Bandung –
Secepat apapun Keahlian berkembang Hingga bumi ini, selalu saja tersisa ruang Untuk misteri. Hingga antaranya, sosok hitam tinggi besar berwajah seram yang terpotret Lensa Smart Phone pintar petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Hingga Kuningan, Jawa Barat.
Wajah seram itu dibumbui Didalam sorot mata dan seringai gigi-gigi tajam. Sosok itu berada Hingga Di rimbun pohonan dan terpotret ketika Petugas Damkar Hingga Kuningan Di mengevakuasi sebuah sarang tawon, Sabtu (23/11/2024).
Apakah sosok misterius itu yang disebut ‘Jurig’? Sebuah Studi Hingga Area tetangga Kuningan, yakni Majalengka, Membeberkan bagaimana sosok-sosok misterius Didalam spesifikasi hantu dinamai Di bahasa Sunda Didalam Mengkaji kearifan lokal.
Studi Didalam Rawinda Fitrotul Mualafina, Dosen Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI Semarang itu berjudul ‘Penafsiran Hingga Balik Penamaan Hantu Hingga Majalengka Jawa Barat’.
Bagaimana Studi itu memandang sosok seram yang terpotret damkar? Simak sampai tuntas yuk!
Klasifikasi Hantu Hingga Sunda
Apa yang disebut hantu Hingga Di bahasa Indonesia, Secara Keseluruhan disebut ‘Jurig’ Hingga Di bahasa Sunda. Tetapi, peneliti membuat klasifikasi hantu Hingga Sunda, terutama yang mengemuka Hingga Majalengka.
Rawinda menjelaskan, ada tiga kategori utama hantu, yaitu Jajaden (jelmaan, jejaden, atau jejadian); Jurig; dan Setan.
Jajaden
Jajaden lebih Hingga arah klenik, yaitu bukan murni hantu melainkan orang yang punya maksud tertentu merubah bentuk dirinya menjadi sesuatu yang lain Didalam cara mengabdi kepada jin, misalnya menjadi bentuk binatang. Hingga antaranya binatang monyet, babi, dan ular.
Termasuk Hingga Di klasifikasi Jajaden, yaitu Iprit dan Peri. Iprit maupun Peri adalah lelaki atau wanita yang mengabdi kepada jin Untuk kekayaan, pamor, bagus suara ketika nyinden, dan lain sebagainya. Mereka merubah diri menjadi ular. Jika iprit khusus jelmaan wanita, maka peri boleh laki-laki ataupun wanita.
Hantu lain yang masuk Hingga Di ‘jajaden’ adalah Setan Maung dan Kunti. Setan Maung adalah jelmaan manusia yang ingin mempertahankan ilmu sihir. Setan Maung biasanya beroperasi Didalam cara menyisir kuburan Mutakhir Untuk merampas tali pocong.
Sambil kunti, memang tidak berubah menjadi binatang, Tetapi dia tetap jelmaan seorang manusia perempuan dan merupakan sosok yang suka meminum darah.
Jurig
Nama ini tampaknya lebih cocok Untuk disematkan kepada sosok tinggi besar menyeramkan yang terpotret petugas damkar Hingga Kuningan.
Menurut Rawinda, Jurig adalah sosok yang tinggi besar dan penampakannya tidak terikat waktu. Manusia bisa merasakan kehadirannya, terutama manusia yang peka Di hal-hal gaib.
“Jurig berbeda Didalam jelmaan jajaden. Jenis ini dipercaya berwujud hantu yang sangat menyeramkan dan kemunculannya tidak terbatas Ke waktu tertentu. Hanya orang-orang yang dapat merasakan hal-hal magis atau ghaib, yang dapat melihatnya,”
“Salah satu penampakan Di jenis jurig ini adalah sekelebat bayangan hitam dan tinggi besar,” tulisnya.
Setan
Hingga Sunda, khususnya Majalengka, setan adalah jenis hantu yang muncul Didalam tujuan yang jelas dan Hingga antaranya terikat Ke waktu tertentu.
Setan biasanya mencari mangsa berupa perawan, perjaka, atau anak-anak Hingga bawah umur 10 tahun. Tujuannya Untuk dijadikan gundik, tumbal, atau sekedar mainan.
Termasuk Hingga Di klasifikasi ini adalah setan varietas Sandekala, Kalong, Sigururung, Genderuwo, Gerandong, dan Aden-aden.
Misalnya Sandekala, setan ini muncul Ke waktu ‘sareupna’ atau Ke waktu menjelang magrib hingga menjelang waktu isya. Sandekala biasanya membuat anak-anak kerasukan hingga linglung. Sukma anak-anak dibawa main Didalam Sandekala.
Tafsir Hantu Untuk Kesetimbangan Lingkungan
Sesudah menyelaraskan potret sosok yang tertangkap Lensa petugas damkar Hingga Kuningan Didalam kriteria hantu yang dijelaskan Rawinda Di studi Hingga atas, bahwa sosok Hingga Di pepohonan itu boleh Karena Itu adalah yang Di ini dinamakan ‘Jurig’, Lanjutnya Kejadian Luar Biasa itu harus ditafsirkan.
Studi Hingga atas Menyediakan alternatif penafsiran Kejadian Luar Biasa munculnya sosok misterius sebagai ‘peringatan Di alam hantu’ Untuk kesetimbangan lingkungan.
Lingkungan yang lestari, atau paling tidak setimbang Di pembangunan pemukiman dan konservasi hutan yang berfungsi sebagai penghasil oksigen dan serapan air, harus tetap diperhatikan.
Penamaan hantu Hingga Area Majalengka, menurut Rawinda memang mengandung sebuah kearifan lokal berupa sejumlah nasihat dan peringatan Untuk masyarakatnya.
“Peringatan ini berkaitan Didalam kepercayaan Komunitas Majalengka Di sosok hantu yang selalu muncul Hingga pohon pohon besar, seperti pohon beringin dan pohon kiara. Di pengamatan yang dilakukan, ternyata pemilihan tempat kemunculan hantu ini tidak diberikan secara manasuka. Hingga dalamnya ditemukan maksud tertentu berkaitan Didalam kelestarian alam,”
“Sebagaimana telah disebutkan Sebelumnya Itu, bahwa pemikiran Komunitas yang tradisional membuat mereka lebih menyerap peringatan itu Di bentuk yang tradisional pula. Demikian juga Ke pemberian peringatan ini. Disebutkan bahwa pengetahuan mereka mengenai alam semesta didasarkan Ke kepercayaan Di hal-hal yang bersifat magis,” tulisnya.
(yum/yum)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Mengenal Sosok ‘Jurig’ dan Tafsirnya Untuk Kesetimbangan Lingkungan