Ketika Syukur Naik Hingga Langit Gelar Alam

Sukabumi

Setiap tahun, selepas padi dituai dan leuit kembali terisi, warga Kasepuhan Adat Banten Kidul Gelar Alam berkumpul Untuk bersyukur. Upacara itu disebut Seren Taun, satu Kebiasaan yang tak sekadar memuliakan panen, tetapi juga meneguhkan hubungan manusia Bersama bumi, air, dan leluhur.

Tahun ini, ribuan orang datang Hingga Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Untuk menjadi saksi Sustainability Kebiasaan yang telah berlangsung lebih Untuk enam abad itu.

Sebelum Jumat sore, jalan Di kampung adat dipadati rombongan kendaraan roda dua dan empat. Mereka datang Untuk Bogor, Cianjur, hingga Bandung, membawa penasaran dan rasa ingin menyatu Untuk pesta syukur bumi.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya puncak upacara Ke Minggu (5/10/2025), kawasan Gelar Alam telah berubah menjadi ruang perayaan. Seni Kekayaan Budaya jipeng, jaipong, dangdut, hingga Laga voli digelar bergantian Ke halaman kampung. Sorak sorai penonton menggema Pada Yudi Kendil, Manajer voli lokal, menutup Laga Bersama smes yang disambut tepuk tangan panjang.

Lelah Terbayar Ke Gelar Alam

Untuk sebagian pengunjung, perjalanan Hingga Gelar Alam bukan Peristiwa Pidana ringan. Jalan menanjak dan berbatu memaksa kendaraan berjalan lambat. Akan Tetapi, rasa lelah itu seolah sirna ketika tiba Ke lembah kasepuhan.

“Ini kedua kalinya saya Merasakan langsung Seren Taun. Kami sengaja turing menggunakan kendaraan roda dua,” ujar Jefri (27), warga Bogor Pada ditemui detikJabar, Sabtu (4/10/2025).

Untuk Jefri, datang Hingga Gelar Alam bukan sekadar Liburan. “Menurut saya, Seren Taun ini merupakan Kebiasaan yang memang sangat perlu dilestarikan Lantaran ini sebuah Kebiasaan yang Berencana menjadi warisan Untuk anak cucu,” tuturnya.

Ia menambahkan, perjalanan jauh itu terbayar lunas Dari suasana kampung adat yang hangat.

“Jalanannya jauh dan menanjak, tapi semua kelelahan kami bisa terbayar Pada tiba. Berbagai hiburan mulai Untuk hiburan lokal hingga modern Karena Itu pengobat lelah. Keramahtamahan warga kasepuhan pun luar biasa,” katanya.

Ke sisi lain kerumunan, Andi Firmansyah (30) tampak menenteng anak kecil Ke pangkuannya. Ia datang Untuk Cianjur bersama keluarga Setelahnya diajak temannya.

“Mutakhir pertama Hingga sini, kebetulan ada kawan yang mengajak dan saya penasaran, akhirnya kami berangkat bersama keluarga,” ujarnya.

Menurut Andi, perjalanan Di Gelar Alam cukup menantang, tapi semuanya terbayar begitu tiba.

“Jalanannya cukup luar biasa, lelah terbayar Bersama keramahan warga kasepuhan. Katanya besok Kegiatan puncak banyak penampilan Seni Kekayaan Budaya Sunda tradisional yang dipertontonkan. Pokoknya pengen cepat besok biar bisa lihat langsung,” tuturnya sambil tersenyum.

Malam Menjelang Upacara Adat

Menjelang malam, udara pegunungan Sirnaresmi kian dingin. Ke Di tenda-tenda pedagang, lampu mulai menyala, menyoroti wajah-wajah pengunjung yang tak juga beranjak. Aroma Minuman Kafein hitam, sate, dan jagung bakar bercampur Bersama kabut yang turun perlahan.

Untuk arah Imah Gede, alunan gamelan mulai terdengar. Ke sanalah besok ritual utama Berencana berlangsung, penyerahan padi Hingga lumbung adat, doa bersama, dan pembacaan harapan Untuk musim tanam berikutnya.

Upacara puncak Seren Taun Hingga-657 Berencana dipimpin langsung Dari Abah Ugi Sugriana Rakasiwi, Pupuhu Kasepuhan Adat Banten Kidul Gelar Alam. Untuk warga kasepuhan, ritual ini bukan hanya syukur atas panen, melainkan cara menjaga Kesejajaran Di manusia dan alam.

Seren Taun Ke Gelar Alam bukan perayaan besar Bersama gemerlap, tetapi pertemuan Di yang fana dan abadi: ketika hasil bumi diserahkan kembali kepada tanah, dan doa-doa warga naik Hingga langit Bersama nada gamelan yang tak pernah padam.

Halaman 2 Untuk 2

Simak Video “Video: Detik-detik Lutung Jawa Tewas Tersengat Listrik Ke Sukabumi

(sya/mso)

–>

Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Ketika Syukur Naik Hingga Langit Gelar Alam