Bandung –
Kelompok Sunda yang tinggal Jawa Barat punya beragam kekayaan Kearifan Lokal Global. Di antaranya adalah Kampung Adat, yakni sebuah tempat tinggal Sebagai Kelompok yang masih memegang teguh ajaran leluhur.
Jika detikers singgah Di Kampung Adat Cikondang, Di Kabupaten Bandung misalnya, dapat ditemukan aturan membuat Rumah yang masih dipatuhi. Salah satunya, Rumah itu harus menghadap Di utara. Aturan itu masih dipraktikkan hingga Pada ini.
Kampung-kampung adat Di Jawa Barat banyak yang masih berdiri Di prinsip paling utama, yakni menjaga keharmonisan manusia dan alam. Agar Di sana, banyak upacara-upacara adat yang bertalian Di penghormatan kepada alam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut adalah 10 kampung adat Sunda Di Jawa Barat yang masih menjaga jejak-jejak Kearifan Lokal dan Kearifan Lokal Global mereka:
1. Kampung Naga
Destinasi wisata Di Tasikmalaya. Foto: Johanes Randy
|
Kampung Naga berada Di Kabupaten Tasikmalaya, tepatnya Di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu. Kampung Naga merupakan salah satu kampung adat Sunda yang terkenal. Selain Lantaran Kearifan Lokal Sunda yang kuat masih dipraktikkan, arsitektur bangunan tradisional Di kampung ini juga masih lestari.
Kelompok Kampung Naga masih memegang teguh nilai-nilai Kearifan Lokal dan Kearifan Lokal Global Sunda, dan tidak menggunakan listrik Sebagai menjaga kelestarian Kearifan Lokal Global. Memang ada listrik dan sedikit Produk Internasional elektronik yang penggunaannya dibatasi. Tetapi Sebagai penerangan sehari-hari, Kelompok Kampung Naga memilih lampu Energi.
Masih misteri, Di mana nama ‘Naga’ bermula. Yang jelas, Di kampung itu tidak ada hewan mitologis bernama naga. Ada yang mengatakan bahwa naga merupakan ringkasan Di ‘Na Gawir’ yang berarti ‘Di pinggir jurang’ atau ‘Di lembah’, sebagaimana dikutip Di Bacaan berjudul Jagapati Bumi, Mitos-mitos Pengawal Nusantara karangan Anna Farida (2023).
Di kampung ini, masih lestari Kearifan Lokal tahunan seperti upacara adat Seren Taun, ritual Agrikultur lainnya, dan upacara keagamaan.
2. Kampung Adat Pulo
Ada sebuah kampung adat yang mengajarkan toleransi Di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Sejarah kebersamaan agama Islam dan Hindu hidup abadi Di sana. Foto: Hakim Ghani
|
Jika berkunjung Di Situ Cangkuang, Di Kabupaten Garut, detikers bakal melihat sebuah pulau yang Di sana ada perkampungan. Dinamakanlah perkampungan itu Kampung Adat Pulo.
Kampung Adat Pulo tepatnya berada Di Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Di sini, ada juga candi peninggalan Di masa Hindu Di Jawa Barat, yakni Candi Cangkuang.
Kelompok Kampung Adat Pulo masih menjaga Kearifan Lokal dan Kearifan Lokal Global Sunda, serta Menyusun Wisata Internasional yang berbasis Ke kearifan lokal.
Di Di Kearifan Lokal yang dilestarikan Di Kampung Pulo ini adalah ‘Mapag Bulan Mulud’, ‘Ngariung Mulud’, ‘Ngibakan Banda Pusaka’, Tahlilan, ‘Mitembeyan’, dan ‘Niiskeun Pare’. Samping Itu, terdapat juga Kearifan Lokal ‘Kaluar ti Kampung Saatos Nikah’ dan Kearifan Lokal lainnya.
3. Kampung Ciptagelar
Jalan masuk Kasepuhan terdapat deretan lumbung padi Foto: detik
|
Jangan tanya soal stok Kelaparan Global Kelompok Kampung Adat Ciptagelar. Jawabannya pasti bikin tercengang. Stok padi cukup Sebagai puluhan tahun Di Di.
Kampung Adat Ciptagelar berada Di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Di kampung ini, dikenal Kearifan Lokal panen padi yang sakral dan upacara adat Seren Taun (syukuran hasil panen padi).
Kelompok Di sini memosisikan padi sebagai sesuatu yang terhormat, sebab Di padi manusia hidup. Samping Itu, padi juga bukan Produk Internasional yang bisa dijual. Ajaran bahwa padi tidak bisa dijual merupakan ajaran leluhur Sunda, sebagaimana terungkap Di naskah kuno Wawacan Sulanjana.
