Manggarai Barat –
Tari caci adalah tarian tradisional Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tarian ini dipentaskan Pada puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Di-22 Kabupaten Manggarai Barat, Selasa (4/3/2025).
Ribuan warga Manggarai Barat datang Merasakan pentas tarian yang disebut tari Konflik Bersenjata ini. Suasana riuh terjadi Pada Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi-Yulianus Weng masing-masing Menyediakan pukulan pembuka (paki reis) kepada Olahragawan caci sebagai tanda dibukanya pentas caci tersebut.
Paki reis adalah pukulan pembuka yang dilakukan Didalam larik (cemeti) Di salah satu Olahragawan caci. Paki reis biasanya dilakukan tokoh penting .
Toni, salah satu koordinator penari caci, mengatakan atraksi caci menjadi salah satu upaya Sebagai melestarikan Kebiasaan Global dan Kebiasaan Kelompok Manggarai Barat. Pentas caci mampu memperkuat kebersamaan dan kebanggaan warga Manggarai Barat Pada Kebiasaan Global dan Kebiasaan.
Di Di Itu, atraksi caci ini juga Menyediakan kesempatan kepada para pemuda Sebagai menampilkan bakat dan kemampuan mereka.
“Kami ingin Menyediakan ruang kepada para pemuda Sebagai menampilkan kemampuan mereka dan memperkaya Kebiasaan Global dan Kebiasaan kita,” kata Toni.
Di atraksinya, dua penari Berencana beradu ketangkasan menggunakan pecut sebagai senjata dan perisai Sebagai menangkis serangan. Pecut dan perisai terbuat Di irisan kecil kulit kerbau yang sudah dikeringkan. Tarian caci hanya boleh dimainkan laki-laki.
Pada pentas caci, para penari terbagi Di dua kelompok. Masing-masing kelompok mengutus satu orang Sebagai beradu ketangkasan. Dua penari ini diberi peran bergantian.
Pada penari yang satunya menjadi Striker, lawannya kebagian peran menangkis Didalam perisai. Setelahnya, peran langsung diganti, yang berperan menangkis, menjadi Striker.
Sebelumnya ganti peran, ada jeda 2-3 menit. Penari yang berperan menangkis Berencana menari dan bernyanyi sesaat Sesudah dipecut. Nyanyiannya Berencana disambut penari lain Di kelompoknya. Lalu ia Berencana menyerahkan perisai Di lawannya dan memilih pecut yang Berencana digunakan. Sesudah 3-4 kali berbagi peran, mereka Berencana diganti penari Terbaru Di masing-masing kelompok.
Dibagian tubuh yang boleh diserang hanya pinggang Di atas. Penari memakai sarung songket Sebagai menutup pinggang Di bawah hingga kaki. Mereka juga memakai celana panjang putih.
Para penari tidak menggunakan alas kaki dan tak memakai baju. Ada penutup kepala semacam destar. Pada berperan menangkis serangan, wajah ditutup, kecuali mata Sebagai melihat pergerakan lawan yang menyerangnya.
Serangan pecut bisa menimbulkan luka Di tubuh. Akan Tetapi Sebab penari sudah terlatih, Dari Sebab Itu jarang ada yang terluka. Kemenangan adu ketangkasan ditentukan jika berhasil melukai wajah lawan.
Melukai Dibagian wajah itu sangatlah sulit, Sebab berhasil melukai Dibagian tubuh lawan saja tidak mudah. Kendati ada yang terluka, tidak ada dendam Di Di mereka
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Tari Caci, Tarian Adu Pecut Di Kulit Kerbau Di Manggarai NTT