Cirebon –
Kebiasaan Grebeg Syawal kembali digelar Bersama khidmat Dari Kasultanan Kanoman Cirebon Di tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung Di Kompleks Pemakaman Sunan Gunung Jati, tepatnya Di Desa Astana, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Senin (7/4/2025).
Prosesi sakral yang telah berlangsung Dari berabad-abad ini bukan sekadar ritual tahunan, tetapi merupakan bentuk penghormatan Di leluhur, penguatan silaturahmi, serta ungkapan rasa syukur yang dibalut nilai Kebiasaan Global dan spiritualitas yang mendalam.
Grebeg Syawal tahun ini dipimpin Dari Gusti Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran, selaku Patih Kasultanan Kanoman. Prosesi dimulai Di Pendopo Jinem Keraton Kanoman, tempat berkumpulnya keluarga Sultan Dari pukul 06.30 WIB, Setelahnya Itu dilanjutkan Di kompleks Astana Gunung Sembung, lokasi makam para raja dan leluhur Kasultanan Kanoman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ratu Arimbi, juru bicara Kasultanan Kanoman, menjelaskan bahwa Grebeg Syawal merupakan rangkaian ritual yang esensinya adalah ziarah (nyekar) Di makam para raja terdahulu, khususnya Sultan Kanoman yang telah wafat.
“Ini juga menjadi momen silaturahmi Di Sultan, keluarga besar keraton, dan Kelompok Di merayakan Hari Raya Kupat, Setelahnya enam hari menjalankan puasa sunnah Syawal,” ujarnya.
Setibanya Di kompleks makam Sunan Gunung Jati Di pukul 07.00 WIB, Gusti Patih dan rombongan melintasi sembilan pintu keramat yang sarat makna spiritual. Mulai Di Kori Gapura, Kori Krapyak, hingga Pintu Teratai yang menjadi gerbang terakhir Di pesarean utama Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.
Di Di ruangan pesarean, dilangsungkan prosesi Ngarwah secara khusyuk, Di mana Gusti Patih beserta keluarga memanjatkan doa, dzikir, dan tahlil Untuk para leluhur Cirebon, termasuk Panembahan Ratu I dan para Sultan terdahulu.
Proses Grebeg Syawal Di kompleks makam Sunan Gunung Jati Foto: Devteo Mahardika
|
Di sela-sela prosesi, keluarga besar Kasultanan Kanoman juga menyampaikan ucapan Hari Raya kepada Kelompok.
“Kami mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H. Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh Kelompok Cirebon dan Indonesia. Semoga amal ibadah kita diterima Allah dan membawa kita menjadi insan bertakwa,” ucapnya.
Yang paling dinanti Kelompok adalah prosesi curak, yakni Di keluarga Sultan menyawerkan uang koin kepada warga yang telah menunggu Dari pagi. Suasana penuh sorak sorai dan tawa riang mewarnai momen tersebut, yang dipercaya sebagai simbol keberkahan dan rezeki.
Tafsir (56), salah satu warga yang beruntung Merasakan koin, tak bisa menyembunyikan rasa gembiranya.
“Setiap tahun saya ikut Grebeg Syawal, tapi Mutakhir kali ini dapat koin. Alhamdulillah, ini rezeki Di Allah,” ujarnya penuh syukur.
Ia berencana menjadikan koin tersebut sebagai modal usaha dan berharap bisa membawa berkah.
“Sehari-hari saya berdagang. Mudah-mudahan koin ini membawa berkah,” tambahnya.
Kebiasaan Grebeg Syawal bukan sekadar perayaan Kebiasaan Global, tetapi juga menjadi momen spiritual, sosial, dan ekonomi yang mengikat erat hubungan Di keraton dan rakyat. Kebiasaan ini sekaligus memperkuat identitas Kebiasaan Global Cirebon yang kaya nilai dan sejarah.
(tya/tey)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Sarat Makna, Grebeg Syawal Di Makam Sunan Gunung Jati Disambut Ribuan Warga