Bandung –
Orang Sunda buhun memang banyak keunikannya. Mereka piawai Untuk membaca Kejadian Luar Biasa alam. Adanya bulan dan bergulirnya siang serta malam dijadikan catatan Untuk bentuk penanggalan.
Untuk penentuan penanggalannya, orang Sunda cukup menggunakan sebilah kayu yang dinamakan kolenjer. Tidak sembarangan orang bisa membaca kolenjer. Ya, benda kayu itu hanya menampilkan guratan-guratan dan titik-titik. Tidak lebih.
Ke “Urang Kanekes” atau Komunitas Baduy Ke Banten, kolenjer masih digunakan hingga kini. Orang yang mampu membaca kolenjer hanyalah Puun yang merupakan tetua adat.
Dari Sebab Itu, Puun lah sumber segala jawaban mengenai penanggalan, yang Untuk penanggalan ada perhitungan hari baik dan kurang baik Bagi Kegiatan-Kegiatan tertentu.
Bukan saja demikian, Dari Puun, kolenjer bisa dibaca sebagai alat Bagi melacak pencuri. Jika ada Komunitas kehilangan sesuatu, maka tinggal meminta Puun Bagi melacak siapa pencuri itu.
Bentuk Kolenjer
Kolenjer telah dipakai Dari Komunitas Sunda kuno. Menurut informasi yang tercantum Ke Untuk naskah Siksa Kanda-ing Karesian Di titi mangsa penulisan 1518 M, kolenjer telah dipakai, dan yang bisa menggunakan kolenjer hanyalah Bujangga.
Kamus Sundadigi menjelaskan lema kolenjer seperti berikut ini:
“Alat pikeun ngitung pananggalan sacara tradisional, wangunna papan kai kira-kira 6 x 25 cm, dina papan gurat-girat jeung titik-titik mangrupa tanda-tanda nu tangtu, ari nu bisa make éta alat téh ukur nu arahli nu dina Sanghyang Siksa Kanda ng Karesian mah disebutna bujangga, kiwari éta alat masih digunakeun ku masarakat Kanékés”
(Alat Bagi menghitung penanggalan secara tradisional, bentuknya papa kayu lira-kira ukuran 6 x 25 centimeter. Ke papan itu ada guratan-guratan dan titik-titik sebagai tanda yang tentu. Yang bisa menggunakan kolenjer hanya para ahli, yang Untuk Siksa Kanda-ing Karesian disebut Bujangga. Alat itu masih digunakan hingga kini Dari Komunitas Kanékes).
Ke Kanékés, yang bisa menggunakan kolenjer adalah Puun yang merupakan tetua adat paling dihormati. Sebab hanya dikuasai Puun, cara kerja kolenjer tidak ditemukan penjelasannya.
Yang Terkait Di bentuk kolenjer, Ke artikel berjudul “Kolenjer, Sistem Penanggalan Tradisional Komunitas Baduy” Ke laman Kemendikbud RI, ada gambar kolenjer Di berbagai bentuk, meski Ke dasarnya adalah bidang datar bergurat dan bertitik.
Pertama, gambar kolenjer bergurat dan sedikit titik-titik Di bentuk papan kayu Memiliki gagang memanjang Ke satu ujungnya; Kedua, kolenjer bertitik-titik putih dominan Di gurat lebih sedikit. Ini tidak Memiliki gagang, Akan Tetapi kedua sudut Ke satu ujungnya dibuat ramping; Ketiga, papan persegi panjang Di ukuran paling kecil Di gurat dan titik-titik yang imbang; Keempat, gambar kolenjer panjang.
Fungsi Kolenjer
Dikutip Untuk laman Kemendikbud RI, ada aturan yang dibakukan Dari pemerintah setempat Ke Baduy Untuk penggunaan kolenjer.
Yakni, Peraturan Desa Kanekes nomor 1 tahun 2007 yang dibuat Dari Pemerintah Kabupaten Lebak Banten. Disebutkan Untuk Perdes itu, bahwa Kolenjer adalah kalender atau sistem penanggalan yang digunakan Komunitas adat Kanekes dan berlaku secara turun-temurun.
Untuk fungsinya, Kolenjer digunakan Bagi menentukan naptu tanggal, naptu poe, dan wanci.
Naptu tanggal adalah menghitung bulan. Naptu poe Bagi menghitung poe atau hari. Sedangkan naptu wanci dipakai Bagi meramal nasib baik, perjodohan, dan lain-lain.
Maka, tak heran jika Bagi melacak pencuri, orang Kanekes cukup bertanya kepada Puun yang bisa membaca Kolenjer. Sebab Di kolenjer, naptu wanci atau nasib bisa diramal.
Cara Orang Sunda Melacak Pencuri
Jika kiwari ada CCTV sebagai bahan informasi awal melacak pencuri, maka Bagi hal yang sama, Komunitas Kanékes menggunakan Kolenjer. Puun Berencana memberi tahu hasil pelacakannya kepada orang yang Lagi terkena musibah pencurian itu.
Dikutip Di laman Museum Sribaduga, Kota Bandung, sejatinya ada tiga jenis kolenjer berdasarkan fungsinya.
Yakni, Kolenjer Indit-inditan, Kolenjer Durujana, dan Kolenjer Bajo.
Berikut ini penjelasannya:
1. Kolenjer Indit-inditan
Ini dalah kolenjer yang digunakan Bagi menentukkan hari dan arah mana bila hendak berpergian. Tentu saja, yang diharapkan Di perhitungan Di kolenjer ini adalah kebaikan Bagi orang yang bepergian itu.
2. Kolenjer Durujana
Kolenjer ini digunakan Bagi orang yang Merasakan pencurian, Untuk arti mencari siapa pelaku yang telah melakukan pencurian itu.
3. Kolenjer Bajo
Bajo menurut arti katanya adalah bajak laut. Kolenjer Bajo disebut-sebut digunakan Bagi sebuah serangan kepada musuh. Menurut laman Museum Sribaduga, penggunaan kolenjer ini dirahasiakan Dari Komunitas Kanekes.
(tya/tey)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Mengenal Kolenjer dan Cara Orang Sunda Melacak Pencuri