Tabanan –
Sehari Sebelumnya Hari Raya Galungan dan Kuningan, Komunitas Desa Adat Samsam, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Memiliki Kebiasaan cukup unik. Yakni menyalakan linting atau ‘Ngelinting’ yang dilakukan Ke Pada Penampahan Galungan dan Kuningan.
Salah satu praktisi keagamaan setempat, Ida Mangku I Dewa Nyoman Muliarta menjelaskan, Kebiasaan membakar linting ini sudah dijalankan Sebelum dulu. Malahan sudah menjadi sesuatu yang tidak boleh dilewatkan Dari warga Desa Adat Samsam.
“Kebiasaan ini tidak pernah ditulis Di lontar atau peninggalan Hingga desa. Tapi ada begitu saja Sebelum dahulu. Pemasangan linting ini dilakukan Ke Pada Sandikala atau Magrib,” kata Ida Mangku Muliarta, Selasa (22/4/2025).
Ia menjelaskan membakar linting Memiliki makna sebagai penerangan atau cahaya menjelang Galungan maupun Kuningan, baik secara Bhuana Agung maupun Bhuana Alit. Tujuannya agar Pada menyambut Galungan dan Kuningan Ke esok hari Merasakan ‘galang a padang’ atau sinar terang.
Cara membuat linting sangat sederhana. Hanya membutuhkan ancang atau lidi yang dibalut Bersama kapas Lalu dibaluri Energi kelapa atau Energi goreng. Sesudah itu dibakar.
“Linting dibakar Lalu ditancapkan Hingga semua pelinggih yang ada Hingga Rumah, termasuk Hingga Di pintu masuk,” jelasnya.
Yang lebih unik lainnya, bukan hanya warga yang menetap Hingga Desa Adat Samsam yang melakukan Kebiasaan ini. Warga asli Samsam yang tinggal Hingga luar desa, kecamatan, atau kabupaten juga menjalankan Kebiasaan ini.
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Kebiasaan Ngelinting Pada Penampahan Galungan dan Kuningan Hingga Desa Adat Samsam