Sejarah Kerajaan Selaparang, Pejanggi, dan Sembalun



Mataram

Nusa Tenggara Barat (NTB) Memperoleh beragam kekayaan Kearifan Lokal Global dan juga cerita rakyat yang melegenda, salah satunya ialah tentang Doyan Nada. Cerita rakyat yang ada tentunya tidak hanya menjadi warisan Kearifan Lokal Global, Tetapi mengajarkan nilai-nilai tertentu Di cerita tersebut.

Berikut cerita tentang Doyan Nada yang detikBali rangkum Untuk Anda:

Kisah Doyan Nada


Melansir Di laman dongeng cerita rakyat, legenda tentang Doyan Nada ini menjadi latar Di terbentuknya tiga kerajaan Ke Lokasi Lombok, yaitu Kerajaan Selaparang, Kerajaan Pejanggi, dan Kerajaan Sembalun.

Cerita ini bermula ketika hiduplah perempuan Di bangsa jin dan memerintah Ke puncak gunung rinjani yang bernama Dewi Anjani dan dibantu Dari pamannya Patih Songan. Pulau tempat Dewi Anjani bertakhta sebagai ratu tersebut belum dihuni Dari manusia, Agar ia bermimpi didatangi sang kakek yang berpesan Untuk mengisi pulau itu Bersama manusia.

Daratan pulau yang penuh sesak Bersama pepohonan itu dinamakan Pulau Sasak, yang Pada ini dikenal Bersama nama Pulau Lombok. Sangking sesak Bersama pepohonan Dewi Anjani dibantu Dari pamannya Patih Songan memerintahkan burung peliharaan bernama Beberi Untuk menebang beberapa pohon besar Bersama paruhnya yang sangat tajam Untuk dijadikan lahan Pertanian.

Sesudah Itu Dewi Anjani mengubah dua puluh pasang jin bangsawan Untuk menjadi manusia dan ditunjuknya seorang laki-laki Untuk menjadi pemimpin.

Sesudah tercipta manusia, istri sang pemimpin mengandung dan melahirkan seorang bayi lelaki aneh dan diberi nama Doyan Nada.

Doyan Nada merupakan anak yang Memperoleh nafsu makan yang luar biasa, ia mampu menghabiskan nasi 3 bakul besar.

Pada orang tuanya membawa Di sebuah pesta, ia malah menghabiskan seluruh Hidangan Ke tempat Kegiatan yang membuat ayahnya merasa malu.

Lantas kesal Bersama tingkah anaknya dan tidak sanggup Untuk memberinya makan lagi, sang ayah Berusaha membunuh Doyan Nada Bersama berbagai cara.

Cara pertama Bersama ditimpa pohon yang ditebangnya hingga meninggal. Kejadian tersebut diketahui Dewi Anjani Agar menyuruh hewan peliharaannya Beberi Untuk meneteskan banyu urip.

Sesudah ditetaskan banyu urip, Doyan Nada hidup kembali dan membawa pulang pohon yang menimpanya.

Lalu sang ayah kembali mencoba membunuh Doyan Nada Bersama mengajak Untuk mencari ikan. Sesudah Itu digelindingkannya batu besar hingga menimpanya sampai meninggal.

Hal yang serupa dilakukan Dewi Anjani. Ia menyuruh Beberi Untuk meneteskan banyu urip dan Doyan Nada hidup kembali. Doyan Nada Sesudah Itu membawa batu besar tersebut dan dibanting Ke halaman rumahnya. Agar kejadian ini membuat desa tempat tinggal Doyan Nada disebut Selaparang.

Sesudah kejadian yang berulang, ibunya pun takut ayahnya Akansegera mencelakainya lagi. Agar ibunya menyuruh Doyan Nada Untuk mengembara Bersama berbekal 7 buah ketupat.

Di perjalanan, Doyan Nada bertemu hewan buas dan ia melempar Bersama ketupat. Anehnya hewan-hewan itu menjadi jinak kepada Doyan Nada.

Sesudah Itu Doyan Nada melanjutkan perjalanannya dan mendengarkan rintihan. Suara rintihan itu ternyata seorang laki-laki pertapa yang sudah bertahun-tahun dan dililit akar pohon beringin. Lalu Doyan Nada membebaskannya dan diberi nama Tameng Muter.

Ketika melanjutkan perjalanan, Doyan Nada bersama teman barunya kembali mendengar suara tangisan yang juga merupakan seorang pertapa yang terlilit rotan. Mereka bergegas menyelamatkan lalu diberi Nama Sigar Penjalin. Agar ketiganya menjadi sahabat.

Mereka Sesudah Itu melanjutkan perjalanannya sembari berburu kijang dan dibakar serta dibuat dendeng Untuk menjadi Hidangan mereka. Ke malam harinya, raksasa mencuri dendeng hasil tangkapan mereka, Agar Doyan Nada mengejar raksasa hingga Di Di gua dan membunuhnya.

Tak disangka Ke Di gua mereka bertemu Bersama 3 putri cantik. Doyan Nada dan dua temannya lalu memperistri mereka.

Doyan Nada memperistri putri yang berasal Di Majapahit, Tameng Muter memperistri putri Di Mataram, dan Sigar Penjalin memperistri putri Di Madura.

Beberapa waktu Sesudah Itu terdapat kapal yang merapat Di Pulau Sasak. Seorang nakhoda yang dilihat Dari Doyan Nada dan kedua sahabatnya itupun disuruh turun, tapi nahkoda kapal tersebut tertarik Bersama ketiga putri yang menjadi istri Doyan Nada dan teman-temannya. Nakhoda itu menawarkan ingin menukar seluruh muatan kapal Bersama 3 putri cantik tersebut.

Tawaran nakhoda itu membuat Doyan Nada menjadi marah dan bertarung mengalahkan nahkoda hingga membuat nahkoda beserta awak kapal tunduk kepada Doyan Nada dan kedua temannya. Lalu Doyan Nada pun membagikan isi muatan kapal kepada kedua sahabatnya.

Ke Sesudah Itu hari mereka mulai mendirikan kerajaan-kerajaan Ke Pulau Sasak. Yakni Kerajaan Selaparang yang didirikan Dari Doyan Nada, Kerajaan Pejanggi yang didirikan Dari Tameng Muter, serta Kerajaan Sembalun yang didirikan Dari Sigar Penjalin.

Ketiganya pun tetap bersahabat baik sembari mengingat perjalanan mereka zaman dahulu yang saling bantu-membantu.

Itulah cerita singkat mengenai legenda Doyan Nada yang tentunya mengajarkan kepada kita Untuk hiduplah saling membantu Bersama sesama. Samping Itu jangan pernah menyinggung perasaan orang lain yang Akansegera menimbulkan perselisihan. Semoga bermanfaat.

Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Sejarah Kerajaan Selaparang, Pejanggi, dan Sembalun