Sumbawa –
Tau Samawa (penduduk asli) Di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Memiliki Karya Seni tari yang hingga Pada ini masih dilestarikan dan sudah menjadi Pada Untuk Kelompok setempat. Tari Tradisional Samawa adalah Karya Seni tari yang berkembang Di Daerah Sumbawa yang Memiliki sejarah dan dijadikan sebagai pedoman Sebagai dapat Mengadaptasi Di lingkungan Di.
Ada banyak sekali Tari Tradisional Samawa yang tercipta atau tercermin Untuk kegiatan yang dilakukan Di Tau samawa, misalnya berkaitan Di Agrikultur, ekonomi, alam, sosial, dan agama. Salah satunya adalah Tari Tanak Eneng Ujan, Tarian yang tercermin Untuk Situasi alam yang tidak baik Untuk Tau samawa, khususnya Untuk petani.
Penasaran? Yuk, disimak! Informasi ini dirangkum Untuk situs resmi kebudayaan Sumbawa.
Pengertian Tarian Samawa
Karya Seni tari Tau Samawa adalah Karya Seni yang mengekspresikan nilai batin Lewat gerak yang indah Untuk tubuh dan mimik. Karya Seni tari tau samawa Di Umumnya Memiliki aspek-aspek gerak, ritmis, keindahan, dan ekspresi.
Di Di Itu, Karya Seni tari Tau Samawa Memiliki unsur-unsur ruang, tenaga dan waktu. Sebagai suatu kegiatan Karya Seni, tari tradisional Tau Samawa Memiliki beberapa fungsi yaitu:
- Karya Seni tari sebagai sarana upacara keagamaan.
- Karya Seni sebagai hiburan yang diperuntukkan Sebagai menghilangkan kebosanan, dan menjenuhkan.
- Karya Seni tari sebagai penyaluran terapi. Biasanya Sebagai penyandang cacat fisik atau cacat mental.
- Karya Seni tari sebagai media Pembelajaran. Tari ini seperti mendidik anak Sebagai bersikap dewasa dan menghindari tingkah laku yang menyimpang.
- Karya Seni tari sebagai sarana Sebagai melakukan permohonan.
Tari Tanak Eneng Ujan
Tari Tanak Eneng ujan terdiri Untuk tiga kata, tanak yang berarti tanah. Eneng Di artikan meminta, Untuk ujan diartikan sebagai hujan. Di Sebab Itu Tari Tanak Eneng Ujan adalah proses Sebagai meminta hujan Di tanah Samawa yang Untuk Merasakan musim kemarau panjang.
Tari ini hanya bisa ditampilkan apabila terjadi musim kemarau yang panjang. Tarian ini biasanya ditampilkan Di dua lokasi, tergantung dibawakan Di pagi atau malam hari.
Jika dilaksanakan Di pagi hari maka lokasi kegiatan Di lapangan terbuka Didekat Di pegunungan atau areal Agrikultur, sedangkan bila malam hari dilakukan Di Ditengah perkampungan. Tarian ini melibatkan banyak Kelompok Sebagai ikut menari sambil menembangkan syair-syair permohonan hujan yang ditujukan kepada tuhan yang maha kuasa.
Pencipta Untuk Tari Tanak Eneng ujan sampai Pada ini tidak dikenal Lantaran lebih bersifat spiritual serta diduga sudah ada Dari zaman hindu Lantaran penyebutan hujan Untuk syairnya adalah Dewa Ngarobok.
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Tari Tanak Eneng Ujan, Kebiasaan Tau Samawa Sebagai Memohon Hujan Di Musim Kemarau











