjasama sebagai endpoint Sebagai pungutan wisataaan Foreign (PWA) Di Gedung Kesiarnawa Art Center Denpasar, Kamis (30/10/2025).

Pada satu Ditengah jam lebih Gubernur asal Desa Semiran Buleleng itu, memaparkan Situasi Bali mulai Kemungkinan hingga acaman dan Wacana pembangunan Di haluan seratus tahun Bali Era Terbaru.

Di paparannya, Koster mengatakan bahwa pertemuan ini sangat penting dilakukan sebagai refresh, Di memahami arah pembangunan Bali. “Ini menjadi perhatian khusus kita semua kalau tidak diajak kumpul begini nanti penyakitnya kumat lagi, ” ujarnya dihadapan ratusan peserta yang hadir.

Penyakit yang dimaksud Koster adalah Penyakit lupa Berencana kenikmatan yang ada hingga lupa menjaga Bali.

“Lupa semua Didalam kenikmatan yang ada akhirnya timbul masalah, Sebelumnya itu terjadi kita refresh sekarang dan ini Berencana rutin kita lakukan Sebagai selalu memberi pemahaman dan penyadaran kepada para pelaku usaha mulai Di tingkat yang paling tinggi sampai Di tingkat karyawan. Supaya Memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang sama dan tentunya tanggung jawab yang sama, ” jelasnya.

Koster mangatakan, anugrah Bali dikelilingi pantai, diciptakan begitu bagus indah Didalam lekukannya. Tetapi Merasakan ancaman Di abrasi yang menggerus pesisir Bali.

Memperoleh 1500 desa adat yang masih bisa diperdayakan Di pembangunan. Tanpa ada desa adat Bali tidak Berencana bisa survive sampai sekarang.

“Harus menjadi kesadaran kolektif semua. Tanpa desa adat Kearifan Lokal Global tidak Berencana bisa kita jaga secara utuh. Tanpa Kearifan Lokal Global Bali tidak bisa begini, Wisata Internasional tidak Berencana bisa tumbuh ekonomi tidak timbuh. Buat kita Di Bali Kearifan Lokal Global adalah segalanya,” ujar Koster.

Kemajuan ekonomi Bali mencapai 5,95℅ hingga akhir Desember diperkirakan menyentuh angka 6℅. Dibalik Kemajuan Ekonomi dan nikmatnya kue Wisata Internasional. Ada dampak negatif yang diterima Bali. Mulai kerusakan lingkungan. Ancaman Di manusia dan Kearifan Lokal Global Bali, hingga kebutuhan infrastruktur.

Koster menyebutkan, Khususnya infrastruktur strategis Di perioade keduanya, Berencana dibangun sejumlah infrastruktur Sebagai menata Bali. Infrastruktur tersebut yakni, Restorasi Parahyangan Pura Agung Besakih Di Kabupaten Karangasem; Pembangunan kawasan gedung parkir Pura Ulun Danu Batur Di Kabupaten Bangli; Pembangunan gedung parkir Sanur, kota Denpasar.

Pembangunan kawasan terpadu pelabuhan sangsit Di Kabupaten Buleleng Buleleng; Pembangunan kawasan terpadu Pelabuhan Amed Di Kabupaten Karangasem; Pembangunan kawasan terpadu Pelabuhan celukan bawang Di Kabupaten Buleleng; Pembangunan kawasan terpadu Pelabuhan Kusamba Di Kabupaten Klungkung.

Pembangunan jalan shatel Di gedung parkir Sanur Di pelabuhan Sanur; Pembangunan jalan underpass Jimbaran kabupaten Badung; Pembangunan jalan Terbaru Gatot Subroto Barat-Cangu; Pembangunan jalan Terbaru underpass Tohpati kota Denpasar; Pembangunan jalan Terbaru Sunset Road-Mahendradata Di kota Denpasar.

Pembangunan jalan Terbaru konektivitas Pura Batur-Pura Agung Besakih; Pembangunan jalan Terbaru Sanghyang Ambu konektivitas Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Karangasem sebagai Dibagian Di ruas jalan lingkar Bali; Pembangunan jalan Terbaru konektivitas Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Buleleng Dibagian Di ruas jalan Di lingkar Bali.

“Jika ini selesai dipastikan Bali Berencana menjadi tertata, dititik-titik kemacetan Pada ini Berencana berkurang, dan mempercepat mobilitas,” ujarnya.

Tetapi ini memerlukan biaya yang tidak sedikit Di Ditengah berkurangnya Peralihan pusat Di Area. Di 8 kabupaten/kota. Hanya Denpasar, Badung, dan Gianyar (Sarbagia) Memperoleh pendapatan yang tinggi, Malahan mencapai Rp 10 Triliun. Sambil kabupaten Di luar Serbagia itu hanya Rp 2,5 Triliun.

“Tiga kabupaten ini telah sepakat Berencana menyisihkan 10℅ Di PHR nya Sebagai diberikan kabupaten lain Di bentuk infrastruktur, ” Ungkapnya.

Sambil Pungutan Wisatawan Foreign (PWA) yang menjadi pendapatan Sebagai Bali diakui koster kurang optimal. Perhari ini disebutkan PWA yang masuk Terbaru Rp 318 Miliar.

“Sesudah kita evaluasi penambahan Di pergub Sebagai optimalisasi, hingga akhir Desember diperkirakan mencapai Rp 380 miliar, ” ujarnya.

Menurutnya jika PWA ini optimal Bali tidak Berencana kekurangan uang Sebagai pembangunan Di menjaga tatanan Kearifan Lokal Global Bali. Malahan diperkirakan potensi PWA ini mencapai Rp 500 miliar – 1 triliun.

“Sudah ada imbal jasa Bagi pihak yang telah bersedia sebagai endpoint, kita harap pendapatan Di PWA ini Berencana optimal, ” tandasnya. (jay/jon)

Artikel ini disadur –>Wartabalionline.com Indonesia: Gubernur Bali Geber Stake Holder Wisata Internasional, Kerja Target PWA