Lamongan –
Salah satu Kebiasaan menjelang bulan Ramadan yang masih lestari hingga kini adalah ruwahan. Kebiasaan ruwahan yang Malahan menjadi salah satu agenda tahunan Hingga Lamongan adalah Ruwahan Sendangduwur yang digelar secara meriah.
Pemerhati Kebiasaan Global Lamongan, Navis Abdul Rouf mengatakan, Kebiasaan ruwahan Hingga Lamongan masih tetap hidup dan lestari. Biasanya, ruwahan Hingga Lamongan berbarengan Bersama malam Nisfu Syaban.
Hingga Lamongan, ketupat dan lepet menjadi sajian yang selalu ada Di ruwahan atau malam Nisfu Syaban. Keberadaan kupat (ketupat) dan lepet mengandung makna yang Di.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ketupat atau Di Bahasa Jawa kupat berarti ngaku lepat atau mengakui Kegagalan. Agar ketupat menjelang bulan Ramadan merupakan simbol ungkapan maaf. Serta agar mampu menjalankan ibadah puasa maupun lainnya Bersama khusyuk,” kata Navis Abdul Rouf Di berbincang Bersama wartawan, Kamis (13/2/2025).
Menurut Navis, Kebiasaan ketupat Hingga malam Nisfu Syaban menjadi simbol ungkapan maaf Kelompok kepada Sang Pencipta maupun sesama. Sekaligus, lanjutnya, Kebiasaan ini bertujuan agar ibadah puasa Ramadan dapat dijalankan Bersama khusyuk.
“Sebuah kebiasaan turun-temurun yang masih lestari hingga kini,” jelasnya.
Dua minggu Sebelumnya bulan Ramadan tiba, terang Navis, warga meyakini malam ini penuh berkah dan menjadi momen Sebagai menyucikan diri Bersama memohon maaf kepada tetangga, serta Kelompok Disekitar sebagai Pada Di persiapan spiritual menyambut Ramadan.
“Di ritual tersebut, warga membuat beragam hidangan tradisional seperti ketupat, lepet, dan kue apem,” ungkapnya.
Konsumsi-Konsumsi tersebut, termasuk kupat dan lepet, nantinya dibawa Hingga langgar atau masjid Sebagai didoakan, lalu dinikmati bersama.
“Namanya Kebiasaan brahatan yang biasanya juga dilakukan Hingga Gresik, tapi Hingga Lamongan ya juga menggunakan Kebiasaan ini,” imbuhnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perjalanan Hingga Luarnegeri dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan, Siti Rubikah menuturkan, Kebiasaan Ruwahan Sendangduwur digelar Hingga Desa Sendangduwur, Kecamatan Paciran, dan sudah menjadi salah satu event atau agenda wisata tahunan Hingga Lamongan.
“Tahun ini pun, Ruwahan Sendangduwur kembali digelar Bersama memunculkan beragam Kebiasaan Global khas Sendangduwur,” kata Siti Rubikah Di berbincang Bersama wartawan, Kamis (13/2/2025).
Rubikah menjelaskan, Kebiasaan Ruwahan Sendangduwur yang digelar Ke Senin (10/2/2025) Menampilkan berbagai Seni Kekayaan Budaya, Minuman, sejarah, dan Kebiasaan Global. Selain Di rangka haul Sunan Sendang Hingga-440, Peristiwa ini rutin diadakan setiap menjelang ibadah puasa Ramadan.
Diungkapkannya, rangkaian event ini diawali Bersama bazar Usaha Mikro Kecil, pameran sejarah dan Kebiasaan Global, sedekah Minuman, pawai Kebiasaan Global, hingga drama kolosal.
“Drama kolosal menceritakan keajaiban sumur jangkang, Hingga mana tersimpan kisah tentang harmoni, konflik, dan keputusan besar yang mengubah segalanya,” pungkasnya.
(hil/iwd)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Mengenal Ruwahan, Kebiasaan Hingga Lamongan Jelang Ramadan