Bandung –
Ibu hamil memang harus dijaga kandungannya agar sang janin sehat dan lahir Untuk keadaan selamat tanpa kurang apapun. Di zaman ini, ibu hamil memeriksakan diri Di Ahli Kepuasan kandungan, Akan Tetapi Di zaman dulu mitos menjadi panduan Untuk menjaga kehamilan.
Termasuk, menjaga kehamilan Di terjadi bencana alam, Di antaranya Guncangan Bumi. Banyak mitos tentang ibu hamil Di Guncangan Bumi, mulai Didalam bersembunyi, mandi, hingga mengoleskan abu Di perut.
Beberapa mitos itu terjadi Di tanah Sunda. Menurut adat-istiadat, mitos-mitos ibu hamil Di Guncangan Bumi itu ditujukan agar sang janin dan bundanya selamat hingga saatnya nanti melahirkan.
Apa saja mitos ibu hamil Di Guncangan Bumi Di Sunda? Simak selengkapnya Di bawah ini.
Mitos Ibu Hamil Di Guncangan Bumi Di Sunda
Orang Sunda banyak adat istiadatnya, tak terkecuali Untuk ibu hamil. Didalam semua adat istiadat seperti tidak boleh melihat yang buruk-buruk Di mengandung, suaminya tidak boleh menyembelih binatang, tidak boleh tidak dipenuhi keinginannya ketika mengidam, dan sebagainya, dapat ditarik kesimpulan bahwa ibu hamil harus selalu Merasakan hal yang baik. Jika tidak, khawatir janinnya Akansegera lahir sebagai anak yang kurang sempurna.
Ketika terjadi Guncangan Bumi, gerhana, dan Trend Populer alam lainnya, ibu hamil juga harus Merasakan yang terbaik. Dan hal yang baik itu dipandu Didalam mitos.
R. Akip Prawira Soeganda Untuk Literatur Upacara Adat Di Pasundan (1982) menjelaskan bahwa jika gempa terjadi dan ibu hamil melanggar pantangan sebagaimana dijelaskan Untuk mitosnya, maka dikhawatirkan bayi yang lahir Akansegera cacat.
1. Masuk Di Kolong
Ibu hamil Di Sunda Di Berjuang Didalam Guncangan Bumi harus masuk Di kolong. Kolong adalah ruang kosong Di bawah Perabot atau Di bawah Rumah, atau Di bawah langit yang disebut kolong langit.
Akan Tetapi, yang dimaksud kolong Untuk Situasi Ini adalah masuk Didalam maksud bersembunyi Di kolong golodog. Golodog adalah Dibagian seperti tangga Di pintu Di Rumah-Rumah panggung Di Sunda.
Rumah-Rumah panggung Di Sunda punya Dibagian yang disebut golodog yang menghubungkan tanah Di Rumah. Golodog juga sering dipakai Sebagai ngaso dan ngerumpi kaum perempuan.
2. Ibu Hamil Harus Mandi Jika Gempa
Jika terjadi gempa, ibu hamil harus masuk Di kolong golodog. Memang golodog itu sempit, tapi Di celah-celahnya, mata dapat mengintip Di luar, Di area halaman Rumah panggung.
Rumah panggung punya struktur yang fleksibel, Supaya jika terjadi getaran gempa, Rumah ini cenderung dapat bertahan. Tidak ada tembok yang retak sebab semua bahan bangunan Rumah panggung Didalam kayu dan bambu.
Jika ibu hamil sembunyi Di gologod, dia harus segera keluar jika getaran gempa sudah berhenti. Di keluar Didalam golodog, tidak diperboehkan ibu hamil langsung ikut ngerumpi, Akan Tetapi sesuai mitos, diharuskan mandi.
Mandi Mungkin Saja ditujukan Sebagai meredakan kepanikan akibat gempa. Akan Tetapi, sebagaimana umumnya mitos, tidak ada penjelasan logis atas tindakan-tindakan ini.
3. Makan dan Minum
Seusai mandi, ibu hamil harus makan dan minum, sebagaimana mitos ini dijelaskan R Akip Prawira Soeganda Untuk Literatur Upacara Adat Di Pasundan (1982).
“Jika kejadian ada gerhana bulan atau terasa Guncangan Bumi, orang yang mengandung itu harus masuk Di kolong sebentar, lalu mandi, dan habis mandi makan minum. Kata orang jika tidak dikiasi demikian, nanti Akansegera kejadian apa-apa Di anak yang dikandung itu,” tulisnya.
4. Mengoleskan Abu Di Perut Hamil
Selain Di Sunda, mitos ibu hamil Di Guncangan Bumi terjadi harus melakukan hal ini dan hal itu, juga terjadi Di Lokasi lain Di Indonesia.
Dikutip Didalam The Asian Parent, Di Indonesia, ada mitos bahwa ibu hamil Di terjadi gempa harus mengoleskan abu Di perutnya. Ini dimaksudkan agar janin Di Untuk perut terbangun.
Akan Tetapi, mitos itu ternyata tidak terbukti secara medis berpengaruh Pada kehamilan. Kejadian gempa tidak berpengaruh kepada ibu hamil kecuali hanya menimbulkan kepanikan. Dan kepanikan yang sesaat tidak berbahaya.
Pengaruh Kepanikan Guncangan Bumi Pada Kehamilan
Dikutip Didalam detikHealth, sering disebutkan bahwa Kepuasan psikologis ibu hamil dapat berpengaruh langsung kepada janin. Yaitu, jika si ibu Merasakan Beban atau kecemasan berlebih maka bayi mereka bisa ikut merasakannya. Termasuk jika Beban akibat kepanikan Berjuang Didalam Guncangan Bumi.
Hal ini dikhawatirkan dapat membahayakan Kepuasan bayi Untuk kandungan mereka.
Ahli kandungan, Prof Dr dr Budi Iman Santoso, SpOG(K), menegaskan bahwa hal tersebut tidak perlu dicemaskan. Panik sesaat ketika gempa tidak Akansegera berpengaruh Di janin.
“Yang bahaya itu panik berbulan bulan yang kronis. Kalau panik sesaat enggak berpengaruh Di bayinya, itu mitos,” katanya Di ditemui Didalam detikHealth, Sabtu (3/8/2019).
Rasa panik dan cemas berlebihan Untuk jangka waktu lama bisa berbahaya. Sebab dapat menambah tingkat Beban Di ibu hamil dan membahayakan kandungan mereka. Ahli Kepuasan Budi menyarankan agar ibu hamil menghindari Beban.
(iqk/iqk)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: 4 Mitos Ibu Hamil Di Sunda Di Guncangan Bumi