Tari Reak Kreasi, Kolaborasi Karya Seni Kearifan Lokal dan Kaulinan Urang Lembur



Bandung

West Java Perayaan Seni 2024 Di kawasan Gedung Sate, Kota Bandung Ke 23-25 Agustus ini Akansegera Lebihterus meriah Didalam penampilan Tari Reak Kreasi. Tarian yang disajikan Dinas Kebudayaan dan Wisata Internasional (Disbudpar) Kota Bandung ini memadukan beragam unsur, mulai Didalam Karya Seni Kearifan Lokal, Bunyi, ritus, hingga kaulinan urang lembur atau permainan anak-anak kampung.

Tari Reak Kreasi merupakan garapan Terbaru Untuk bidang tari. Tarian ini Terbaru tercipta Ke tahun 2024 ini. Meski demikian, Tari Reak Kreasi telah dipentaskan Di Di hadirin Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia.

Seperti tari kreasi lainnya, Tari Reak Kreasi berangkat Didalam Karya Seni Kearifan Lokal reak yang berkembang Di Kota Bandung, khususnya Bandung Timur. Reak umumnya merupakan Karya Seni arak-arakan Didalam tetabuhan dogdog dan gelik terompet penca sebagai Bunyi intinya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana Karya Seni ini berkembang Agar menginspirasi terciptanya Tari Kreasi Reak Di Kota Bandung?

Sekelumit Sejarah Reak

Reak (Untuk bahasa Sunda ditulis Réak, Didalam é) adalah Karya Seni Kearifan Lokal yang sejarahnya bisa ditarik Di zaman Kerajaan Sunda-Pajajaran. Reak disebut-sebut ada kaitannya Didalam Reog Di Ponorogo, Akan Tetapi orang Sunda banyak percaya bahwa yang dimaksud Didalam kata Réak adalah “réang” yang berarti berisik.

Bunyi Réak memang berisik. Tetabuhan dogdog, yaitu kuluwung (selongsong) kayu besar Didalam kulit sapi yang dibentang menutupi salah satu sisinya, mendominasi réak. Bunyi ini juga menjadi aba-aba Untuk gerakan bangbarongan (barongan). Jika temponya cepat, barong mengamuk. Sebagai Gantinya jika pelan.

Réak memadukan beragam unsur, terutama unsur ritual dan berbau mistis. Kadangkala, banyak orang “kesurupan” ketika mengikuti réak. Kesurupan yang paling utama terjadi Ke orang yang berada Di balik kostum bangbarongan.

Pawang Untuk Karya Seni réak ini menjadi Kunci kesadaran kembali orang-orang yang Sebelumnya “hanyut” Di Untuk kenikmatan Karya Seni tersebut. Pawang Akansegera mendekati orang yang tidak sadar, mengusap Pada kepala atau menyemburkan air Di arahnya, supaya orang itu kembali sadar.

Meski Untuk pelaksanaannya teramat serius dan sakral, sejatinya Karya Seni réak disebut-sebut merupakan sindiran Untuk Kerajaan Majapahit. Dikutip Didalam situs Kearifan Lokal Global Indonesia, reak Di zaman Pajajaran Ke abad Di-15 M, adalah tiruan Didalam barongan yang diberikan Ki Ageng Surya Alam kepada raja Majapahit sebagai sindiran yang mengakibatkan Konflik Bersenjata.

Versi lain sejarah reak adalah kedatangan orang-orang Ponorogo Di Cirebon membawa Karya Seni reog Ke abad Di-16-17 M. Orang-orang Ponorogo yang ahli Konflik Bersenjata itu berada Di tanah Sunda Untuk Menyediakan penjagaan Di Kesultanan Cirebon, terutama Lokasi-Lokasi rawan pemberontakan. Ketika itu, Cirebon dan Mataram punya hubungan baik.

Tari Kreasi Reak

Hendi Rohendi, Pamong Kearifan Lokal Global Ahli Muda Bidang Kebudayaan Disbudpar Kota Bandung menjelaskan Tari Kreasi Reak tidak jauh-jauh Didalam Karya Seni Kearifan Lokal reak yang telah ada Di Bandung, dan telah ditetapkan sebagai Warisan Kearifan Lokal Global Tak Benda (WBTB). Akan Tetapi, jika orang menari Untuk Karya Seni reak Ke umumnya cenderung kurang terarah, Tari Kreasi Reak lebih terstruktur dan bercerita.

“Sebenarnya Tari Reak Kreasi Memutuskan dasarnya Didalam Karya Seni reak yang berkembang Di Bandung Timur. Untuk arti, tari ini memadukan, ini tariannya. Istilahnya dikembangkan, dikreasikan, dikolaborasikan Didalam objek pemajuan kebudayaan yang lain,” kata Hendi kepada detikJabar, Rabu (21/8/2024).

Penari Untuk Tari Kreasi Reak ini ada laki-laki dan perempuan. Akan Tetapi, peran mereka bukan sebagai pasangan. Yang laki-laki berperan sebagai Olahragawan barongan, dan perempuan menari rampak.

“Yang laki-laki pegang bangbarongan, ini sebagai simbol reak itu sendiri,” kata Hendi.

Lengkap seperti Karya Seni Kearifan Lokal reak, Tari Reak Kreasi juga Memutuskan unsur ritual reak. Yaitu, Didalam menyalakan parupuyan (tungku kecil Untuk membakar kemenyan) dan memanjatkan doa Ke awal-awal tarian.

Para penari laki-laki Akansegera berada Di Dibelakang kostum barong. Bedanya Didalam Karya Seni reak umumnya, barong tidak dipakai hanya kepala barong ditempel Di wajah penari saja. Juga fragmen kesurupannya, merupakan kesurupan yang telah dimodifikasi sebagai tarian, Agar gerakannya tidak sporadis, melainkan estetis.

Para penari perempuan menari rampak. Tariannya merupakan paduan Didalam Kearifan Lokal ibing lainnya, yakni memadukan jaipong dan pencak. Untuk Tari Kreasi Reak, Bunyi yang dimainkan tidak sebatas seperti Kearifan Lokal reak, tetapi sudah Menyambut tambahan bunyi kecapi dan perkusi, juga ada unsur karawitan.

“Nanti Untuk WJF 2024, kurang lebih ada 12 orang penari, 13 Didalam pawang. Talent semuanya berjumlah 25 orang. Waktunya 10 menitan Untuk tampil. Penarinya merupakan penari Di sanggar dan gabungan Didalam teman-teman penari yang tersertifikasi,” kata Hendi.

Dia mengatakan pemusatan Pertarungan Persahabatan Tari Kreasi Reak Untuk West Java Perayaan Seni 2024 dilakukan Di Sanggar Putra Mayang Mandiri. “Untuk persiapan sudah 95 persen,” katanya.

(iqk/iqk)

Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Tari Reak Kreasi, Kolaborasi Karya Seni Kearifan Lokal dan Kaulinan Urang Lembur