Denpasar –
Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), tidak hanya terkenal Bersama kekayaan alam dan kain tenunnya, tetapi juga Kebiasaan adatnya. Salah satunya Karya Seni pertunjukan bernama Tua Reta Lou.
Tua Reta Lou adalah sebuah tari Pertempuran khas Sikka yang telah diwariskan secara turun-temurun hingga Pada ini. Berikut ulasan lengkap terakait Tua Reta Lou.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tarian Pertempuran dan Filosofi
Tua Reta Lou biasanya dipertunjukkan Bersama sebuah kelompok tari yang terdiri Bersama penari pria dan wanita lengkap Bersama busana Pertempuran orang Hewokloang bernama Ragi gaing, simbol Komunitas setempat yang melambangkan jiwa dan mental pahlawan. Dulunya tarian ini Ke pentaskan langsung Bersama panglima atau prajurit Pertempuran yang pulang Bersama medan Tanding. Sekarang, tarian ini sudah diwariskan Hingga generasi yang lebih muda juga sering dipentaskan Ke berbagai Kegiatan adat hingga Perayaan Seni kebudayaan.
Biasanya para penari Tua Reta Lou Berencana diiringi Bersama tabuhan gong waning Bersama berbagai jenis pukulan. Nantinya salah satu penari pria Berencana berada Ke atas bambu setinggi 3-4 meter Bersama posisi meliuk-liukan badannya sambal memegang pedang panjang seolah-olah Di mengintai musuh juga Menyediakan komando Sebagai menyerang atau bertahan. Sambil Itu Ke Dibagian bawah, beberapa penari Berencana Melakukanlangkah-Langkah memegang erat tiang bambu tersebut.
Gabungan Tiga Tarian
Gerakan Bersama tarian ini merupakan Metode yang dipakai leluhur ketika berperang Ke masa lampau yang terbagi atas 3 kombinasi tarian yakni tarian Awi Alu, tarian Mage Mot dan tarian Tua Reta Lou. Tentunya ketiga tarian tersebut sangat berhubungan Bersama ketangkasan Pertempuran yang wajib dimiliki Bersama pria.
Tarian Awi Alu diartikan tentang bagaimana Laga Persahabatan ketangkasan tubuh Dibagian bawah Bersama menyimbolkannya Lewat penari yang Berencana melompat-lompat Ke Di tongkat kayu atau bambo sambil dihentakkan Bersama penari lain Ke Dibagian bawah.
Sedangkan Sebagai tarian Mage Mot ditujukan Sebagai melatih kelincahan tubuh Dibagian atas Bersama model gerakan tari yang hampir sama Bersama Awi Alu tapi berbeda Ke penempatan tongkat bambu yang Berencana sejajar Bersama leher penari.
Terakhir, Tua Reta Lou yang menyimbolkan Kekuatan mengintai Bersama gerakan seorang pria memegang sebuah pedang naik Ke atas tiang bambu lalu berputar Hingga segala arah yang menumpukan perutnya Ke tiang tersebut sembari penari Ke bawah memegang tiang bambu bersamaan.
Bersama sini dilihat bahwa Tua Reta Lou bukan hanya sekedar tarian atau pertunjukan Karya Seni, Berencana tetapi mencerminkan bagaimana kehidupan Komunitas Sikka ketika berperang ratusan tahun lalu. Bukan Hanya Itu, Ke dalamya juga terdapat nilai-nilai keberanian, solidaritas juga penghormatan.
(nor/nor)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Tua Reta Lou, Tari Pertempuran Khas Sikka NTT yang Sarat Makna dan Filosofi