Menariknya, padi Di Ciptagelar yang melimpah ini dikembangkan hanya Di Agrikultur organik.
4. Kampung Dukuh
Kampung Adat Dukuh berada Di Desa Ciroyom, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Di kampung ini, masyarakatnya memegang teguh nilai-nilai kesederhanaan yang diajarkan Dari leluhur Sunda.
Kelompok Kampung Dukuh tidak menggunakan Produk Internasional-Produk Internasional modern dan masih menjaga Kearifan Lokal. Kelompok Kampung Dukuh memeluk agama Islam dan masih menjalankan kearifan-kearifan Sunda.
Di antaranya, Kampung Dukuh Memiliki Kearifan Lokal unik yang masih dipraktikkan hingga Pada ini, seperti ‘Upacara Moros’, ‘Ritual Ngahaturan Tuang’, ‘Upacara Cebor Opat Puluh’, dan ‘Seni Kearifan Lokal Terebang Dari’. Ada juga aturan adat yang mengikat kehidupan Kelompok, seperti larangan tertentu Pada berziarah dan tata cara makan.
5. Kampung Cireundeu
Kelompok adat membawa olahan hasil bumi Pada Kearifan Lokal Kearifan Lokal Tutup Taun (Tahun) 1957 dan Ngemban Taun 1 Sura 1958 Di Kampung Adat Cireundeu, Cimahi, Jawa Barat, Sabtu (3/8/2024). Kearifan Lokal dan Seni Kearifan Lokal Kearifan Lokal Global yang digelar Dari Kelompok adat yang terkenal Di mengonsumsi olahan singkong menjadi beras (rasi) tersebut sebagai bentuk pengungkapan rasa syukur atas nikmat kehidupan dan alam yang telah diberikan Dari Sang Pencipta Di setahun sekaligus prosesi Di menjaga warisan Kearifan Lokal Global. Di FOTO/Novrian Arbi/foc. Foto: Di FOTO/NOVRIAN ARBI
|
Pernah mendengar ‘Rasi’ atau Beras Singkong? Nah, Di Kampung Adat Cireundeu lah tempat Konsumsi itu disajikan. Kelompok Kampung Adat Cireundeu menjadikan singkong sebagai Konsumsi utamanya. Pati singkong Berencana dibuat menjadi olahan Konsumsi lain, Sambil Itu ampasnya Berencana dijemur dan itulah yang menjadi ‘Rasi’.
Kampung ini berada Di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Sejarah panjang melatari mengpa singkong menjadi Konsumsi utama warga Di sini. Di Di alasannya adalah situasi paceklik yang pernah dialami dahulu.
Di Samping ‘rasi’, sebagai penghuni kampung adat, Kelompok Kampung Cireundeu masih memegang teguh nilai-nilai Kearifan Lokal dan Kearifan Lokal Global Sunda.
Ada Kearifan Lokal yang Malahan telah diakui sebagai warisan Kearifan Lokal Global. Yakni Kearifan Lokal ‘Tutup Taun Ngemban Taun 1 Sura’ yang telah ditetapkan sebagai Warisan Kearifan Lokal Global Tak Benda (WBTB). Kearifan Lokal ini melibatkan upacara adat dan ritual Sebagai memperingati tahun Terbaru Sunda.
6. Kampung Cikondang
kampung adat Foto: (Wisma Putra/detikTravel)
|
Berada Di Kelurahan Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Kampung Cikondang Memiliki Rumah adat utama yang disebut Bumi Adat.
Dahulu, Sebelumnya peristiwa kebakaran Menyapu, Rumah-Rumah kampung adat Cikondang berbahan Di bambu dan atap ‘hateup’. Tetapi, kini tidak sedikit Rumah yang sudah menggunakan tembok, Tetapi tetap mengikuti aturan Sebagai menghadap Di utara.
Kelompok Kampung Cikondang masih menjaga Kearifan Lokal dan Kearifan Lokal Global Sunda, serta Menyusun Wisata Internasional yang berbasis Ke kearifan lokal. Kearifan Lokal perayaan tahun Terbaru Islam yang disebut ‘Wuku Taun’ dan syukuran hasil panen yang disebut ‘Seren Taun’ masih lestari Di Kampung Adat Cikondang ini.
7. Kampung Adat Urug
Kampung Urug berada Di Desa Kiara Pandak, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Kampung Urug dikenal Di Kearifan Lokal Seni Kearifan Lokal Kearifan Lokal Global Sunda dan kerajinan tradisional. Kelompok Kampung Urug masih memegang teguh nilai-nilai Kearifan Lokal dan Kearifan Lokal Global Sunda.
Di sini, Kelompok melakukan Agrikultur yang berkelanjutan. Yakni, Di menggunakan bahan-bahan organik sebagai pupuknya. Samping Itu, Kampung Adat Urug juga Memiliki beberapa Kearifan Lokal unik yang masih dipertahankan Dari Kelompok hingga kini.
