Tabanan –
Pulau Bali bukan hanya dikenal Lantaran keindahan alamnya, tetapi juga Lantaran kekayaan Kearifan Lokal spiritual yang diwariskan turun-temurun. Setiap ritual Memperoleh makna filosofis yang Untuk, termasuk Kearifan Lokal Marebu Mala Untuk Kabupaten Tabanan. Upacara ini dipercaya mampu menetralkan energi negatif yang memengaruhi manusia dan alam.
Apa Itu Kearifan Lokal Marebu Mala?
Marebu Mala merupakan ritual khas Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali. Kata marebu berarti membuang atau melepaskan, Sambil mala berarti hal buruk atau energi negatif.
Ritual ini dilakukan Sebagai membersihkan diri dan lingkungan Untuk pengaruh buruk yang muncul akibat peristiwa alam, konflik sosial, atau gangguan spiritual.
Kelompok meyakini, Bersama membuang simbol-simbol keburukan Di sungai atau laut, Kesejajaran Di manusia, alam, dan Tuhan Berencana pulih kembali-sejalan Bersama ajaran Tri Hita Karana, yakni harmoni Di ketiganya.
Sejarah dan Perkembangan
Kearifan Lokal Marebu Mala diyakini muncul Dari abad Di-19 Di kawasan pesisir Tabanan. Kala itu, Kelompok sering Berusaha Mengatasi bencana alam seperti Genangan Air dan wabah Gangguan. Sebagai bentuk perlindungan spiritual, mereka Melakukan ritual ini Sebagai menolak bala.
Di masa kolonial Belanda, Marebu Mala juga menjadi simbol perlawanan Kearifan Lokal Global, menjaga identitas Kelompok Bali Di Ditengah tekanan kolonial.
Seiring waktu, pelaksanaannya menyesuaikan perkembangan zaman. Beberapa unsur spiritual kadang disederhanakan, terutama ketika Kearifan Lokal ini dikemas Untuk bentuk pertunjukan Kearifan Lokal Global Sebagai wisatawan. Tetapi, nilai inti tentang penyucian diri dan lingkungan tetap dijaga.
Kapan Ritual Dilaksanakan?
Marebu Mala dilaksanakan berdasarkan kalender adat Bali, yang mengikuti sistem hari baik dan perhitungan sasih (bulan).
Biasanya ritual ini dilakukan Di Tilem (bulan mati) atau Di bulan Kasa dan Kartika, Di diyakini energi negatif lebih kuat. Tetapi, jika terjadi peristiwa buruk seperti kecelakaan atau wabah, Marebu Mala bisa dilakukan secara mendadak sebagai bentuk Upaya Mencegah spiritual.
Pelaksanaan Marebu Mala dimulai Bersama persiapan sarana upakara Di pura desa. Warga membawa persembahan dan simbol-simbol keburukan, seperti benda-benda kecil yang Disorot menyerap energi negatif.
Upacara diawali Bersama sembahyang kepada Dewa Wisnu, sang pemelihara alam semesta. Setelahnya itu, warga Melakukan prosesi Di sungai atau laut.
Di tempat suci itu, simbol-simbol keburukan dibuang Di air, diiringi doa bersama sebagai lambang pembuangan energi negatif. Selain bermakna spiritual, prosesi ini juga mempererat rasa kebersamaan antarwarga dan memperkuat hubungan mereka Bersama alam Disekitar.
Marebu Mala bukan sekadar ritual tradisional. Ia adalah refleksi hubungan manusia Bersama semesta, bahwa menjaga kebersihan batin dan lingkungan adalah satu kesatuan. Di Ditengah modernisasi, Kearifan Lokal ini menjadi pengingat agar Kelompok tetap menghormati alam dan menjaga Kesejajaran hidup.
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Makna Kearifan Lokal Marebu Mala, Ritual Bali Sebagai Tolak Energi Negatif











