Sumba –
Bukit Watu Maladong merupakan salah satu legenda yang dimiliki Dari Komunitas Sumba, Nusa Tenggara Barat (NTT). Watu Maladong adalah sebuah pantai yang Memiliki gugusan batu megah Ke Ditengah hamparan pasir.
Ke balik kemegahan dan keindahan yang dimiliki Watu Maladong, menyimpan sebuah cerita rakyat yang menceritakan asal-usul Pulau Sumba yang Memiliki alam subur.
Untuk cerita ini dikisahkan ada tiga tokoh yang Memiliki sifat berbeda. Mereka memperebutkan Watu Maladong yang dipercaya dapat Memberi tiga jenis kesuburan alam Ke Indonesia Timur yang terkenal Bersama Kebugaran tanah yang kering Lantaran iklim sabana tropis.
Simak cerita lengkap mengenai keagungan bukit Watu Maladong Bagi Komunitas Sumba berikut ini.
Legenda Watu Maladong Komunitas Sumba
Dikisahkan ada seorang petani yang tinggal sendirian Ke Pulau Sumba. Ia Memiliki kebun yang sehat dan subur. Ke suatu pagi petani Ke kagetkan Bersama keadaan kebunnya yang telah hancur dirusak.
Ia pun penasaran siapa yang telah merusak kebunnya. Sebagai menjawab rasa penasarannya, Ke malam harinya petani berjaga Ke kebunnya Sebagai Menyita pelaku. Tak lupa ia membawa Numbu Ranggata (tombak sakti pemberian leluhur). Tanpa petani tau, tombak ini Memiliki kekuatan bisa membelah langit menjadi petir.
Hari pun Lebih malam, akhirnya petani memergoki sekelompok babi yang merusak kebunnya. Tanpa berfikir panjang petani langsung menghujamkan tombaknya Di perut salah satu babi. Babi itu kesakitan dan langsung kabur Bersama cepat Untuk Kebugaran numbu ranggata masih menancap Ke perutnya.
Di matahari terbit, petani langsung bergegas menelusuri jejak kaki babi dan darah yang berceceran Sebagai Merasakan tombak yang dibawa kabur Dari babi Ke malam harinya. Ia harus segera Merasakan kembali tombak tersebut agar tidak terkena kutukan.
Setelahnya lama menyusuri jejak kelompok babi sampai Ke pinggiran pantai, petani pun terheran-heran Lantaran jejak babi hutan hilang begitu saja. Di termenung kebingungan, petani terkaget Bersama sosok siluman penyu raksasa Ke belakangnya yang bertanya “kenapa kamu kebingungan”. Bersama nada gemetar, ia pun bertanya Di siluman penyu mengenai komplotan babi hutan yang Untuk dicari.
Komplotan babi hutan itu tinggal Ke pulau Diseberang kata siluman penyu. Siluman penyu meminta petani Sebagai naik Di atas punggungnya Sebagai menyebrang Di pulau lain.
Sesampainya Ke pulau Diseberang, siluman penyu mempersilakan petani turun dan menyelesaikan tujuannya. Siluman penyu juga berpesan jika petani membutuhkan bantuanya kembali, naiklah Di pohon kelapa dan panggilah nama ku sekeras Mungkin Saja.
Ke pulau Diseberang petani bertemu Bersama seorang nenek yang tinggal sendirian. Petani pun mengatakan tujuan kesini Sebagai mencari komplotan babi yang membawa kabur numbu ranggatanya. Nenek mengatakan bahwa babi hutan yang dicari Dari petani merupakan penguasa yang serakah Ke pulau ini. Babi hutan itu Memiliki kesaktian yang bisa berubah wujud. Babi itu juga sering Di pulau Diseberang Sebagai mencuri dan memperkaya diri.
Sebagai Merasakan kembali numbu ranggatanya, petani berlatih beberapa jurus Bersama nenek. Nenek merupakan seorang petarung sakti yang Untuk menyepi Sebagai menghabisi hari tuanya.
Setelahnya berhasil menguasai jurus yang diturunkan Untuk nenek, petani pun sudah siap Sebagai melawan babi hutan. Tetapi, Sebelumnya melanjutkan perjalanan, nenek Memberi ramuan dan petuah meminta imbalan numbu ranggata dan batu sakral Watu Maladong Ke babi hutan yang ia lukai.