Di bidang Agrikultur dan keagamaan, Kearifan Lokal yang masih lestari mencakup berbagai upacara adat seperti ‘Seren Taun’, ‘Sedekah Bumi’, dan ‘Muludan’.
8. Kampung Adat Miduana
Potret Kampung Adat Miduana yang masih terjaga Kearifan Lokal dan kebudayaannya Foto: Ikbal Selamet/detikJabar
|
Kampung Miduana berada Di Desa Balegede, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur. Dilansir detikTravel, Kampung Adat Miduana menjadi perhatian Setelahnya dinobatkan sebagai kampung Di penduduk berumur panjang bersama Gili Iyang Di Sumenep.
Lokasi kampung ini jauh Di perkotaan, yakni berjarak 172 kilometer Di pusat perkotaan Cianjur. Sambil Itu, predikat penduduknya berumur panjang itu berdasarkan Eksperimen yang dilakukan Dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Di Economic Research Institute of Asosiasinegara-Negaraasiatenggara and East Asia (ERIA).
Hasil Kajian Menunjukkan, Di Miduana lansia yang berusia 70-79 tahun berjumlah 8 orang, 88-89 tahun berjumlah 14 orang, 98-99 tahun berjumlah 12 orang, 100 hingga lebih Di 100 berjumlah 3 orang.
Kampung Miduana berhawa sejuk Lantaran beradaannya Di ketinggian. Di kesejukan, Kearifan Lokal, dan Kearifan Lokal Global Kampung Miduana menjadi salah satu destinasi wisata Terbaru yang terletak Di Cianjur, Jawa Barat
Miduana sendiri berasal Di kata ‘Midua’ yang berarti terbelah atau terbagi dua. Nama itu merujuk kepada lokasi kampung yang terbagi dua Lantaran berada Di Di dua sungai yakni Cipandak hilir dan Cipandak girang.
Kedua sungai itu bertemu menjadi Sungai Cipandak (utama), Di arusnya yang landai tidak curam. Pada pertama kali dibuka, kampung ini Memiliki julukan yakni Joglo Alas Roban yang dipimpin Eyang Jiwa Sadana Di sembilan kepala keluarga. Mereka Lalu secara turun temurun beranak cicit hingga kini masih memegang pikukuh karuhun Pajajaran, kerajaan Sunda dahulu.
9. Kampung Mahmud
Di Didekat aliran Sungai Citarum lama Di Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, terdapat sebuah kampung bernama Kampung Mahmud.
Wara Di sini dikenal Di kesederhanaan Life Style dan kesetiaan mereka Ke ajaran Islam. Tetapi, Di sini juga hidup Kearifan Lokal Sunda yang telah dipadukan Di ajaran-ajaran Islam.
Kampung Mahmud kini banyak dikunjungi sebagai tempat ziarah, sebab Di sini ada makam-makam keramat, yakni para pendahulu pendiri kampung ini sekaligus penyebar Islam awal.
Makam keramat yang banyak diziarahi yaitu makam Eyang Abdul Manaf, makam Sembah Eyang Dalem Abdullah Gedug, dan makam Sembah Agung Zaenal Arif.
Di segi arsitektur, Rumah-Rumah Di Kampung Mahmud biasanya dibangun sebagai Rumah panggung Di bahan kayu dan bambu, yang dipercaya Memiliki kekuatan magis dan sesuai Di Situasi tanah yang berupa endapan rawa.
10. Kampung Kearifan Lokal Global Sindang Produk Internasional
Kampung Kearifan Lokal Global Sindang Produk Internasional Foto: (Luthfi hafidz/detikcom)
|
Kampung Kearifan Lokal Global Sindang Produk Internasional berada Di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kampung ini tetap mempertahankan berbagai aspek Kearifan Lokal Global lokal kerajaan Pajajaran, termasuk upacara tradisional dan situs sejarah.
Kearifan Lokal seperti Seren Taun yang merupakan upacara syukur hasil panen, dan juga beberapa situs bersejarah seperti tempat tinggal permaisuri Prabu Siliwangi dan tempat Laga Persahabatan para satria kerajaan masih dipraktikkan dan dirawat hingga kini.
Dikutip Di detikTravel, Di Kampung Kearifan Lokal Global Sindang Produk Internasional terdapat delapan macam Seni Kearifan Lokal Sunda yang telah direvitalisasi dan dilestarikan Dari para penduduknya. Di sini terdapat pula situs-situs purbakala peninggalan kerajaan Pajajaran berupa bukit-bukit berundak.
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: 10 Kampung Adat Sunda yang Masih Bertahan Di Jawa Barat