BADUNG – Pemerintah Kabupaten Badung Lewat Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) merencanakan langkah konservasi Di Teluk Benoa, khususnya Pulau Pudut. Pertemuan koordinasi penyusunan Detail Engineering Design (DED)-nya Malahan telah dilaksanakan Bersama turut melibatkan sejumlah tokoh setempat, termasuk Bendesa Adat Bualu, Tanjung Benoa, dan Tengkulung), Ke Kantor Lurah Benoa, Selasa (12/8/2025).
Skuat Pendukung Bidang SDA Dinas PUPR Badung, Sastrawan Wiguna mengungkapkan, sesuai namanya, Lewat DED tersebut pemerintah ingin mengembalikan Kemakmuran Teluk Benoa seperti Sebelumnya. Lantaran sebagaimana citra satelit yang ditayangkan, Kemakmuran Teluk Benoa Bersama tahun 90-an hingga Pada ini, sudah terjadi perubahan-perubahan morfologi, sedimentasi, dan struktur.
“Intinya Untuk mengembalikan lagi Kemakmuran Pulau Pudut sebagai Area konservasi penyu. Bersama Dinas PUPR telah menunjuk Skuat konsultan Untuk melakukan kajian tersebut,” ungkapnya.
Berdasarkan kajian dimaksud, diketahui bahwa memang telah terjadi abrasi Ke kawasan Teluk Benoa, khususnya Pulau Pudut. Supaya dirasa perlu dilakukan normalisasi lagi, Untuk mengembalikan Pulau Pudut seperti semula. “Ke Di itu, ini juga Untuk mengembalikan pesisir menjadi Area nelayan. Lantaran endapan, Pada ini mempersulit Karya para nelayan. Utamanya Pada air surut,” imbuhnya.
Tidak dipungkirinya pula, Untuk pemaparan juga disampaikan adanya pembuatan semacam jembatan penghubung Di daratan Bersama Pulau Pudut. Itu difungsikan sebagai akses, Setelahnya nantinya Pulau Pudut dinormalisasi terpisah Bersama daratan Tanjung Benoa.
Pertemuan koordinasi yang digelar itu, kata dia, merupakan tahap pendahuluan. Berikutnya, Akansegera dilanjutkan Bersama pembuatan Perancangan yang lebih detail. “Hasil diskusi kita hari ini, itu sebagai bahan dasar perencana Untuk pembuatan DED. Setelahnya itu kita Akansegera bertemu lagi Bersama pemangku kepentingan Untuk menyampaikan DED-nya. Jika masih ada kekurangan, maka Akansegera diubah lagi sampai matang, Mutakhir Lalu kita sosialisasikan,” pungkasnya.
Untuk diketahui, sejumlah tokoh hadir Untuk pertemuan tersebut. Termasuk Ke antaranya Bendesa Adat Tanjung Benoa I Made ‘Yonda’ Wijaya, Bendesa Bualu I Made Mudita, serta Bendesa Tengkulung I Gede Eka Surawan.
Satu per satu, secara bergiliran Memberi tanggapan. Malahan melebar Ke harapan penyelesaian persoalan kekroditan Ke Jalan Pratama Lewat pembangunan jalan Mutakhir Ke sisi barat Tanjung Benoa. “Untuk konservasi ini kami setuju. No reklamasi,” tegas Yonda yang juga Wakil Ketua DPRD Badung tersebut, didampingi dua bendesa adat lainnya.
Menurut Yonda, Pulau Pudut memang sudah sepantasnya Merasakan sentuhan penyelamatan Bersama abrasi. Malahan itu, katanya sudah kerap kali disampaikan Lewat Pertemuan-Pertemuan. (adi,dha)
Artikel ini disadur –>Wartabalionline.com Indonesia: Pemkab Badung Rancang Konservasi Teluk Benoa