Misteri Suanggi, Makhluk Mistis Ke Nusa Tenggara Timur

Kupang –

Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak hanya dikenal Lantaran keindahan alam dan budayanya yang kaya, tetapi juga Lantaran cerita-cerita mistis yang telah menjadi Pada Untuk kehidupan Komunitas setempat. Salah satu kisah yang paling terkenal adalah tentang suanggi, makhluk mistis yang dipercaya Memiliki kekuatan jahat.

Mitos ini telah diwariskan Untuk generasi Hingga generasi, menyelimuti berbagai Lokasi Ke NTT Di nuansa misteri dan ketakutan. Mari kita telusuri lebih Untuk tentang suanggi, salah satu kepercayaan mistis yang hingga kini masih menjadi Pada Untuk kehidupan spiritual Komunitas NTT.

Apa itu Suanggi?

Sebelum kecil, banyak orang mendengar cerita mengenai suanggi Untuk orang tua mereka. Ke Umumnya, suanggi diartikan sebagai sosok yang Memiliki ilmu hitam.

Suanggi erat kaitannya Di praktik ilmu hitam yang digunakan Di seorang dukun Sebagai membunuh atau menyakiti orang lain. Wujudnya yang menyeramkan dan perbuatan mengerikannya menjadikan suanggi sebagai sosok yang ditakuti.

Kekuasaan yang dimiliki Di orang-orang yang mempraktikkan ilmu hitam biasanya diturunkan secara turun-temurun. Ilmu ini diwariskan kepada anak atau cucu ketika pemegang ilmu mendekati akhir hayatnya.

Komunitas setempat meyakini bahwa suanggi yang telah membunuh 99 orang Akansegera menemui ajalnya Ke korban yang Hingga-100. Kebiasaan suanggi yang menari telanjang Ke Di malam Di bulan purnama Lebihterus menambah aura mistis Ke sekitarnya.

Suanggi sering terlihat menari Ke tempat-tempat angker, seperti pinggir pantai, Didekat kuburan, atau Ke bawah pepohonan besar.

Target Suanggi

Suanggi Memiliki target utama yang biasanya adalah ibu hamil dan anak-anak kecil, Walaupun orang dewasa juga bisa menjadi sasaran. Ketakutan Komunitas Pada suanggi sebagian besar disebabkan Di reputasinya sebagai praktisi ilmu hitam yang dapat membunuh musuh atau orang yang tidak disukai.

Komunitas umumnya menggambarkan suanggi sebagai sosok laki-laki atau perempuan, Walaupun sering kali suanggi diidentifikasi sebagai wanita tua. Suanggi sering mengganggu Tempattinggal targetnya hingga menyebabkan mereka sakit. Di cara ini, suanggi Melakukanlangkah-Langkah menghabisi nyawa targetnya.

Cara Suanggi Beraksi

Suanggi Memiliki dua metode utama Untuk aksinya. Pertama, secara tidak langsung, Lewat praktik santet yang dikenal Di istilah ‘doti-doti’. Sebelumnya mengirimkan santet, suanggi biasanya Akansegera membaca arah angin Sebagai memastikan doti-doti dapat mencapai korban Di tepat.

Suanggi Setelahnya Itu memasukkan benda-benda, seperti dedaunan atau kayu, Hingga Untuk tubuh korban Di cara gaib. Korban yang terkena santet Akansegera Merasakan kerusakan tubuh yang fatal.

Kedua, suanggi dapat beraksi secara langsung Di mengintai korban. Di situasi aman, suanggi Akansegera melemparkan korban Di batu kecil atau tanah yang telah diberi mantra.

Ketika mantra tersebut mencapai korban, mereka Akansegera segera tidak sadarkan diri, dan suanggi Akansegera menyiksa korban Di berbagai cara, seperti memukul dan menendang, hingga membantingnya berkali-kali.

Daerah Ke NTT yang Terkenal Di Suanggi

Ke NTT, terdapat beberapa Daerah yang dikenal Memiliki banyak cerita tentang suanggi. Pulau Alor adalah salah satu tempat yang terkenal Akansegera suanggi yang mematikan.

Atambua Memiliki kisahnya sendiri. Nama Atambua berasal Untuk kata ‘Ata yang berarti hamba dan ‘Bua’ yang berarti suanggi. Di Sebab Itu, Atambua dapat diartikan sebagai tempat hamba-hamba suanggi, Ke mana para raja sering membuang suanggi yang mengganggu Komunitas.

Adonara, pulau Ke Flores, juga terkenal Di suanggi yang pernah ditangkap Di Komunitas. Ke sana, suanggi biasanya melakukan ritual tertentu Sebelumnya melancarkan aksinya.

Ke Pulau Rote juga dikenal sebagai tempat Ke mana orang sering sakit secara tiba-tiba dan meninggal tanpa penjelasan. Terakhir, Pulau Semau Dikatakan sebagai pulau angker Ke NTT.

Pulau Semau dikenal sebagai tempat yang kering dan gersang Di sedikit penduduk. Pulau ini diyakini sebagai tempat tinggal mereka yang Memiliki ilmu sakti.

Artikel ini ditulis Di Vincencia Januaria Molo peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka Ke detikcom