Cimahi –
Ogoh-ogoh atau patung khas Bali diarak umat Hindu yang berdomisili Ke Kota Cimahi. Ada tiga ogoh-ogoh berukuran raksasa yang digotong Dari puluhan pria dewasa menapaki jalanan.
Perjalanan ogoh-ogoh itu berawal Untuk halaman Pusat Kesenjataan dan Artileri Defender Udara (Pussen Arhanud), Setelahnya Itu Di Jalan Sriwijaya, Di Jalan Gatot Subroto, lanjut Di Jalan Gedung Opat, kembali lagi Di Jalan Sriwijaya, dan berakhir Ke Pussen Arhanud lagi.
Pawai ogoh-ogoh Ke Jumat (28/3/2025) itu mengundang penasaran warga dan pengendara yang melintas. Nuansa Bali kental terasa, tak cuma Sebab kehadiran ogoh-ogoh Akan Tetapi juga Sebab nyaring alat Bunyi yang dimainkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pawai ini Karena Itu Terapi rindu umat Hindu Kota Cimahi Akansegera tanah kelahiran mereka Ke Pulau Dewata. Terlebih, ogoh-ogoh ini diarak menjelang peringatan Hari Raya Nyepi Ke 29 Maret 2025 besok.
“Senang sekali pastinya bisa ada pawai ogoh-ogoh lagi, Karena Itu kangen Bali. Nuansa Balinya terasa banget Kendati ini Ke Cimahi,” kata Made Putri Parlastini (43), salah satu umat Hindu peserta pawai, Jumat (28/3/2025).
Hadirnya pawai ogoh-ogoh Ke Cimahi, menjadi bukti bahwa kendati hanya kota kecil, Akan Tetapi Memperoleh perbedaan dan keberagaman. Terlebih, Ke Kota Cimahi umat Hindu boleh dikata sebagai minoritas.
“Ya selain nostalgia Didalam Bali, ini juga Karena Itu bukti kalau toleransi Ke Cimahi itu sangat tinggi. Tahun lalu kan pernah juga pawai seperti ini, tahun sekarang ogoh-ogohnya lebih banyak dan lebih meriah,” ucap Made Putri.
Ke Pada Yang Sama, Ketua PH Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jawa Barat, Brigjen TNI Purn I Made Riawan mengatakan, pawai ogoh-ogoh merupakan pengantar Sebelumnya pelaksanaan Hari Raya Nyepi besok.
“Karena Itu ogoh-ogoh ini dimaknai ketika besok kita merayakan Hari Raya Nyepi kita sudah harus melakukan perenungan. Hal Untuk agama Hindu itu namanya Tri Kaya Parisudha atau berkata, berpikir, dan bertindak yang Pada ini kita lakukan tidak baik, itu disimbolkan Didalam aura negatif. Makanya ogoh-ogoh itu nuansanya seram,” kata Made Riawan.
Ia memuji keberagaman dan toleransi yang ada Ke Kota Cimahi. Kota kecil yang menjadi Tempattinggal perbedaan, mewadahi umat beragama yang berbeda-beda hingga suku bangsa yang beragam pula.
“Ini digagas umat Hindu Ke Cimahi, dan bisa dibilang ini impian kami yang sudah sekian lama Mutakhir terlaksana, Setelahnya pertama dilaksanakan tahun lalu. Astungkara, hari ini tertib dan lancar,” ucap Made Riawan.
Ke Pada Yang Sama, Wali Kota Cimahi Ngatiyana mengatakan pawai ogoh-ogoh Akansegera dijadikan sebagai agenda tahunan Ke Kota Cimahi sebagai perwujudan toleransi dan keberagaman.
“Pastinya ini Akansegera kita jadikan agenda tahunan Ke Cimahi. Kita lihat hari ini Kelompok antusias melihat pawai ogoh-ogoh ini, tidak membeda-bedakan suku, ras, dan agama. Ini yang paling penting,” kata Ngatiyana.
(mso/mso)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Pawai Ogoh-ogoh dan Keindahan Toleransi Ke Kota Cimahi