Menginformasikan Mitos Danau Tiwusora: Cerita Di Pulau Flores

Danau Tiwusora merupakan destinasi wisata yang Terbaru dikembangkan Melewati branding ‘Ende Eksplore The Mystical’. Danau ini berlokasi Hingga Desa Tiwusora, Kecamatan Lepembusu Kelisoke, Kabupaten Ende, NTT.

Pengunjung Berencana menempuh perjalanan Di 5-6 jam Di Kota Ende Ke Danau Tiwusora. Danau Tiwusora Memiliki cerita mitos tersendiri.

Berikut mitos dan legenda yang terkenal Hingga Danau Tiwusora yang detikBali rangkum Di berbagai sumber Sebagai Anda.

Legenda Woda Sora

Legenda ini menceritakan tentang kamung yang tenggelam dan menjelma menjadi danau. Bermula Di tragedi hidup seorang laki-laki bernama Woda Sora yang bermata pencaharian sebagai seorang petani yang Memiliki lahan luas Didekat kali.

Setiap pagi Sebelumnya berangkat Hingga kebun, Sora selalu memasang perangkap Hingga Kali Lado Sebagai Menyita udang, ikan, ataupun belut.

Di suatu ketika Sora membuka lahan Terbaru yang ditanami aneka tanaman. Seperti padi, jagung dan talas.

Tanaman tersebut pun tumbuh subur dan sampai Di suatu waktu Sora memeriksa tanaman talas yang ia tanam, ia terkejut Lantaran mendapati tanaman talas yang rusak dan banyak tercabut. Sora mengira itu adalah perbuatan babi hutan.

Lalu Sora pun memasang perangkap Sebagai mengetahui hewan apakah yang merusak tanaman talas miliknya. Ia terkejut ketika didapatinya belut besar yang menyerupai ular terperangkap Hingga perangkap yang dibuatnya.

Seketika itu Sora mengikat membawanya Sebagai ditunjukkan kepada warga hewan yang merusak tanamannya. Dan diikatkan belut tersebut Hingga pokok sebatang kayu Hingga Didepan rumahnya Lalu ia berpesta 7 hari 7 malam.

Hingga Di mereka berpesta, turun hujan deras. Air mulai menggenangi kampung termasuk lokasi tempat mereka berpesta. Perlahan-lahan air mulai naik dan menggenangi seluruh kampung dan menenggelamkan mereka yang Lagi berpesta, Supaya kampung tersebut berubah menjadi danau.

Di Melakukanupaya menyelamatkan diri, beberapa warga kampung berlari Tetapi sempat berpaling Hingga Di, Supaya mereka berubah menjadi batu. Kampung yang sudah tenggelam itu dipercaya merupakan kutukan Di belut tersebut Di Komunitas Di hingga kini.