Ciamis –
Kreatifitas warga Ciamis tak diragukan lagi Di menciptakan kreasi Karyaseni Mutakhir sebagai kekayaan Kearifan Lokal Dunia lokal. Salah satunya adalah Karya Seni Helaran Raja Bele Di Desa Citeureup, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis.
Karya Seni ini biasa ditampilkan Di event kebudayaan seperti Galuh Ethnic Carnival atau Di Hari Kemerdekaan. Uniknya, Karya Seni ini berasal Di limbah tempat tradisional Untuk menjemur opak dan keripik kaca. Karyaseni Raja Bele ini digagas Bersama Dian Azuk, seniman Di Desa Citeurep Di tahun 2023 lalu.
Kabid Kebudayaan Disbudpora Ciamis Muharam A Zajuli Melewati Pamong Kearifan Lokal Dunia Ahli Muda Eman Hermansyah mengatakan, Karyaseni Raja Bele bukan sekadar hiburan carnaval. Raja Bele merupakan bentuk pelestarian Kearifan Lokal Dunia dan kearifan lokal yang Memperoleh nilai estetika tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Raja Bele lahir Di tahun 2023 atas gagasan Dian Azuk, seorang seniman asal Dusun Buniasih, Desa Citeureup,” ujar Eman, Rabu (5/2/2025).
Eman menjelaskan, Desa Citeureup dikenal sebagai sentra produksi opak dan keripik kaca. Camilan ini merupakan khas Ciamis yang dijemur menggunakan bele, wadah Di anyaman daun kelapa.
Seiring waktu, limbah bele yang tidak lagi terpakai Lebih menumpuk. Setelahnya Itu muncul ide kreatif Untuk mengubah bele bekas menjadi elemen utama Di Karyaseni helaran tersebut. Bersama Pemberian Disbudpora Ciamis, Raja Bele berkembang menjadi wadah ekspresi Karyaseni.
“Pertama kali ditampilkan Di Galuh Ethnic Carnival 2024,” ungkapnya.
Karyaseni Raja Bele mengandalkan bele bekas yang dimodifikasi Bersama berbagai motif dan ornamen khas. Material pendukung lainnya berasal Di alam Di Desa Citeureup, seperti daun hanjuang, daun kadaka, daun dan elemen alami lainnya.
Di prosesnya, bele diolah menjadi kostum, properti, dan dekorasi carnaval yang unik. Selain visual yang artistik, Raja Bele juga menggabungkan tarian dan Alunan tradisional, menjadikannya sebuah pertunjukan Kearifan Lokal Dunia yang memikat.
Menurut Eman, Raja Bele tidak hanya Memperoleh nilai estetika tetapi juga mengandung filosofi mendalam. Bele, yang berasal Di anyaman daun kelapa, melambangkan keterikatan Komunitas Citeureup Bersama Kearifan Lokal agraris dan industri Ketahanan Pangan lokal.
“Ini bentuk Inovasi Komunitas Di mengolah limbah menjadi karya Karyaseni bernilai tinggi. Karyaseni Raja Bele bukan sekadar pertunjukan, tetapi juga representasi Di kehidupan sosial dan ekonomi Komunitas,” ungkapnya.
Bersama Perkembangan ini, harapannya, Karya Seni Raja Bele dapat menjadi ikon Kearifan Lokal Dunia Mutakhir Ciamis. Karyaseni ini juga menjadi bukti Inovasi bisa mengubah sesuatu yang Disorot limbah menjadi aset Kearifan Lokal Dunia yang bernilai tinggi. Di sebuah bele sederhana, kini lahir sebuah Karyaseni helaran yang mampu memperkaya identitas Kearifan Lokal Dunia Ciamis.
(mso/mso)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Mengenal Karya Seni Helaran Raja Bele Di Kawali Ciamis