Rote Ndao –
Rote Ndao adalah salah satu kabupaten yang ada Hingga Nusa Tenggara Timur (NTT). Komunitas Rote Ndao Memiliki berbagai ritual adat bernama Keu Laka.
Ritual Keu Laka masih dilestarikan hingga sekarang. Untuk Komunitas Rote Ndao ritual adat merupakan Dibagian Untuk kehidupan yang tidak dapat dipisahkan. Justru Di bayi sudah dilakukan ritual adat Sebagai memohon perlindungan Di tuhan.
Ritual Keu Laka adalah ritual yang dilakukan Komunitas penganutnya Bersama tujuan memohon kekebalan tubuh dan perlindungan Untuk leluhur kepada bayi yang Mutakhir berumur 40 hari. Ritual ini sudah dilakukan secara turun temurun dan masih dilestarikan hingga sekarang.
Berikut ulasan lengkap ritual Keu Laka dirangkum Untuk Studi yang dilakukan Bersama Fallo, J. D., & Boimau, S. (2023) Bersama judul Makna dan Fungsi Tuturan Adat Keu Laka Hingga Desa Serubeba Kecamatan Rote Timor Kabupaten Rote Ndao.
Mengenal Keu Laka
Ritual Keu Laka dilakukan Bersama Komunitas Desa Serubeba, Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao, NTT. Keu Laka adalah ritual yang dilakukan Bersama mencukur rambut bayi berumur 40 hari Bersama tujuan memohon agar bayi senantiasa diberikan kekuatan dan perlindungan Bersama leluhur. Hingga Samping Itu, ritual ini juga sebagai bentuk bahwa bayi tersebut sudah sah diterima Hingga keluarga tersebut.
Di Mengadakan ritual ini Berencana dibacakan doa-doa permohonan kepada leluhur Bersama menggunakan bahasa batin. Setiap kata yang diucapkan Memiliki makna yang sakti agar para leluhur tergugah dan mengabulkan permohonan.
Ritual ini sangat penting Untuk Komunitas Serubeba Lantaran mereka menganggap ini merupakan wujud nyata Untuk kepercayaan Pada kekuasaan dan kekuatan gaib yang dapat Menyediakan Kejiwaan Untuk Komunitas penganutnya. Syarat ritual ini harus menggunakan hewan kurban agar Kegiatan berjalan Bersama lancar dan sesuai keinginan.
Doa yang digunakan Untuk Ritual Keu Laka
1. Ina aman no bei ba’in maileo ho pala bati fen mapi bara’ai
Artinya: Wahai para leluhur hadir dan Menyediakan kekuatan
2. Nai fai hatu do fai makaledo
Artinya: Malam hari maupun siang
3. Mado henin neme basa-basa hedirau
Artinya: Jauhkan dia Untuk macam-macam Gangguan
4. Matatea ao pan na ela hedirau oso la’en
Artinya: Kekebalan tubuh supaya tidak terkena Gangguan
5. Ina aman, Bei ba’in rinai nusa ma’iu
Artinya: Wahai para leluhur yang berada Hingga dunia sakral
6. So’u laka mara ho mamanene ami
Artinya: Pandanglah dan dengarkan permohonan kami
7. Ami tuka kemi
Artinya: Kami mengikutimu
8. Susah dei losa kemi
Artinya: Sulit Sebagai menggapaimu
9. Fen leo ina aman, ma bei ba’in
Artinya: Kepada para leluhur
10. Muni ami bafa huhuama
Artinya: Bawa permohonan kami
11. Muni ami hahulema
Artinya: Bawalah permintaan kami
12. Mafada leo ri ara neu nusa ma ‘iu a
Artinya: Sampaikan kepada mereka yang Hingga tempat kegelapan
13. Mafada leo ama na neu mamana madema na
Artinya: Kepada wujud yang tertinggi
14. Ina aman, be ba’in neu nusa ma’iu
Artinya: Wahai para leluhur yang berada Hingga dunia sakral
15. So’u laka mara ho mamanene ami
Artinya: Pandanglah dan dengarkan permohonan kami
16. Ami tuka kemi
Artinya: Kami mengikutimu
17. Susah dei losa kemi
Artinya: Sulit Sebagai menggapaimu
18. Mafada leo ina aman, bei ba’in
Artinya: Kepada para leluhur
19. Muni ami bafa huhuama
Artinya: Bawalah permohonan kami
20. Muni ami hahulema
Artinya: Bawalah permintaan kami
Makna dan Fungsi Keu Laka
Untuk Komunitas Serubeba, ritual Keu Laka Memiliki makna penting Untuk keberlangsungan hidup mereka. Makna yang pertama adalah sebagai perantara menyapa leluhur yang berada Hingga dunia sakral.
Makna kedua sebagai bentuk keperkasaan dan kehebatan Pada kemampuan yang dimiliki Sebagai mewujudkan doa-doa yang dimohon. Sedangkan fungsi Untuk ritual Keu Laka adalah sebagai tempat Sebagai mengekspresikan pikiran, perasaan dan harapan kepada sang pencipta Melewati doa yang disampaikan.
Prosesi Keu Laka
Untuk prosesi ritual ini dibutuhkan beberapa benda yang Memiliki makna penting Sebagai menunjang Prestasi ritual. Pertama menyiapkan tujuh lembar daun sirih tua dan muda yang tidak bolong Lantaran daun sirih diibaratkan sebagai sebuah rompi Sebagai melindungi bayi Untuk Gangguan.
Kedua Dibagian Di pinang yang sudah dijemur, Memiliki makna bahwa leluhur sudah Menyediakan kekuatan Di sang bayi. Dan yang terakhir adalah ayam jantan berbulu putih yang digunakan sebagai hewan kurban. Menurut Komunitas setempat, ayam jantan berbulu putih melambangkan kesucian dan berguna Sebagai membuang hal sial yang didapat Dari lahir.
Setelahnya semua itu lengkap, ritual Berencana dilakukan Hingga pusat permukiman tradisional yang disebut Uma Lasik (Rumah tua). Maneleo (kepala suku) Berencana memimpin ritual Bersama ditemani Bersama keluarga yang Melakukan ritual itu. Berikutnya rambut bayi Berencana dicukur Bersama Manelo. Potongan rambut langsung disimpan Di Ureoe (tempat air minum) yang ada Hingga Uma Lasik. Hal tersebut dilakukan Bersama tujuan agar rambut si bayi dapat tumbuh Bersama cepat.
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Ritual Keu Laka Hingga Rote Ndao, Kearifan Lokal Memohon Kekebalan Tubuh Sebagai Bayi