Legenda Bukit Babi Gemuk, Kisah Tiga Anak Yatim dan Keajaiban Di Tanah Timor



Timor Di Utara

Kabupaten Timor Di Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), menyimpan banyak kisah rakyat yang masih hidup Di Di Komunitas hingga kini. Salah satu yang paling terkenal adalah legenda Bukit Babi Gemuk atau yang Untuk bahasa lokal disebut Bukit Fafinesu.

Penyematan Babi Gemuk Di sebuah bukit, bukan tanpa sebab. Ini sangat berkaitan Didalam kisah tiga orang anak saudara kandung yatim piatu yang rindu Berencana kasih sayang orang tuanya.

Lalu, bagaimana bisa sampai Menyediakan nama Babi Gemuk Di sebuah bukit? Simak legenda Di balik penamaan Bukit Babi Gemuk berikut ini. Cerita ini dirangkum Didalam Bacaan karya Rouf & Ananda (2013) yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: Didalam Sabang Sampai Merauke.


Legenda Bukit Babi Gemuk

Di zaman dahulu Di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT), hidup tiga orang anak saudara kandung yatim piatu. Anak paling tua bernama Saku dan kedua adiknya bernama Abatan dan Seko. Dari kecil mereka dirawat Dari sang nenek Lantaran kedua orang tuanya sudah meninggal.

Nenek sangat sayang kepada ketiga cucunya. Akan Tetapi, rasa sayang ini tidak bisa dirasakan lebih lama Dari mereka. Di Di Seko berusia dua tahun, nenek jatuh sakit. Tidak lama Setelahnya Itu, nenek meninggal dunia.

Dari Di itu, mereka hidup bersama tanpa Dukungan siapapun. Saku sebagai kakak Melakukanlangkah-Langkah keras Sebagai menghidupi kedua adiknya. Meski terasa berat, Saku tetap menjalaninya Didalam lapang dada. Dia harus selalu tegar Di Di kedua adiknya yang masih kecil.

Malahan, Saku berbohong ketika sang adik bertanya tentang keberadaan kedua orang tuanya. Ia selalu mengatakan bahwa kedua orang tuanya Untuk pergi jauh. Akan Tetapi usaha tersebut tidak selalu berhasil Sebagai menenangkan kedua adiknya yang rindu Didalam kedua orang tuanya.

Di suatu malam, sang bungsu Seko tidak bisa tidur Lantaran merindukan kedua orang tuanya yang tidak pernah ia temui Sebelumnya Itu. Melihat sang adik belum tidur, Saku Setelahnya Itu membacakan dongeng dan tidak lama akhirnya Seko tertidur pulas. Saku merasa sedih melihat apa yang dirasakan Seko. Sebagai menghibur hatinya, Saku Setelahnya Itu pergi Di sebuah bukit yang tidak jauh Didalam Tempattinggal mereka.

Sesampainya Di bukit itu, Saku dikejutkan Didalam sebuah suara yang menyuruhnya Sebagai membawa kedua adiknya Di bukit itu. Saku pun penasaran Didalam suara itu, ia menelusuri bukit, tetapi tidak menemukan siapapun. Ia pun duduk menatap langit sambil berkata Di hati kecilnya “aku rindu ayah dan ibu”. Di Di kesunyian, kembali terdengar suara Asing yang mengatakan “kamu Berencana ketemu Didalam kedua orang tuamu Didalam syarat, kamu harus membawa seekor ayam jantan merah”.

Mendengar suara itu, Saku kembali pulang Didalam perasaan Senang. Sesampai Di Tempattinggal ia menceritakan hal itu kepada kedua adiknya. Di Di malam, Saku membawa Abatan dan Seko Di bukit tersebut. Tidak lupa Saku juga membawa seekor ayam jantan merah Di sana. Sesampainya Di bukit tersebut, Saku lalu berteriak “aku sudah membawa kedua adikku dan ayam jantan merah yang kau minta. Lalu mana kedua orang tuaku?”.

Tidak lama Setelahnya itu, ketiga anak ini melihat bayangan kedua orang tua mereka. Saku, Abata, dan Seko langsung berlari memeluk kedua sosok orang tuanya. Mereka pun menangis tersedu-sedu sambil mengungkapkan rasa rindu kepada kedua orang tuanya. Tak lama sang ayah mengajak ketiga anaknya serta istrinya Sebagai pergi Di dasar jurang.

Sesampainya disana, ayah menyuruh Saku Sebagai menyembelih ayam jantan merah yang Di bawa. Darah ayam pun bercucuran Didalam deras dan jatuh Di tanah. Keanehan pun terjadi, darah yang jatuh ketanah tiba-tiba berubah menjadi dua ekor bayi babi yang sangat gemuk. Hal ini pun membuat Saku heran dan bertanya kepada kedua orang tuanya. “Sebagai apa kedua babi ini ayah?” kata Saku.

Ayahnya pun menjawab “Babi ini merupakan wujud rasa syukur Lantaran mereka diberikan kesempatan Sebagai bertemu lagi”. Ayahnya juga berpesan Sebagai merawat merawat bayi babi ini Didalam penuh kasih sayang. Mendengar perkataan ayahnya, Saku pun menyanggupi hal tersebut.

Setelahnya Itu mereka berpisah dan Saku bersama kedua adiknya membawa kedua bayi babi itu kerumah Sebagai dirawat Didalam sepenuh hati. Dari Di itu, keturunan Didalam ketiga anak yatim piatu ini selalu menjadikan babi sebagai hewan peliharaan mereka.

Sebagai mengenang peristiwa pertemuan Sebelumnya Itu, bukit tersebut Setelahnya Itu diberi nama Bukit Fafinesu. Fafinesu sendiri Memperoleh arti babi gemuk. Hal ini berkaitan Didalam dua ekor babi gemuk yang mereka dapatkan ketika berjumpa kedua orang tuanya Di bukit tersebut.

Lokasi Bukit Babi Gemuk

Bukit ini berlokasi Di Desa Fafinesu, Kecamatan Insana Fafinesu, Kabupaten Timor Di Utara (TTU), NTT. Jika kamu ini berkunjung Di bukit ini, Didalam pusat kota Kefamenanu, perjalanan yang Berencana ditempuh Di 47 menit menggunakan sepeda Kendaraan Bermotor Roda Dua atau Kendaraan Pribadi.

Perbukitan ini tidak jauh Didalam pemukiman warga. Jika ini menaiki bukit ini disarankan Sebagai meminta petunjuk kepada Komunitas setempat agar bisa mengetahui hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan Di bukit Babi Gemuk atau Fafinesu.

Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Legenda Bukit Babi Gemuk, Kisah Tiga Anak Yatim dan Keajaiban Di Tanah Timor