Sejarah penyebaran Islam Hingga Teluk Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Memperoleh kisah panjang yang erat kaitannya Bersama sosok-sosok yang diyakini pernah menjejakan kakinya Hingga Gunung Winarum, Karanghawu, Kecamatan Cisolok. Hingga kawasan yang kini dikenal sebagai Keramat Gunung Winarum, terdapat sejumlah makam yang dikeramatkan.
Nama-nama seperti Eyang Rembang Sanca Manggala, Eyang Lendra Kusumah, Eyang Jalak Mata Makuta, dan Raden Syekh Hasan Ali terukir Hingga batu nisan yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah.
“Eyang Rembang adalah salah satu penyebar Islam yang disebut-sebut pernah menjadi imam Hingga Masjidil Haram. Beliau berasal Bersama Rembang, lalu singgah Hingga Gunung Winarum Karanghawu Disekitar tahun 1421,” ujar Abah Abun, juru Kunci Keramat Gunung Winarum, kepada detikJabar, Jumat (7/2/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Abah Abun, perjalanan dakwah Eyang Rembang didampingi Bersama para pengawal setia, Hingga antaranya Eyang Lendra Kusumah dan Eyang Jalak Mata Makuta. Ketika pembangunan Hotel Samudra Beach dimulai, makam Eyang Lendra Kusumah ditemukan Hingga lokasi proyek tersebut.
Kawasan Sumur 7 Gunung Winarum, Kabupaten Sukabumi. Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar
|
“Menurut cerita nenek saya, juru Kunci generasi pertama Keramat Gunung Winarum, Di hotel mau dibangun ditemukan kayu besar Hingga lokasi makamnya. Pembangunan hotel pun terhambat. Sampai akhirnya salah satu pemuka agama, Kiai Haji As’ari Bersama Cimaja, meminta agar makam itu dipindahkan Hingga Gunung Winarum Karanghawu sesuai petunjuk yang beliau terima,” tuturnya.
Sesudah pemindahan makam, pembangunan hotel akhirnya berjalan lancar. Kini, makam Eyang Lendra Kusumah berada Hingga Ditengah kawasan Karanghawu bersama Bersama makam tokoh lainnya.
“Syekh Hasan Ali juga dimakamkan Hingga sini. Beliau seorang ulama keturunan Banten yang masih bersilsilah Bersama Syekh Maulana Mansyur Cikaduen. Bersama Sebab Itu, selain sebagai situs penyebaran Islam, kawasan Gunung Winarum juga Memperoleh nilai spiritual yang tinggi,” lanjutnya.
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Tempat Bertemunya Sejarah, Kepercayaan, dan Kebiasaan