Bandung –
Hingga Di maraknya Jalur Digital, ada kehangatan nostalgia ketika mendengar lagu Es Lilin yang diputar Hingga radio-radio jadul. Bagi mereka yang tumbuh besar Hingga era 80-90an, lagu ini Pada Bersama masa lalu manis. Meski kini bisa Bersama mudah ditemukan Hingga YouTube, sensasi mendengarkan lagu ini Bersama kaset pita atau piringan hitam adalah Pengalaman Hidup berbeda, yang masih dicari Bersama penikmat Alunan Sunda hingga kini.
Irham Vikry, pemilik toko kaset DU 68 Alunan Hingga Jalan Dipatiukur, Bandung, membagikan kisah tentang bagaimana lagu Es Lilin masih menjadi primadona Hingga kalangan kolektor dan pecinta Alunan. Hingga usia 55 tahun, Irham masih setia menjaga toko musiknya, tempat yang menjadi ‘surga’ Bagi mereka yang rindu Bersama lagu-lagu Sunda klasik.
“Es Lilin masih dikenal, beberapa orang masih cari dan generasi muda tahu. Pembelinya masih ada, tapi tergantung penyanyinya, Lantaran lagu ini banyak dinyanyikan beberapa Vokalis,” kata Vickry Di berbincang Bersama detikJabar via sambungan telepon, Selasa (1/10/2024).
Salah satu versi paling populer Bersama lagu ini adalah yang dinyanyikan Bersama Upit Sarimanah. Menurut Irham, vokal Upit Memiliki keunikan yang membuat lagunya terdengar lebih istimewa dibandingkan Vokalis lain. Selain Upit, Nining Meida dan Ana Motofani juga pernah membawakan Es Lilin Untuk gaya pop modern yang populer Hingga era 70-an, menciptakan berbagai variasi yang Memikat.
“Tapi kalau angkatan tahun 50-an kasetnya nggak keluar yang ada piringan hitamnya. Terus yang Ni Mursih juga tidak ada. Termasuk edisi Bing Slamet jarang,” ungkapnya.
Akan Tetapi, ada versi lain Bersama Es Lilin yang kini menjadi buruan kolektor, yaitu versi instrumental yang dibawakan Bersama Tamam Husein, ayah Bersama Nina Tamam, anggota Grup Musik Warna yang terkenal Hingga awal tahun 2000-an. Album yang dirilis Tamam Hingga tahun 70-an ini Menampilkan aransemen yang unik, memadukan unsur rock progresif Bersama sentuhan eksperimental yang langka Ke zamannya.
“Bersama Sebab Itu Tamam Husein pernah bikin album tahun 1970-an, judul album memang Es Lilin dia bikin versi instrumentalnya. Orang jarang tahu tapi dicari banget sekarang dan yang cari bukan Bersama kita saja, tapi orang luar (negeri) juga cari. Lantaran musiknya beda second like rock dan progresif rock,” katanya.
Kaset pita album Es Lilin Foto: Istimewa/dokumen pribadi narasumber
|
Meski kaset pita dan piringan hitam lagu Es Lilin masih dapat ditemukan Hingga beberapa tempat, harganya bervariasi tergantung stok. Kaset pita dijual Bersama harga yang relatif terjangkau, Antara Rp 15-35 ribu, Sambil Itu piringan hitam bisa mencapai Rp 200-400 ribu. Akan Tetapi, Sebagai versi yang langka, seperti milik Tamam Husein, harganya bisa melambung jauh lebih tinggi.
Hingga luar Es Lilin, Irham menyebutkan bahwa lagu-lagu Sunda seperti karya Darso, Alunan jaipongan, hingga degung masih Memiliki tempat Hingga hati para kolektor dan Fans Alunan, baik lokal maupun internasional.
“Lebih lama Bersama Darso, Darso juga bisa soal calung dicari juga, tapi Ke Umumnya kalau orang luar Indonesia nyatanya umumnya jaipongan Lantaran lebih keras musiknya, mereka suka, buat lokal degung juga masih dicari,” pungkasnya.
(wip/iqk)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Kaset Pita ‘Es Lilin’ Bersama Sebab Itu Harta Karun Alunan yang Dicari Kolektor