Mbela, Tinju Berdarah Bersama Ngada yang Dari Sebab Itu Ritual Sakral Leluhur

Daftar Isi



Ngada

Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), Bersama segala keindahannya ternyata masih Memiliki Kebiasaan adat yang tak kalah Memikat, yaitu Mbela. Mbela adalah Kebiasaan tinju tradisional Bersama Tadho Ngada yang sudah diwariskan Ke tiap generasi.

Ritual adat ini bertujuan Sebagai menguji kejantanan pemuda setempat serta memperlancar perkembangan dan bimbingan diri. Kebiasaan Mbela ini bukan hanya sekedar Aktivitasfisik fisik, Akansegera tetapi sebuah ritual sakral penuh sarat yang dilaksanakan Bersama penuh hormat.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kegiatan adat ini bukan hanya soal Berhasil atau kalah, melainkan bentuk Bersama pertarungan Di pria yang Bersama maksud membuktikan kewibawaan serta harga diri mereka Untuk rangkaian adat Bersama musim tanam hingga panen.

Kilas Balik Mbela

Alat tinju Mbela, tinju tradisional Bersama Ngada, NTT. (Dok portal.ngadakab.go.id)

Dulunya Kebiasaan Mbela Tadho adalah bentuk penghormatan serta persembahan yang ditujukan Untuk raja. Tetapi seiring berjalannya waktu kegiatan ini menjadi ritual adat yang selalu dilakukan secara berkala.

Biasanya Mbela dilakukan Di Juli setiap tahunnya mengikuti bulan (wulang) yang Akansegera muncul Bersama arah barat Ke timur dan Dikatakan sebagai bulan baik. Sejatinya tinju adat diselenggarakan Dari tiga suku yaitu suku Nanu, Wire, dan Tadho. Di Di Itu, Mbela yang merupakan Kegiatan adat juga menjadi salah satu cara mereka Sebagai selalu berkumpul Di satu sama lain.

Tata Cara Pelaksanaan Mbela

Mbela, tinju tradisional dari Ngada, NTT. (Dok portal.ngadakab.go.id)Mbela, tinju tradisional Bersama Ngada, NTT. (Dok portal.ngadakab.go.id)

Kendati terdengar kasar Lantaran Memiliki sebutan “tinju” Tetapi Mbela sebenarnya dilaksanakan Bersama aturan yang jelas dan matang. Sebagaimana dijelaskan bahwa Kebiasaan ini bukan tentang Berhasil kalah Akansegera tetapi bentuk Bersama rasa syukur Kelompok kepada sang pencipta.

Biasanya Mbela Akansegera dilakukan Pada dua hari. Di hari pertama atau biasanya disebut Mbela Loe (tinju kecil) Bersama peserta anak-anak dilakukan Di sore hari. Lalu dilanjutkan Di hari kedua, Mbela Mese (tinju besar) yang pesertanya adalah pemuda atau orang dewasa.

Sebelumnya dimulai, salah satu ketua adat Akansegera memukul gong sebagai tanda tinju adat dimulai dan diakhiri Bersama cara yang sama. Uniknya peserta yang ikut tidak memakai sarung tangan khusus, Akansegera tetapi menggunakan alat tinju tradisional yang sebutan “Wolet”.

Wolet adalah alat tinju yang terbuat Bersama tulang koli dililit Bersama kain lalu diikat pukat gala. Sedangkan Di Pada atasnya adalah pecahan kaca dan batu yang dikumpulkan lalu direkatkan menggunakan nana pohon.

Pada Laga peserta hanya diperbolehkan menggunakan kedua tangan, tidak diizinkan Sebagai menggunakan kaki. Jika salah satu peserta melanggar aturan dan norma yang berlaku, maka Akansegera dikenakan Pembatasan sesuai kesepakatan.

Sedangkan Sebagai durasi Laga Akansegera mengikuti kekuatan peserta Pada bertarung Bersama tetap dipantau Dari Hakim Laga Laga. Jika salah satu peserta terjatuh dan Mengintroduksi darah maka Akansegera dinyatakan kalah.

Kesemarakan yang Dinanti

Ketika diadakannya Kebiasaan Mbela ini, maka suasana kampung Akansegera penuh Bersama sorak sorai warga. Semua Akansegera berkumpul mengitari arena pertarungan mulai Bersama anak-anak, remaja hingga orang tua. Justru tak jarang wisatawan juga antusias Bersama Kebiasaan adat Bersama Kelompok Tadho, Ngada ini.

Tidak Cuma Itu, yang membuat Kegiatan ini lebih meriah lagi Lantaran tidak hanya sekedar Merasakan Laga, pengunjung juga bisa menikmati Karyaseni Bunyi dan tari tradisional yang biasanya ditampilkan Dari sanggar Disekitar.

Kendati sebutannya tinju, Kebiasaan Mbela bukan hanya sekedar itu, Akansegera tetapi sebagai simbol kehidupan Kelompok Tadho, Ngada yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan, keberanian hingga spiritualitas. Di zaman modern ini, Mbela tetap menjadi identitas Kebiasaan Global dan Akansegera terus berkembang tanpa kehilangan esensinya.

(nor/nor)



Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Mbela, Tinju Berdarah Bersama Ngada yang Dari Sebab Itu Ritual Sakral Leluhur