Kebiasaan Memitu, Syukuran Ibu Hamil 7 Bulan yang Masih Dilestarikan Hingga Indramayu



Indramayu

Adat istiadat Di rangka syukuran ibu hamil Hingga Kabupaten Indramayu, Jawa Barat tetap dilestarikan. Termasuk upacara Memitu Sebagai ibu hamil yang Memiliki usia kandungan 7 bulan.

Seperti Hingga Desa Kedokanbunder Wetan, Kecamatan Kedokan Bunder, Kabupaten Indramayu, Minggu (22/9/2024). Keluarga pasangan muda itu terlihat sibuk Merencanakan kebutuhan Di prosesi Memitu.

Tak hanya hidangan Konsumsi, pihak keluarga Di pasangan Gustiana Purnama Setia Budi dan Ropisa itu turut menyiapkan berbagai persiapan yang wajib disediakan Di prosesi memitu. Mulai Di aneka bunga, kelapa muda kuning. Biasanya, segala persyaratan yang disiapkan mengandung unsur angka tujuh.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Iya biasanya ambil Di angka tujuh Hingga usia kehamilan 7 bulannya. Misal tanggal 7 atau 17 bisa juga tanggal 27 yang penting ada angka tujuh,” kata Orang tua pasangan muda, Kulsum.

Memitu dilakukan Dari pagi hari. Di upacara itu diawali Bersama tahlil atau doa bersama Bersama Komunitas yang dipimpin tokoh ulama setempat.

Setelahnya itu, barulah ibu hamil Ropisa yang sudah bersolek, duduk Hingga Bangku Sebelumnya dimandikan Bersama air kembang. Ia duduk sambil memangku satu buah kelapa muda kuning yang sudah bertuliskan doa (sebagian lainnya bergambar wayang).

Bersama gayung ditangannya, Gustiana sebagai suaminya, mengawali pemandian itu Bersama menyiramkan satu gayung air kembang Hingga atas kepala istrinya. Setelahnya selesai, ibu hamil itu Setelahnya Itu Memberi kelapa muda yang dipangkunya.

Upacara itu dilakukan bergantian Bersama sanak saudara dan kiai secara berturut-turut sebanyak 7 kali. Sebagai tandanya, keluarga menyiapkan 7 lembar kain tapi Sebagai menutupi ibu hamil tersebut setiap satu kali penyiraman.

“Minimal 7 kali, tapi kalau banyak saudara yang mau ikut memandikan dan mendoakan biasanya lebih,” ujarnya.

Momen seru lainnya terjadi Pada penyiraman air bungan Hingga-7. Gustiana sebagai suami pun bersiap mengangkat kendil yang berisikan kembang tujuh rupa serta bunga pohon jambe yang wajib ada.

Hingga siraman Hingga tujuh, kendil itu langsung diangkat dilarikan Hingga arah perempatan jalan terdekat. Langkah cepat yang dilakukan olah Gustiana sebagai suami seraya diikuti Bersama beberapa warga.

Praakk!!, Setelahnya kendil itu pecah, banyak warga yang berebut setiap keping koin uang yang ada didalamnya. “Dapat berapa? Kita cuma dapat Rp5 ribu,” riuh ibu-ibu yang turut berebut uang koin.

Diakui Kulsum, adat itu sudah dilakukan Dari turun temurun. Terutama Bagi pasangan muda atau salah satu suami atau istrinya yang menikah Pada menyandang status perjaka atau perawan.

“Iya kehamilan pertama aja. Misal suaminya atau istrinya yang menikahnya masih bujang itu harus ada Memitu kalau kehamilannya sudah 7 bulan(usia),” kata Kulsum.

“Harapannya biar lengser persalinannya, selamat semua Sebagai ibu dan bayinya. Dan mudah-mudahan diberikan anak yang soleh dan soleha,” ucapnya.

(tya/tey)

Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Kebiasaan Memitu, Syukuran Ibu Hamil 7 Bulan yang Masih Dilestarikan Hingga Indramayu