Semarang –
Kekurangan yang ada Di diri tak membuat para penyandang Penyandang Disabilitas Di Kota Semarang putus asa. Mereka Malahan mampu tampil keren Di Layar Lebar pendek yang mereka buat.
Layar Lebar bertajuk ‘Ketika Tuhan Berkata’ itu ditayangkan Di Gedung Keuangan Negeri II Kota Semarang, Kelurahan Dadapsari, Kecamatan Semarang Utara. Tampak Di Layar Lebar tersebut, para lima pemeran Layar Lebar pendek merupakan para penyandang Penyandang Disabilitas.
Ketua Komunitas Sahabat Unik Luar Biasa (Sulbi) sekaligus pembuat Naskah Layar Lebar ‘Ketika Tuhan Berkata’, Angelia Ramadhani (18) mengatakan, Layar Lebar itu dibuat sebagai bentuk Pelatihan kepada Kelompok soal apa itu inklusif.
“Sulbi menggandeng Skuat Jejak Penolong Di membuat Layar Lebar Pembelajaran inklusi. Layar Lebar ini dikhususkan Sebagai Kelompok luas agar lebih mengenal apa itu inklusi,” kata Angelia Di Gedung Keuangan Negeri II, Minggu (15/12/2024).
Layar Lebar pendek itu menceritakan persahabatan Antara para penyandang Penyandang Disabilitas Bersama berbagai latar Dibelakang. Mereka merupakan tuna daksa, down syndrome, wicara, rungu, daksa dan nondisabilitas.
“Alasan ambil judul ‘Ketika Tuhan Berkata’, Sebab menurut kami semua manusia Memperoleh kelebihan dan kekurangan,” jelas Angelia.
“Ketika kita Memperoleh kedua itu tergantung cara kita menyikapinya apakah kita Berencana Memusatkan Perhatian Di kelebihan atau kekurangan kita. Padahal Tuhan telah menciptakan kita sebaik-baiknya,” lanjutnya.
Di proses pembuatan Layar Lebar Dari Desember tahun lalu, ia mengaku tak ada kesulitan Di mengarahkan para penyandang Penyandang Disabilitas itu. Mereka justru bersemangat dan Memperoleh antusias tinggi Di berkontribusi Sebagai Layar Lebar.
“Susahnya pencarian tempat syuting yang aksesnya susah digapai Dari teman-teman Penyandang Disabilitas,” tuturnya.
“Waktu itu kita pilih tempat syuting sungai dan hutan yang jalannya nggak lurus, Dari Sebab Itu minta bala Dukungan Bersama Sukarelawan Sebagai harus stay (tinggal) Di Pada proses shooting,” imbuhnya.
Adapun, Layar Lebar pendek tersebut juga diikuti beberapa Manajer Bersama berbagai usia. Meski banyak kesulitan, mereka jarang mengeluh akibat cuaca yang tak menentu.
“Mereka tidak mengeluh kalau panas, hujan, mereka kalai nggak syuting malah nanya. Pemerannya Bersama usia 8-41 tahun,” ungkapnya.
“Di balik layar ada juga teman-teman difabel yang terlibat seperti MUA (make up artist) sama pemilih lokasi Layar Lebar,” sambungnya.
Lewat Layar Lebar pendek itu, ia berharap bisa mengedukasi Kelompok Supaya tidak lagi ada diskriminasi kepada para penyandang Penyandang Disabilitas.
“Difabel itu bisa, bukan orang yang Memperoleh kekurangan tanpa kelebihan. Saya ingin membuktikan bahwa Tuhan itu adil secara nyata ketika kita Memperoleh kekurangan pasti Tuhan kasih kelebihan,” harapnya.
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Pesan Inklusi Penyandang Penyandang Disabilitas Semarang Lewat ‘Ketika Tuhan Berkata’