Denpasar –
Disekitar 2.000 warga Desa Adat Serangan, Denpasar, Bali, mengikuti upacara Memintar Bersama berjalan sejauh 4,7 kilometer. Kebiasaan yang rutin dilaksanakan setiap tahun ini merupakan salah satu bentuk ritual tolak bala.
Kepala Komunikasi PT Bali Turtle Island Development (BTID), Zefri Alfaruqy, menuturkan warga Serangan telah melaksanakan Kebiasaan Memintar Dari tahun 1950. Menurutnya, ritus itu pertama kali digelar Di ada wabah yang menyerang Serangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tahun 1950 diawali Bersama adanya wabah Ke Desa Serangan. Memintar dilakukan Untuk upacara menolak bala,” ujar Zefri, Jumat (19/12/2025).
Zefri menuturkan ritus Memintar lambat laun menjadi Kebiasaan hingga digelar setiap tahun. “Selain Untuk menolak bala juga meminta supaya kita tetap aman, kondisinya tetap kondusif,” imbuhnya.
Rangkaian prosesi Memintar dimulai Bersama Pura Desa. Warga Setelahnya Itu berjalan Di pantai, memasuki kawasan BTID, dan mengelilingi delapan pura yang ada Ke kawasan tersebut. Setelahnya itu, iring-iringan keluar Melewati pintu kawasan KEK Kura-Kura Bali.
Zefri mengeklaim kegiatan ini juga menjadi wujud inklusivitas dan kerja sama Antara PT BTID Bersama Kelompok Serangan. Menurutnya, PT BTID berkomitmen Untuk terus mendukung dan melestarikan Kebiasaan ini.
“Lantaran kan ini juga kegiatan spiritual dan juga kegiatan Kearifan Lokal Dunia yang secara inklusif juga bisa dinikmati Dari karyawan Bersama Kura-Kura Bali dan juga keluarga-keluarga Bersama Kura-Kura Bali,” imbuhnya.
(iws/iws)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Ribuan Warga Serangan Ikuti Upacara Memintar











