TABANAN – Setelahnya sukses ada ima pagelaran Sebelumnya Perayaan Seni Jatiluwih Di-VI kem,bali digelar tahun 2025. Didalam mengusung tema Growth with nature (Tumbuh bersama alam), menjadi Perayaan Seni Jatiluwih kali ini menjadi perdauan Kearifan Lokal Dunia, alam dan semangat kebersamaan.
Perayaan Seni Jatiluwih Di VI dibuka secara resmi Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya yang hadir Bersama Wakil Bupati I Made Dirga bersama nyonya masing-masing. beserta jajaran, kehadiran Bupati Sanjaya disambut hangat Didalam ratusan Komunitas yang memadati area Perayaan Seni.
Event tahunan tersebut dihadiri langsung Didalam Pembantu Kepala Negara Wisata Internasional RI, yang diwakili Didalam Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Wisata Internasional RI, Utusan Khusus Kepala Negara Bidang Perdagangan dan Kerjasama Multilateral, Perwakilan Gubernur Bali, undangan Yang Berhubungan Didalam lainnya, Perbekel, Bendesa Adat dan juga tokoh Komunitas setempat. Bupati Sanjaya menyampaikan apresiasi yang tinggi Pada penyelenggaraan event tahunan tersebut.
Bupati Sanjaya mengatakan, Perayaan Seni Jatiluwih bukan sekadar perayaan Kearifan Lokal Dunia, tetapi sebuah bentuk nyata promosi potensi lokal yang mengangkat Kearifan Lokal, Kearifan Lokal Dunia, dan Citarasa khas Desa Jatiluwih. Ia menegaskan pentingnya menjaga eksistensi Jatiluwih sebagai destinasi unggulan berbasis alam dan Kearifan Lokal Dunia.
“Jatiluwih telah dikenal luas Di dunia sebagai destinasi Didalam pemandangan alam pegunungan yang asri, keunikan sawah berundak, serta sistem irigasi tradisional Subak yang luar biasa,” tandasnya.
Malahan, Subak Jatiluwih telah diakui UNESCO sebagai warisan Kearifan Lokal Dunia dunia Sebelum 6 Juli 2012. Di penghujung 2024, desa ini juga berhasil meraih tiga Pengakuan prestisius: Best Tourism Village Di UNWTO, sertifikat desa wisata berkelanjutan Di Kemenparekraf RI, serta Pengakuan desa wisata digital friendly Di ajang Dewiku. Ia Mendorong agar Jatiluwih tetap aktif dipromosikan Lewat media sosial dan kegiatan Perayaan Seni, guna Memikat minat wisatawan domestik maupun mancanegara.
Perayaan Seni kali ini mengusung tema “Growth with Nature” atau “Tumbuh Bersama Alam”, yang menurut Bupati Sanjaya sangat sejalan Didalam filosofi Tri Hita Karana, menjaga harmoni Di manusia dan alam.
“Tema ini Di dasarnya juga dapat dimaknai sebagai sebuah upaya sungguh-sungguh Sebagai mewujudkan visi kita yaitu, Nangun Sat Kerthi Loka Bali Lewat pola pembangunan semesta berencana Di Tabanan Era Mutakhir yang Aman, Unggul dan Madani (AUM). Saya ingin menjadikan visi ini sebagai kiblat atau arah pembangunan Wisata Internasional berkelanjutan Di Kabupaten Tabanan,” tegasnya.
Lebih Jelas, Bupati Sanjaya berharap agar Di depannya dapat diselenggarakan event Wisata Internasional bertaraf internasional Di Jatiluwih yang mampu Memikat lebih banyak wisatawan Foreign. Ia juga meminta agar badan pengelola DTW Jatiluwih terus Berkreasi dan menciptakan terobosan strategis, Tetapi tetap menjaga identitas Jatiluwih sebagai Wisata Internasional berbasis Pertanian dan Kearifan Lokal Dunia.

Di Di Yang Sama, Manager DTW Jatiluwih, John Ketut Purna, menyampaikan bahwa Jatiluwih Perayaan Seni VI merupakan momentum penting yang tidak hanya merayakan Kearifan Lokal Dunia, tetapi juga Life Style yang menyatu Didalam alam. Pihaknya ingin menyampaikan pesan kuat, bahwa Kemajuan sejati lahir Di hubungan harmonis Didalam lingkungan, bukan Di eksploitasi sumber daya alam.
“Hari ini kita tidak hanya meresmikan sebuah Perayaan Seni, kita Di menyampaikan kepada seluruh dunia bahwa desa kecil yang ada Di lereng gubung batukaru ini, bernama desa Jatiluwih punya cerita besar yang ingin dibagikan, kita punya nilai. Kita punya warisan dan yang lebih penting, kita punya semangat,” jelasnya.
Pihaknya juga menjelaskan, lewat Perayaan Seni ini, diharapkan mampu Menunjukkan kepada dunia bahwa desa kecil Di lereng Gunung Batukaru ini punya cerita besar yang layak dibagikan. Kearifan Lokal Dunia Di Jatiluwih bukan hanya warisan, tetapi juga sumber energi Sebagai masa Di. Tarian maskot Jatiluwih yang Mutakhir saja ditampilkan menjadi simbol regenerasi Kearifan Lokal Dunia, Sambil Mode show kostum karnaval, workshop, Citarasa, hingga pameran Pelaku Ekonomi Kecil menjadi wadah ekspresi dan keterlibatan aktif Komunitas, terutama generasi muda.

Diharapkan Didalam Perayaan Seni ini, jumlah kunjungan wisatan Di Jatiluwih semkain Meresahkan. kalau Pada ini kunjungan Di 800 sampai 1000 perhari, Didalam Perayaan Seni , pihaknya yakin Akansegera Meresahkan, Malahan bisa mencapai angka 2000 orang per hari.
Di kesempatan tersebut, seluruh undangan Menyaksikan berbagai atraksi Kearifan Lokal Dunia seperti Tebuk Lesung, parade gebogan, pertunjukan memasak tradisional “Tum Bungkil Gedebong”, dan nyuwun padi. Tak hanya itu, rombongan juga meninjau langsung pameran Pelaku Ekonomi Kecil serta Karya Pertanian seperti Metekap dan Ngejuk Lindung, yang Menunjukkan integrasi Kearifan Lokal Dunia, Pertanian, dan ekonomi kreatif Di Jatiluwih. (jon)
Artikel ini disadur –>Wartabalionline.com Indonesia: Perayaan Seni Jatiluwih VI 2025, Perpaduan Kearifan Lokal Dunia, Alam dan Semangat Kebersamaan











