Karyaseni Ronggeng Gunung Diusulkan Masuk Ekskul Ke Sekolah Pangandaran

Dewan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran mengusulkan Karyaseni tradisional Ronggeng Gunung dimasukkan Untuk ekskul maupun kurikulum. Hal itu bertujuan Untuk menguatkan karakter anak Didalam sisi Kebiasaan Global.

Budayawan sekaligus anggota Dewan Kebudayaan Pangandaran Rangga Rineka Pawa mengatakan, sudah saatnya ronggeng gunung masuk sekolah Untuk penguatan karakter Kebiasaan Global siswa. Samping Itu, diharapkan ada sisi kelestarian Karyaseni tradisional Lokasi.

“Misalnya apabila ada event yang sifatnya akbar bisa melibatkan anak-anak sekolah. Dibuatlah Untuk kemasan Pasanggiri Ronggeng Gunung bisa pas momen milangkala Pangandaran,” kata Rangga kepada detikJabar, Rabu (8/1/2024).

Menurutnya, Lewat cara tersebut bisa menjadi salah satu upaya melestarikan dan pemberdayaan pelaku Karyaseni Hingga Di.

“Supaya nanti ada pemberdayaan seniman disana. Itu justru bukan hanya pelestarian tetapi pemberdayaan seniman,” ucapnya.

Ia mengatakan Langkah itu dapat menjadi awal pondasi pelestarian dan menjaga Kebiasaan Global Lokasi tetap bisa unjuk gigi Ke Ditengah kemajuan zaman.

“Tak hanya itu para siswa harus paham Ronggeng Gunung mulai Didalam sejarah dan cara mainnya,” kata dia.

Supaya, kata Rangga, Pangandaran menjadi tujuan wisata berkelas dunia itu Akansegera lengkap jika diiringi Didalam menjual sisi budayanya.

“Mereka harus tahu secara filosofi. Nanti harus disampaikan bagaimana ciri khas nyah, tata krama Untuk berbudaya juga bisa dibentuk Sebelum masuk sekolah. Apakah Untuk berpakaian rasukan dan sebagainya,” tuturnya.

Sambil Itu, Kepala Bidang SD Ke Dinas Pembelajaran Pemuda dan Latihan (Disdikpora) Pangandaran Darso Mendukung usulan yang disampaikan Dewan Kebudayaan Pangandaran. Tetapi pihaknya tetap harus mengkaji Yang Berhubungan Didalam akulturasi Kebiasaan Global yang ada Ke Pangandaran.

“Kan harus dilihat dulu apakah bisa masuk ekstrakurikuler sekolah. Pasti bisa, cuman Ke beberapa sekolah seperti Wonoharjo, Padaherang dan Mangunjaya yang kulturnya Jawa itu pasti sulit,” ucap Darso kepada detikJabar, Rabu (8/1/2025).

(mso/mso)