Ciamis –
Komunitas Rumah Naskah Nusantara yang Di tahun 2024 resmi menjadi yayasan telah berhasil melakukan Konversi Digital Di puluhan manuskrip kuno yang ada Hingga Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Rumah Naskah Nusantara Ciamis didirikan Dari Gunari Putra Erisman (Kang Gun Gun) Sebagai melestarikan naskah kuno. Kang Gun Gun telah bergerak sebagai pegiat literasi Di bidang manuskrip Dari 2024.
“Upaya penyelamatan, terutama Bersama isi manuskrip Lantaran sudah banyak yang rusak dimakan zaman. Samping Itu juga banyak kolektor yang memburu manuskrip yang suka jual beli. Karena Itu perlu adanya Konversi Digital,” ujar Kang Gun Gun, Senin (18/11/2024).
Gun Gun menyebut, Bersama 60 naskah kuno yang telah Konversi Digital, sebanyak 52 manuskrip yang telah Hingga Konversi Digital. Bersama puluhan naskah kuno itu ada beberapa naskah yang Dikatakan Rumah Naskah Nusantara Menarik Perhatian dan sudah dibukukan bekerja sama Bersama Perpustakaan Nasional.
“Ada juga beberapa naskah kuno yang dititipkan Hingga sini, Sebagai dijaga. Kami melakukan serah terima berita Kegiatan Bersama pemilik atau pihak yang Sebelumnya Itu menyimpannya. Sebagai naskah kuno yang sudah dibukukan asa 3 naskah,” ujar Gun Gun, Senin (18/11/2024).
Berikut 3 Naskah Kuno Hingga Ciamis yang Telah Dibukukan dan Menarik Perhatian
Naskah Kitab Rancang
Naskah Kitab Rancang ini Bersama Daerah Ciranjang, Kawali. Naskah tersebut ditulis atau disalin Dari Haji Saleh yang merupakan salah satu tokoh ulama Di tahun 1915. Tulisannya menggunakan aksara Pegon atau tulisan arab Akan Tetapi dibaca Bersama kalimat Sunda.
Menurut Gun Gun, awalnya Kitab Rancang ini memakai tulisan cacarakan, tapi Dari Haji Saleh disalin menggunakan aksara Pegon. Naskah Kitab Rancang ini Memperoleh 119 halaman.
“Kitab Rancang ini isinya tentang tasawuf. Penciptaan. Dimana menceritakan awal mula Alloh SWT menciptakan bumi dan makhluknya. Bersama lahir sampai kita pulang kembali. Proses penciptaan,” jelasnya.
Gun Gn menyebut, Di naskah tersebut juga terdapat keterangan atau tata cara membaca naskah Kitab Rancang. Bersama mulai tidak boleh ketawa terbahak-bahak, tidak makan dan minum, harus punya wudhu hingga menjernihkan pikiran dan hati. “Ada 10 adab atau aturan yang harus diikuti ketika membaca kitab tersebut,” ucapnya.
Naskah Danumaya
Naskah Danunaya berasal Bersama Pesantren Cikanyere, Kecamatan Rajadesa. Mengisahkan tentang tokoh Raden Danumaya Bersama Kerajaan Gilangkancana. Di proses pencarian mencari Aki-Nini, ia Merasakan peristiwa menyelamatkan seorang putri yang diselamatkan menggunakan senjata Gagak Karuncang atau semacam keris.
“Karena Itu naskah ini lebih kepada menceritakan kisah tokoh atau biografi. Diperkirakan Di abad 18,” jelasnya.
Babad Bunter
Naskah kuno Berikutnya ada Babad Bunter. Isinya menceritakan sosok tokoh bernama Anggawijaya yang membuka Daerah Bunter Bersama yang tadinya hutan belantara. Menceritakan Kepuasan Komunitas Bunter Di masa lalu, tatanan desa hingga Kegiatan Pertanian Hingga Bunter yang kini menjadi sebuah desa Hingga Kecamatan Sukadana, Kabupaten Ciamis.
Gun Gun menjelaskan, ada juga beberapa naskah Menarik Perhatian lainnya yang Pada ini Di proses Konversi Digital dan juga transkrip. Seperti Naskah Kuno Babad Galuh Bersama Baregbeg dan Naskah Lampahing Parawali Kabeh (Babar Cirebon.
“Masih Di proses transkrip. Memang membutuhkan waktu Lantaran ada beberapa kendala seperti bolong atau tulisan yang sudah memudar. Ada juga yang Pada membaca naskah kuno itu membuat pusing hingga ingin muntah,” jelasnya.
(mso/mso)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Mengintip Koleksi Manuskrip Kuno Hingga Rumah Naskah Nusantara Ciamis