Sesampainya Ke sebuah desa, petani mendengar Untuk beberapa warga bahwa Kepala Desa Sendang terluka Ke Pada perut dan selalu Mengintroduksi darah setiap harinya.
Mendengar hal tersebut, petani yakin kepala desa adalah babi hutan yang terkena tombak. Petani bergegas Di Tempattinggal kepala desa Sebagai Membahas numbu ranggatanya.
Sesampainya, petani langsung bertanya apakah luka yang diderita Dari kepala desa akibat terkena tombak. Pertanyaan ini membuat kepala desa kaget dang menganggap petani sebagai dukun sakti. Supaya para pengikut memohon Sebagai segera mengobati kepala desa.
Petani pun bersedia mengobati kepala desa Bersama ramuan yang dibuatkan nenek. Tetapi, petani meminta imbalan tombak dan watu maladong. Hal tersebut pun disetujui Dari kepala desa Supaya menghasilkan perjanjian yang sakral Ditengah petani dan kepala desa.
Setelahnya kepala desa sembuh Bersama ramuan yang diberikan, sesuai perjanjian ia pun menyerahkan numbu ranggata Di petani. Tetapi, kepala desa masih penasaran Untuk mana petani ini tahu bahwa ia Untuk luka parah. Petani pun mengaku bahwa ia yang menghujam kepala desa Bersama tombak itu beberapa hari yang lalu.
Merasa dibohongi, kepala desa marah besar Di petani. Kepala desa akhirnya menantang petani Sebagai bertarung. Jika petani berhasil mengalahkan kepala desa, ia Akansegera Merasakan watu maladong. Petani pun setuju dan meminta waktu satu bulan Sebagai berlatih agar bisa mengimbangi kesaktian kepala desa.
Singkat cerita, petani kembali Di pondok nenek Sebagai berlatih agar bisa mengimbangi kepala desa. Ke Ditengah Pelatihan, nenek menceritakan tentang kisah Watu Maladong. Watu maladong adalah batu yang Memiliki kesaktian yang bisa Memberi kesuburan alam dan mata air dimana saja sesuai keinginan pemilik.
Sang nenek juga menceritakan tentang kesaktian numbu ranggata yang bisa memecah langit menjadi petir. Nenek menyarankan agar petani bermeditasi Sebagai meminta kekuatan kepada leluhur.
Satu bulan berlalu, petani sudah siap Sebagai Berjuang Bersama petani. Sebelumnya petani berangkat, nenek memberi tahu kekuatan pamungkas yang dimiliki Dari kepala desa yaitu guncangan bumi. Sebagai mengatasi jurus pamungkas ini petani harus segera berbaring.
Singkatnya petani dan kepala desa telah bertarung. Keduanya bertarung sangat sengit Supaya tidak ada yang mau mundur. Sebagai segera mengalahkan petani, kepala desa Mengintroduksi jurus guncangan bumi. Sesuai Bersama petunjuk nenek, petani segera berbaring Sebagai menghindari serangan. Tidak berhenti sampai disana, petani Ke serang lagi Bersama jurus jarak jauh milik kepala desa.
Tak mau kalah, akhirnya petani juga Mengintroduksi kekuatan numbu ranggata yang berada Untuk dirinya Sebagai memanggil petir. Tidak butuh waktu lama kepala desa pun mengaku kalah Bersama kekuatan yang dimiliki Dari petani.
Setelahnya Merasakan Watu Maladong, petani pun berpamit kepada nenek dan mengucapkan terima kasih Lantaran sudah membantunya. Petani Setelahnya Itu Naik pohon kelapa Sebagai memanggil siluman penyu agar dibantu Sebagai menyeberang.
Sesampainya Ke Pulau Sumba, Watu Maladong membentuk empat sumber mata air yang ada Ke nyura lele Ke Tambolaka, mata air weetebula Ke Desa Weetebula, mata air wee muu Ke perbatasan Wewewa Barat dan Wewewa Timur, serta mata air waikelo sawah Ke Untuk gua alam Lokasi Wewewa Timur.
Di Itu, petani juga meminta Watu Maladong Sebagai menumbuhkan ladang jagung, padi dan jewawut Ke sumbu.
Nah itu dia legenda tentang bukit watu maladong yang ada Ke Sumba. Cerita rakyat ini bisa bisa detikers baca Sebelumnya tidur sebagai dongeng.
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Legenda Watu Maladong, Asal-usul Kesuburan Pulau Sumba NTT