Sumedang –
Ingat cerita Nini Anteh atau Nyai Anteh yang tinggal bersama kucing Di Bulan? Ya, dia tinggal bersama seekor kucing bernama Ucing Candramawat.
Ucing Candramawat itu sendiri diyakini sebagai ibunda Di Nyai Anteh, sosok yang melahirkannya ketika sang kucing dipelihara Dari seorang lelaki yang bekerja sebagai pemburu, ketika masih hidup Di bumi.
Nyai Anteh dan Ucing Candramawat itu bisa naik Hingga Bulan Didalam sebuah pohon yang terus meninggi hingga menembus langit. Pohon itu tak berhenti tumbuh Dari Lantaran Nyai Anteh remaja yang terus berdendang, mendendangkan kepedihan yang dideritanya.
Sampai tua, sampai nenek-nenek, Nini Anteh dan kucingnya tinggal Di Bulan. Kerjaannya Di bulan adalah menenun. Nah, cerita Nini Anteh ternyata juga melahirkan mitos lain.
Yaitu, mitos Ucing Candramawat. Dikisahkan bahwa Kucing Candramawat sering melintas Di langit Bumi, bercahaya, dan jatuh Di suatu tempat Di Bumi.
Kejatuhan kucing itu pertanda baik sebab dipercaya kucing itu membawa keberuntungan. Kucing itu membawa intan berlian.
Arti Ucing Candramawat
Ucing Candramawat (Di bahasa Jawa ditulis Candramawa tanpa huruf akhir t) sejatinya adalah kucing Didalam bulu tiga warna. Kucing ini memang langka dan dominan berjenis kelamin betina. Secara ilmiah, kromosom Di jantan dan betina yang menjadi indukan kucing ini memungkinkan Sebagai sangat dominan melahirkan kucing betina.
Di beragam Negeri Didalam sebutan masing-masing seperti Jepang, Amerika, dan Inggris, kucing Didalam belang tiga warna ini Disorot sebagai kucing langka pembawa keberuntungan. Bagaimana tidak, Merasakan sesuatu yang langka jelaslah keberuntungan.
Bagaimana kepastian Kucing Candramawat ini adalah kucing belang tiga? Kamus Sundadigi menjelaskan lema Candramawat sebagai ‘nama kucing yang aneh, kata sebagian pihak warnanya ada tiga (hitam, putih, merah)’. Diterangkan juga ‘sejenis kucing, biasanya bulunya berwarna tiga macam’.
Sejatinya kata Candrawamat dapat dipenggal dua. ‘Candra’ adalah kata Sansekerta yang berarti ‘bulan’, Sambil Itu kata ‘mawat’ berarti perbawa, watak, karakter, tabiat. Boleh diartikan Candramawat adalah kucing yang membawa watak terang atau beruntung.
Kezia Gracela Widya Lawalata dan Rosyidah Di studi berjudul Terjemahan Aspek Kearifan Lokal Global Di Cerita Rakyat Indonesia Nyai Anteh Sang Penunggu Bulan Dari Mahasiswa Departemen Bahasa Jerman UM, menjelaskan bahwa Kucing Candramawat adalah kucing belang tiga pembawa beruntung.
“Kucing Candramawat atau Di bahasa Sundanya ucing Candramawat Memiliki makna kucing yang Disorot berpengaruh baik Didalam ciri-ciri berbulu tiga warna, misalnya putih, hitam, dan kuning, serta bentuk ekornya yang melengkung (Kamus Sunda.net, 2021). Di kamus Sunda.net (2021), kata mawat Memiliki makna perbawa, watak atau pengaruh baik,” tulis studi itu.
Melintasi Langit Membawa Keberuntungan
Budayawan Sunda, Agus Surachman mengatakan mitos Ucing Candramawat melintasi langit dan membawa keberuntungan masih dipercaya Komunitas Di Kecamatan Cimanggung, Sumedang, paling tidak hingga Di tahun 1980-an.
Desa Cimanggung yang berlokasi Di dataran tinggi, Komunitas bisa melihat bukit Di selatan yang terpisah Dari aliran Sungai Citarik. Bukit Sangiang atau sering disebut ‘Candi’ Di Cicalengka adalah lokasi jatuhnya Ucing Candramawat.
Ucing Candramawat adalah seberkas cahaya yang melintas Di langit malam dan jatuh Di Bukit Sangiang itu. Menurut Agus, jika cahaya yang melintas itu merupakan ulah usil orang, Di zaman itu belum ada Ilmu Pengetahuan pencahayaan. Cermin kecil Sebagai memantulkan cahaya pun masih jarang. Belum lagi, cahaya apa yang dipantulkan Di malam hari.
Dan jika kebetulan orang melihat cahaya melintas dan jatuh Hingga Di bukit itu, orang itu Berencana bergegas memburu Hingga arah bukit sebab yang Mutakhir saja jatuh itu dipercaya membawa intan berlian.
“Bergegas Di Hingga Gunung Sangiang, tapi Hingga Di Ini memang belum ada yang menemukan kucing itu,” kata Agus Asma, sapaan Agus Surachman kepada detikJabar Di Cimanggung, Sumedang, belum lama ini.
Menurutnya, kejadian orang-orang berburu Ucing Candramawat Lewat pertanda berkas cahaya yang melintas Di langit dan jatuh Di Bukit Sangiang bukanlah sekali dua kali, Di zaman dahulu, melainkan berulang-ulang dan menjadi mitos yang menggelitik Sebagai dibuktikan kebenarannya.
(orb/orb)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Mitos ‘Ucing Candramawat’ yang Melintasi Langit, Pembawa Keberuntungan