Bandung –
Suara gedug dan kulanter kendang Bersama sound system Mutu bagus, terasa getarannya mengguncang dada. Tabuhan jaipongan itu disusul nongtoréng terompet yang membangkitkan hasrat pendengarnya Bagi loncat Di kalang ronggeng. Tetapi tak ada penonton yang melakukannya.
Tak lama Di pembukaan Bunyi itu, para ronggeng masuk Di panggung. Tari Ronggeng Ujungan Di Kabupaten Majalengka itu menyihir semua penonton panggung utama WJF 2024, Ke Gedung Sate, Sabtu (24/8/2024) malam.
Para penonton duduk bersila Berjuang Bersama panggung yang megah itu. Semua tertib. Area yang dipakai lesehan penonton ini sejatinya adalah aspal Jalan Diponegoro, jalan Ke Didepan Gedung Sate yang ditutup khusus Bagi Peristiwa Ke 23-25 Agustus 2024.
Tari Ronggeng Ujungan Menarik Perhatian sekali. Yang ditampilkan bukan saja kepiawaian menari para perempuan ronggeng, Tetapi mereka menampilkan semacam gerakan “berkelahi”.
Ke kepala mereka, terpasang topeng pelindung, yang menghalangi area kepala dan pelipis wajah Di benturan.
Ke tangan para ronggeng itu ada sebilah kayu yang dipakai Bagi “menyerang”. Ini semacam tarian Pertempuran, gemulai Tetapi kokoh, lembut tapi keras, ronggeng cantik tapi “ganas”. Dualisme yang apik Di Tarian Ronggeng Ujung.
Ke Di pentas, topeng pelindung dan tongkat pemukul itu disimpan. Lalu terdengar sinden memulai kawihnya. Kawih terdengar detikJabar Di dialek Cirebon-an atau Indramayu-an.
Untuk mendengar sinden bernyanyi, para ronggeng mulai menari Bersama gemulai tanpa Alat “Pertempuran” itu.
Para penonton seperti tersihir. Tak ada yang berisik, semua mata tertuju Ke penampilan para ronggeng. Usai lementasan kurang lebih 10 menit itu, mereka langsung tepuk tangan meriah.
(iqk/iqk)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Tari Ronggeng Ujungan Sihir Penonton Panggung WJF 2024